03 Kamu Lucu

1.2K 159 101
                                    

18.15 p.m.

Saat petang tiba, Satria mengajak tiga temannya untuk keluar, makan malam sekalian belanja kebutuhan logistik untuk pendakian mereka esok harinya. Malam itu Satria membawa mereka ke sebuah warung tenda yang menjual ayam goreng. Letaknya di belakang pos polisi di sebuah perempatan besar. Ayam goreng dengan bumbu lengkuas yang banyak, seperti serundeng, rasanya gurih.

Mereka makan cepat saja, karena selanjutnya mereka mesti belanja kebutuhan logistik. Keburu kemalaman. Tujuannya adalah swalayan P&D Aroma. Bangunan yang sepertinya untuk dua toko yang disatukan. Di bagian wajahnya terdapat tulisan nama itu dalam ukuran yang besar.

"P&D itu dari Bahasa Belanda, Proviand and Drank. Kalau sekarang kayak food and beverage," cerita Satria setelah menarik tuas handbrake di depan toko tersebut. Sebuah trivia dari Satria yang penduduk setempat.

Mereka berempat turun dari mobil dan langsung masuk ke toko itu. Dony menunggu Lala yang turun paling terakhir dari mobil. Perempuan itu ribet dengan pouch yang dibawanya. Dony hendak menggandeng tangan Lala, tapi perempuan itu menepisnya. Mereka memang masih minim interaksi.

"Kenapa sih La, ngambeknya lama amat?"

Lala hanya mencebik, "Nggak suka sama om-om mesum!"

"Tadi bercanda, La."

"Nggak lucu bercandanya."

"Iya, si paling lucu."

"Ish!" Lala lalu mempercepat jalannya, mensejajarkan dirinya dengan Satria yang sudah dulu berjalan di depan bersama Nyoman. Dony membiarkan Lala, dia berjalan santai di belakang ketiga temannya.

"Sebenarnya kalau siang ada burger yang enak banget disini. Antriannya bisa belasan sampai puluhan," cerita Satria lagi saat di depan pintu masuk, dia seperti seorang tour guide yang baik.

"Nggak usah cerita kalau nggak ada, Bang," keluh Lala.

"Kamu lucu banget sih," ujar Satria sambil berjalan mendorong troli.

Lala hanya mencebik pada Satria. Tanpa ia sadari, Dony sudah berdiri di sebelahnya.

"Kan, lucu..." goda Dony.

Lala manyun digoda begitu.

Memasuki toko itu mereka langsung disambut outlet penjual jajanan di sebalah kiri. Berbagai jenik makanan tersaji di rak kaca. Dari kue tradisional lokal sampai kue modern semacam cake black forest, red velvet, serta berbagai macam pastry. Beberapa jenis roti juga ada di sana. Dony memilih ke outlet itu dulu. Dia mengeluarkan kamera pocketnya lalu mengambil beberapa foto.

"La, ada klepon!" Ujar Dony saat melihat jajanan itu. Membuat Lala berbalik ke arahnya.

"Eh, tapi ini kayaknya udah agak bau ampasnya, Mas. Dari pagi soalnya," ujar seorang pelayan yang bertugas di balik outlet jajanan itu.

Lala kembali Manyun. 

"Mau cake nggak?" Tawar Dony, "Atau yang lain?"

"Bang Sat! Mau roti nggak?" Ucap Lala sedikit teriak supaya bisa di dengar Satria.

"Besok aja," jawab Satria.

Lala menurut pada Satria, kemudian berjalan mengikuti Satria menuju area grocery. Dony mengikuti di belakangnya.

Berbagai bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga dijual di swalayan itu. Seperti supermarket pada umumnya. Satria dan Nyoman sudah memasukkan beberapa barang kebutuhan dasar ke troli. Air mineral ukuran 1,5 liter sebanyak delapan botol. Telur, dua wadah plastik. Nyoman menambahkan beberapa snack kesukaannya ke troli itu.

Renjana Bianglala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang