YOU POV
Waktu telah menunjukkan pukul 12 malam. Aku tak bisa tertidur berkat rasa sakit yang aku rasakan di sekujur tubuhku. Sementara lelaki yang menyetubuhi selama tiga jam penuh telah tumbang saking merasa puas dan lelahnya atas permainan kami yang amat brutal. Tanganku yang bergetar pun berusaha mengambil handphoneku yang terjatuh ke lantai kamar, namun saking lemas nya aku sampai membuat tubuhku ikut limbung dan terjatuh keras ke atas lantai kamar ini.
Tangisku pecah untuk kesekian kalinya, rasa sakit itu begitu memenuhi ku sampai di batas yang membuat tubuhku bergetar tak karuan. Setelah handphone berada di tanganku, aku panggil dengan lembut Jake yang sepertinya masih tertidur nyenyak di atas kasur.
"Jake?" tak ada jawaban, aku rasa anak itu tidur seperti orang mati.
Aku pun membuka handphone milikku, berusaha menghubungi salah satu anggota di lingkungan ini agar dapat membantuku bangkit dari lantai kamar. Nama kontak yang pertama kali aku temukan adalah nama Heeseung, namun aku tak mungkin meminta tolong pada orang yang ikut membuat tubuhku tak berdaya seperti ini.
Sial, aku tak bisa meminta tolong pada Sunoo karena ia pun dalam kondisi yang tak kalah memprihatinkan dariku. Terus berusaha aku pikirkan ingin meminta tolong pada siapa, hingga pintu kamar ini terbuka dengan kasar. Lelaki yang membuka pintu itu langsung berlari menghampiri yang terbaring lemah di sisi kiri kasur dan langsung menggendong tubuhku keluar dari kamar ini. Bukannya membaringkan tubuhku kembali di sebelah Jake.
"Jay, tubuhku sakit sekali.." tanpa sadar aku mengadu atas rasa sakit yang aku rasakan di sekujur tubuhku, namun saking tak kuatnya Jay Park menggendong tubuhku lama, lelaki itu dudukkan aku di sebuah kursi yang sangat berdekatan dengan tangga. Sekuat tenaga aku berusaha menahan rasa sakit yang teramat sangat ketika aku mendudukkan diri di atas sofa tersebut.
"Aku tak kuat menggendong lama, sebentar aku panggilkan orang lain untuk membantu ku yaa." ucap Jay Park sempat melihat ke arah lantai utama sebelum ia kembali menghampiriku lalu berjongkok di hadapanku. "Naiklah ke atas punggungku!" pinta lelaki itu yang langsung aku turuti dengan sekuat tenaga.
"Apa kau kuat?" tanyaku yang langsung dijawab, "Kuat, jika menggendongnya dalam posisi ini." benar adanya, lelaki itu seperti lebih kokoh jika mengandalkan keseluruhan tubuhnya ketimbang hanya menggendongku menggunakan dua tangannya. Berusaha aku tak menganggu konsentrasi Jay Park saat menuruni satu per satu tangga di rumah ini, hingga akhirnya kami sampai di kamar milikku.
Jay Park letakkan tubuhku dengan perlahan ke atas kasur, lalu membantuku kembali mengenakan pakaianku. Setelah itu, Jay tuntun aku berbaring di atas kasur lalu ia pasangkan selimut di tubuhku sebelum ia dudukkan dirinya di pinggiran kasurku. Jay Park usap air mata yang tanpa sadar mengalir membasahi wajahku.
Tanpa sadar, tanganku meremas tangan Jay Park yang beralih mengelus tengkukku untuk ia layangkan kecupan manis di dahiku. Entah mengapa malah memecah tangisku semakin menjadi-jadi, Jay yang bingung atas tangisanku pun mulai menampilkan ekspresi merasa bersalah. "Kok menangis lagi?" tanya lelaki itu. Aku tanpa sadar memberikan tatapan lemah padanya sambil mengadu untuk kedua kalinya, "Tubuhku sakit sekali Jay, aku harus meminum obat jika tidak aku tak bisa tidur semalaman penuh".
Jay anggukkan kepalanya sebelum bangkit dari kasur ini dan meninggalkan kamarku untuk mengambil obat pereda rasa sakit yang aku maksud. Namun, saat aku tengah menunggu kehadiran Jay Park kembali, masuk seorang laki-laki dengan ekspresi yang menahan kesal begitu besar di wajahnya. Lelaki berkulit putih itu mendekat ke arahku dengan tangan yang bergetar dan mengepal seolah ingin memukulku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARIUM
Romance[🔞] HARIUM adalah lingkungan buatan manusia yang memiliki anggota bernama Heeseung, Jay, Sunghoon, Jake, Sunoo, Riki dan dirimu. Seluruh kegiatan, hubungan antar manusia hingga percintaan akan sepenuhnya diatur oleh seseorang yang menyebut dirinya...