4.

155 7 0
                                    

"Gimana kencan kamu sama Keano, nak?" Tanya Aran, kini mereka berada di meja makan sedang makan bersama.

"Kita baru ngobrol dikit, Pa" Asa menjawab dengan tangan nya sibuk memotong makanan.

"Ohh.. Pantes tadi Keano telfon papa. Dia bilang kamu pergi gara-gara ada urusan. Memang urusan apa, nak?"

Deg

Jantung Asa rasanya berdebar sangat kencang, dia masih belum berani membicarakan ini dengan kedua orang tua nya.

"Udah makan dulu ya. Ngobrol lanjut nanti kalo udah selesai makan" Huftt, untung saja Mama Asa, bisa mengetahui situasi.

Mereka kembali diam. Situasi kembali hening, hanya dentuman alat makan saja yang beradu kali ini.

Asa sudah menyelesaikan makan malam yang menegangkan itu baginya. "Gue masih terlalu takut buat ngomong ke papa maupun mama, atas perilaku menyimpang gue" Asa masih memikirkan hubungan nya dengan Marsha.

Tok.. Tok..

"Sa, kamu udah tidur nak?" Tanya sang mama yang berada di depan pintu kamar Asa.

"Belum, Ma. Masuk aja" Ucapnya yang kembali berkutat dengan laptop beserta kertas-kertas penting yang berserakan di meja kerjanya.

Ceklek

"Kenapa, Ma?"

"Sa, mama mau kamu cerita sama mama pelan-pelan. Apa yang ganggu pikiran kamu? Mama ngerasain kalo kamu bersikap gak kaya biasanya" Asa hanya bisa diam mendengar penuturan Erine Manuel Wenadikta also known as Mama Asa.

"Maa.." Asa terlalu berat untuk menceritakan semuanya. Ini diluar kendali nya, semua terjadi begitu saja. Seperti air yang mengalir mengikuti alurnya.

"Asa, mama tau kamu belum bisa cerita sama mama. Please, Sa kamu kasih tau mama kali ini aja. Mama gak tega liat kamu kaya begini" Ucap Erine dengan lembut, ia membelai pipi sang anak. "Mau ya, Sa?"

Huftt

"Okay, calm down, Sa. Everything will be okay" Ucap nya dalam hati.

Kemudian tidak mau membuang waktu lebih banyak, Asa menceritakan mulai dari pertemuan pertama ia dengan Marsha hingga sekarang ini. Erine mendengar semua keluh kesah anak gadis nya itu, Erine gak mau jadi Ibu yang gagal buat Asa.

"Jadi, kamu lagi jatuh cinta sama cewek yang namanya Marsha?" Asa mengangguk memberi jawaban.

"Yaudah besok bawa kesini, mama mau liat Marsha yang kamu ceritain" Bola Mata Asa membesar. Asa kaget, sangat kaget. "Maa, yakin?" Asa memastikan kembali.

"Mama gak pernah gak yakin sama omongan mama" Ucap nya tersenyum lembut pada Asa. Erine tidak akan menyalahkan Asa, menurutnya Asa sudah berani ngomong jujur dengan Erine itu sudah lebih dari cukup. Erine tidak terlalu mempermasalahkan Asa jatuh cinta kepada siapa, karena cinta akan berlabuh kepada siapa saja yang membuat nya tak terduga.

"Oke, kalo mama mau nya itu. Asa akan bawa besok dan buktiin ke mama dan papa bahwa Asa bukan pengecut" Ucap Asa sudah mulai percaya diri, berkat dukungan mamanya.

"Nah gitu dong anak mama. Harus berani menghadapi segala sesuatu dan gak boleh lari dari tanggung jawab pasti nya" Asa mengangguk dan memeluk Erine dengan erat, Asa sangat sayang dengan mamanya ini. Selalu mau mendengar masalahnya tanpa takut di cela.

Di pagi ini Asa sudah siap menjemput Marsha untuk bertemu dengan kedua orang tua nya. Tapi ada yang menganggu pikiran nya. Mengapa ada Keano disini? Apalagi Keano terlihat sangat dekat dengan Aran, bercanda gurau layaknya pacar dari Asa.

In Love With You (ZeeSha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang