FA. Bab 26

3.3K 105 0
                                    

Plakk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Plakk!

"Apa yang kamu lakukan Fadel!! Mama gak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi seorang pembunuh!! Aisyah itu istrimu!! Kenapa kamu malah semakin kejam seperti ini?! Apa salah Aisyah, hah?!! Kalau dia salah seharusnya sebagai seorang suami, kamu menasehatinya bukan menyakitinya!!"

Nafas Mama Sarah menggebu-gebu, dia sangat marah terlihat jelas dari raut wajah dan sorot matanya. Fadel belum pernah melihat ibu kandungnya semarah ini.

"Kenapa? Kenapa kamu jadi seperti ini nak? Mama.. hiks... Mama kecewa sama kamu. Mama nggak nyangka kamu punya niat jahat sama istrimu sendiri. Aisyah salah apa?! Kasih tau Mama, Aisyah salah apa?!" lirih Mama Sarah disertai isak tangis.

Fadel hanya diam mendengar omelan sang Ibu. Ia menunduk tak kuat melihat wanita tercintanya itu menangis. Hal yang paling Fadel benci adalah melihat Mamanya menangis.

Sudah cukup ia melihat semua derita dan rasa sakit yang Mamanya rasakan di masa lalu, tapi kali ini Fadel merasa gagal mempertahankan senyuman indah di wajah wanita yang telah melahirkannya.

"Ma..." lirih Fadel hendak menyentuh tangan Mamanya, namun segera di tepis.

"Jangan ngomong sama Mama sebelum kamu menyesali perbuatanmu dan meminta maaf pada Aisyah!" geram Mama Sarah.

Fadel mendongak. "Fadel mohon jangan nangis, Ma. Fadel gak suka lihat Mama nangis."

Mama Sarah menghapus kasar air matanya. "Ini semua karena kamu! Mama gak akan nangis kalau kamu gak menyakiti Aisyah. Kamu sakiti Aisyah sama saja kamu menyakiti Mama!! Mama kecewa sama kamu, Del. Mama sudah gagal menjadi seorang ibu!"

Fadel menggeleng cepat. "Gak, Ma! Mama gak gagal jadi ibu buat Fadel. Mama itu ibu yang terbaik. Fadel minta maaf, Ma. Mama jangan nangis terus, Fadel sedih liatnya." Fadel membawa Mamanya ke dalam pelukan.

"Fadel minta maaf, Ma. Jangan nangis," lirihnya.

Mama Sarah segera melepas pelukan sang putra. Wajahnya masih terlihat marah.

"Mama akan memaafkan kamu kalau Aisyah juga memaafkan kamu, Fadel. Sebelum kamu minta maaf sama Aisyah, jangan harap Mama mau ketemu sama kamu."

"Ma–"

Ceklek

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka. Mama Sarah segera menghampiri dokter yang memeriksa Aisyah.

"Gimana keadaan anak saya, dok?" tanya Mama Sarah khawatir.

Dokter itu tersenyum. "Alhamdulillah keadaan anak ibu baik-baik saja. Pendarahannya juga sudah berhenti. Untungnya pasien di bawa cepat ke rumah sakit, kalau tidak mungkin sudah berakibat fatal. Pasien juga sudah siuman dan kami akan terus memantau kondisi pasien," jelas Dokter.

Mama Sarah dan Farel menghela napas lega. Sedang, Fadel hanya bersikap biasa saja seperti tidak ada yang terjadi.

"Saya boleh melihat anak saya, dok?"

Fadel & Aisyah (our destiny)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang