Malam itu Jaemin baru kembali dari rumah sakit meski dia direktur tapi dia tetap punya tugas pasien.
Mobilnya menepi saat melihat segerombol wanita yang tampak mengerumuni seseorang.
Tidak butuh waktu lama Jaemin sadar kalau yang mereka kerumuni adalah artis.
"Tolong jangan berkerumun di sini, beri dia ruang untuk bernafas" Jaemin menerobos kerumunan lalu menarik remaja dengan outfit serba hitam itu masuk ke mobilnya.
"Huh, terimakasih sudah membantu" remaja itu membuka topi dan maskernya.
"Oh Shaka kita bertemu lagi" sapa Jaemin dengan senyum manisnya membuat Shaka selalu nyaman.
"Mau main ke tempatku ??, kami menyebutnya basecamp" tawar Jaemin dan Shaka tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk
"Oke"
Lagian dirinya sedang jalan sendiri tanpa manager karena Villa yang di sewanya tak jauh dan dia juga pakai masker dan topi.
"Tempatnya tak jauh"
Dalam perjalanan singkat itu mereka berbicara banyak hal mulai dari diri masing masing sampai pada sebuah rahasia tentang Shaka dan Sakuya.
"Berapa lama kalian berteman ??, Sakuya dan kau"
"Eng, kurang lebih 3 tahun"
"Kalian berteman selama 3 tahun ??" Shaka mengangguk.
"Sakuya dan aku punya banyak kemiripan karena itu kami berteman bahkan manager pun berfikir kami kembar yang terpisah haha" Shaka tersenyum tipis.
"Sakuya menitipkan pesan 'percayalah bahwa takdir terkadang mempermainkan, bersiap untuk setiap kejutannya', aku merasa terhormat putra Nakamoto memintaku menyampaikannya dia banyak membantuku dalam segala hal"
Sesampainya di bar mereka menaiki lift ke lantai 15.
Pintu di buka suara pertama yang menggudara adalah Haechan yang ribut
"Bukankah dia-
-solois baru yang waktu itu??"
Sontak semua mata tertuju pada dua manusia yang berjalan mendekat di mana ada remaja yang mereka bicarakan beberapa jam yang lalu tengah mengekor.
"H-halo senang bertemu dengan kalian"
Semuanya mematung bukan tak senang melainkan bingung harus berekspresi bagaimana.
"Hey, tak perlu cangung mereka bukan spesies hewan kanibal mereka hewan langka" kata kata Haechan mendapat apresiasi tempelengan dari Renjun
"Ngomong apa lo hah ??, mau gue karetin bibir lo itu ??" Haechan meringis lalu nyengir tanpa dosa.
"Shaka ya ?, sudah mengenal kami ??" tanya Mark sebagai tetua.
Soobin sudah ingin memeluk jika saja tak ingat kenyataan bahwa dia bukanlah Sakuya mereka tapi entah hatinya berontak ingin mendekap erat erat.
"Aku sudah mengenal kalian, eh maksudku Sakuya dia mengenalkanku" mereka tersenyum menyembunyikan keterkejutan.
Jaemin yang sedari tadi diam memperhatikan pun angkat bicara.
"Tidak pegal kalian berdiri begitu ??, kalian masih punya pita suara saat duduk" Renjun tersenyum bangga karena Jaemin bisa berkata sarkas sepertinya.
Setelah semua berkumpul mereka melingkar di karpet untuk sekedar mendekatkan diri.
"Tidak perlu membahas dia yang sudah tiada sekarang eng-
Mark berfikir sejenak sebelum melanjutkan dan yang lain menunggu.
-bagaimana perasaanmu saat tinggal di bandung ??, atau saat bertemu kami"
Shaka tersenyum, agak cangung karena sudah lama tidak berkumpul kumpul mungkin satu tahun lebih ?.
"Aku senang bandung lebih dari indah meski agak panas, aku juga senang bertemu kalian yang selama ini aku cari" Junkyu menggeryit dalam
"Maksudmu ??" pertanyaan yang di lontarkan Junkyu mewakili semua yang ada di ruangan.
"Err, tidak ada hanya saja rasanya membosankan hidup sendirian apa lagi dia telah pergi, entahlah aku bosan berteman dengan kamera, in ear, dan tumpukkan kertas lagu, karirku terkesan baru memang tapi rasanya semakin menyulitkan saat mulai naik ke ujung bukit" terang Shaka gugup.
Jaemin mengulum senyum lalu merangkul remaja di sampingnya dia tau dirinya tak bisa menganggap Shaka adalah Sakuya karena bagaimanapun di dunia hanya ada satu Shaka dan satu Sakuya meski mirip ataupun sedarah.
'Kenapa harus mirip banget sih ??'
"Kami semua teman dan kau juga termasuk di dalamnya, jangan pernah menyimpan semuanya sendirian karena kami selalu terbuka" ungkapan tak terduga dari Jaemin adalah awal dari kisah baru bagi mereka.
Jisung di dekat Sion dan Sion di dekat Yushi mereka ber tiga diam menyimak tapi sesekali bertukar pandangan seolah berbicara lewat mata, pemikiran yang sama apa lagi Yushi yang sangat yakin dengan fikirannya.
Vommey nya ya.
Gak tau harus bilang
Sebenernya waktu TDS itu Jaemin di paksa lepas baju ya ?, padahal Jaemin gak mau meski emang nunjukin abs nya
Dia sayang sama neneknya jadi jangan maksa maksa kasian ke Jaeminnya bisa di tekan sama agensi nanti ;)
11.00wib
Selasa_07_05_2024
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Dear Anggle
Bí ẩn / Giật gânbagian 2 dari My Anggle. "serupa tapi tak sama, dia Fujinaga Shakara dan milikku adalah Nakamoto Sakuya"