Part 08

45 9 0
                                    

Yoshi dan Hyunsuk menunggu di depan ruang ICU tempat Jihoon terbaring. Keduanya menunggu orang tua Jihoon juga hasil DNA.

"Hyung... Gue takut," lirih Yoshi

Hyunsuk hanya diam memeluk Yoshi dari samping. Dirinya juga merasa takut. Sejak awal ketemu Jihoon, Hyunsuk merasa begitu dekat.

"Yoshi, Hyunsuk, gimana Jihoon?" Ayah dan Bunda Jihoon datang dengan tergesa-gesa.

"Masih di tangani Papa di dalam," jawab Yoshi

"Yah .. Jihoon," lirih Bunda

Hyunsuk hanya menunduk. Dirinya juga merasa takut jika sesuatu terjadi pada Jihoon.

Bertahan Ji. Gue mohon. Hyunsuk menatap pintu ruang ICU berharap Jihoon baik-baik saja.

Tidak lama Dokter keluar. Orang tua Jihoon langsung menghampiri.

"Bagaimana keadaan Jihoon?" Tanya Bunda

"Keadaan Jihoon saat ini kritis. Saya tidak bisa memastikan kapan Jihoon akan sadar sementara leukimia yang di derita Jihoon sudah menyebar ke seluruh tubuh," jelas Dokter dengan pelan.

"Ya Tuhan Jihoon," Bunda Jihoon menangis di pelukan suaminya.

"Banyak berdoa buat Jihoon. Semoga ada keajaiban,"

"Apa tidak ada yang bisa di upayakan untuk Jihoon?" Tanya Ayah

"Untuk saat ini tidak bisa karna kondisi Jihoon sedang lemah. Kemopun tidak bisa di lakukan karna saya takut akan semakin menjalar. Jalan satu-satunya membawa Jihoon keluar negri mungkin ada yang bisa di lakukan dokter di sana," jawab Dokter

"Dok... Apa gak bisa transplantasi sel darah putih?" Ujar Hyunsuk

"Bisa saja tapi kondisi Jihoon saat ini tidak memungkinkan. Dan juga harus dengan keluarga kandungnya,"

"Jadi Jihoon..." Suara Yoshi mulai bergetar.

"Maafkan Papa tidak bisa berbuat apapun untuk Jihoon. Berdoalah semoga Jihoon baik-baik saja. Setelah keadaannya membaik Papa akan coba cari Dokter terbaik di luar yang bisa menyembuhkan Jihoon," ujar Papa Yoshi sambil memeluknya.

"Beneran Pa?"

Dokter mengangguk "teruslah berdoa,"

"Yoshi akan terus berdoa di sini buat Jihoon. Makasih Pa,"

"Kalau begitu saya permisi dulu. Ah iya apa Junkyu ada? Jihoon terus menyebut nama Junkyu mungkin dia bisa jadi penguat untuk Jihoon," saran Dokter sebelum pergi.

Yoshi menunduk begitu juga Hyunsuk. Keduanya bingung harus bagaimana.

"Hyung..." Lirih Yoshi

"Biar gue yang cari Junkyu," ujar Hyunsuk

"Tapi Hyung,"

"Demi keselamatan Jihoon,"

Hyunsuk pergi tanpa menghiraukan suara Yoshi yang terus memanggil.

Beberapa jam kemudian Hyunsuk kembali tanpa Junkyu.

"Junkyu gak mau nemuin Jihoon ya Hyung?" Tanya Yoshi

"Kita gak perlu Junkyu," jawab Hyunsuk

Yoshi melihat aura dingin dari wajah Hyunsuk. Dia penasaran kenapa Hyunsuk jadi seperti itu.

"Hyung... Kenapa?"

"Junkyu gak akan bisa baik lagi sama Jihoon," Hyunsuk menunduk menahan sesak di dada dengan apa yang di lihatnya tadi.

Ketika Hyunsuk sampai di apartemen Junkyu. Dia melihat Junkyu menatap buket bunga yang di berikan Jihoon tadi siang. Setelah menatapnya lama Junkyu membuang bunga itu tanpa ragu. Hyunsuk marah melihat itu. Jihoon susah payah membeli bunga itu tapi malah di buang. Itu sebabnya Hyunsuk tidak jadi menemui Junkyu dan memilih gak peduli dengan Junkyu.

Bunga Terakhir Untuk JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang