Hari senin masih tetap cerah seperti biasa, namun di pemukiman kumuh tersebut terlihat beberapa orang sedang berjaga bergantian di salah satu rumah tersebut.
Karena di dalamnya merupakan tempat dan juga salah satu markas dari Geng Elang.
"Bos glen di mana?" tanya Bondan ke penjaga ruangan.
"Ada di dalam," penjaga tersebut kemudian membuka pintu dan mempersilahkan Bondan masuk.
"Hai bos! Sudah ada info dari bocah kemaren?" tanya Bondan kepada seseorang yang sedang menikmati kopi. Badannya juga tidak kalah kekar.
Orang yang dipanggil bos tersebut menoleh kemudian kembali melanjutkan untuk menyeruput kopinya. "Uangnya sudah ditransfer, tenang saja" -melihat ke arah bondan- "Habis ini gue dan 2 panglima lainnya akan rapat."
"Membahas tentang apa bos?"
"Yang pasti menghasilkan untuk kita."
"Bos Glen-" ucap Bondan yang hendak bertanya namun terhenti.
"Apa?"
"Tidak jadi bos," jawab bondan karena melihat Glen sepertinya sedang tidak ingin berbicara banyak.
"Bondan!" Teriak Glen setelah beberapa saat hening
"Siap bos," jawab Bondan sigap
"Lu mau nanya tentang vista kan?"
Bondan kaget atas pertanyaan Glen seraya bertanya balik dengan gugup"ma-maaf bos?"
"Darius tadi ke sini. Dia sudah cerita, semua pertanyaannya juga sudah gue jawab." -Glen kemudian kembali meminum kopi- "Katanya lu juga penasaran kan?"
"I-iya bos, soalnya kita tau sendiri kalau bos glen sangat ahli dalam silat. Bagaimana mungkin dikalahkan oleh vista ini?" tanya Bondan mencoba untuk memberanikan diri
"Santai saja bon! Jangankan lu, Gue aja masih belum percaya dengan kejadian waktu itu. Kalo lu gak percaya itu wajar," ucap Glen sambil memijat kepalanya yang sedang berdenyut-denyut.
"Gue aja yang lengah waktu itu," ucap glen melanjutkan, kemudian melihat Bondan yang masih antusias mendengarkan ceritanya.
"Sekarang vista ini dimana bos?"
"Entahlah, karena kita kehilangan info setelah kejadian tersebut." -Glen memandang ke langit-langit ruangan- "Atau mungkin jenderal tidak ingin kita terlibat lagi dengannya."
"Kalau bos glen bertemu lagi dengan vista, kira-kira siapa yang akan menang bos?" akhirnya pertanyaan yang ingin ditanyakan dari dulu bisa keluar dari mulut Bondan.
"Hhhh, tentu saja gue bon! Itu sudah sangat jelas" jawab Glen tersenyum licik. "Harus menang," tegasnya mengepalkan tangan.
Bondan yang melihat bosnya mulai tidak nyaman, akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan pertanyaan.
Meskipun masih banyak tanda tanya yang ada di otak Bondan, namun jawaban yang diberikan Glen sudah lebih dari cukup untuk memastikan kebenaran kejadian 9 tahun silam ketika geng elang masih terbilang cukup kecil.
Drrrttt,
"Halo Fariz, ada apa?" tanya Glen yang mengangkat telpon.
"Elite & panglima berkumpul sekarang!" perintah sosok di seberang.
"Oke!"-menutup telpon-"Gue rapat dulu bon, jaga tempat ini baik-baik!" pesan Glen kemudian keluar menuju tempat rapat.
Setelah sampai, semuanya sudah berkumpul. 20 elite dan juga 3 panglima dari geng elang. Total anggota rapat ada 24 orang dipimpin langsung oleh jenderal utama mereka yaitu Fariz.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANDZA
Teen Fiction•Cinta Beda Usia• Aisyah Nur Izzah seorang anak yang sering mengalami perundungan baik itu di rumah, sekolah, maupun di tempat-tempat yang lain. Pengkhianatan teman, dikucilkan dalam circle merupakan makanan sehari-hari bagi dirinya. Namun.... Cint...