Setelah hari Sabtu bencana itu, keesokan harinya, atau lebih tepatnya hari Minggu, Wooyoung benar – benar tak membalas satupun chat dari San.
Senin pagi, Ketika San memutuskan menunggu Wooyoung di pos satpam, cowok manis itu hanya menatap sekilas dan lari kencang menuju kelasnya.
Siang hari ketika jam olahraga kelas San dan Wooyoung, si empu benar – benar tak mempedulikannya.
Sekarang ini, di jam istirahat. Ketika San memutuskan menjenguk Wooyoung di kelasnya, teman – temannya bilang si empu telah pergi ke kantin dahulu bersama teman kakak kelasnya.
San berdecak sebal, ada apa dengan semua ini? Padahal San sekarang benar – benar ingin berada di samping Wooyoung hanya sekedar bercengkrama.
Saking kesalnya, ia tak sadar kakinya berjalan menuju perpustakaan. Ah, perpustakaan memang tempat yang pas untuk meredakan amarah.
Sesampainya disana, San berjalan menuju rak yang dipenuhi oleh buku sejarah. Netranya menatap seksama jajaran buku yang tebal itu. Namun saat seseorang didepannya mencuri perhatian San, jantungnya berdegup kencang.
Namun, orang di depannya itu membelalakkan mata dan segera berlari menjauh. Untung saja San sigap mencegahnya dan segera mencengkram lengan si empu.
"Akhirnya!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.