8.

102 8 0
                                    

Flasback on

"Hah!? Jadi lo mau gue culik salah satu anggota keluarga si bajingan itu?" Kaget Adel. "Are you sure, Asa Wenadikta?"

"Yes, I'm pretty sure. Gue ngelakuin sesuatu pasti udah mikirin resiko yang bakal kita terima. Tenang aja, Del. You know me very well, right?"

"Okay, gimana kalo kita culik adeknya? Setelah gue cari mulai dari silsilah keluarga Adiwijaya, perusahaan apa yang mereka kelola, and the most important thing Keano sayang banget sama adeknya" Asa tersenyum ... Gak lebih tepat nya seringai licik.

"Gue serahin ke elo Del soal ini, gue yang bakal urus si bajingan itu" Adel mengangguk paham.

Flasback off

Tepat hari ini mereka akan menjalankan rencananya. Asa akan membukanya dengan mengirimkan pesan anonim yang tak bisa dilacak IP Address nya oleh Keano.

Unknown user : Dateng ke **** jam 7 malam. Kalo gak mau adek lo kenapa-kenapa.

Keano : BANGSAT

Keano : Siapa lo? Dikira gua takut sama ancaman lo.

Unknown user : send a picture

Unknown user : Dateng. Tau, 'kan? Akibatnya kalo engga? Adek lo bakal celaka lebih dari ini.

Gambar yang dikirim oleh Asa adalah Adek dari yang Keano yang diketahui namanya ialah Kirana Calandra Adiwijaya. Dengan kondisi sedang pingsan.

Asa tau Keano akan terpancing, pasti sekarang dia sudah menggebu-gebu. Asa dan Adel tidak akan sebesar itu, menyakiti seseorang yang tidak bersalah masuk ke dalam rencana mereka. Ini hanyalah sebuah pancingan untuk Keano.

"Haii, nama kamu siapa?" Tanya seseorang disana.

"Aku Kirana kak, kakak bisa panggil aku Ana, Nana, Kira, Rana, Rara dan banyak lagii. Terserah kakak jadi nya mau panggil apaa"

"Woah, banyak ya panggilan kamu, kalo kakak panggil Rara aja gimana?"

Kirana berpikir sebentar dengan tawaran orang didepannya ini.

"Boleh, kak. Tapi aku belum tau nama kakak siapa?" Balas Kirana, gadis lugu dan polos. Sifatnya yang ceria akan membuat siapapun yang berada di dekatnya nyaman.

"Aku Adel, kamu juga boleh panggil aku apa aja" Tukas Adel tersenyum dengan gadis tersebut.

"Aku panggil kak Dedel aja dehh" Ucapnya dengan kembali memakan ice cream ditangannya yang mulai meleleh.

"Lucu banget, sih?" Adel mengusak pucuk rambut Kirana. Di hatinya ia tidak mau menculik nya, tapi mau gimana lagi ini sudah bagian dari rencana. Apalagi ini adalah seorang bocah yang baru menginjak sekolah dasar kelas 3.

"Akhirnya Keano Candra Adiwijaya, seorang calon sekaligus penerus tunggal dari Perusahaan Candraguna dateng juga" Ucap Asa dengan pakaian serba hitam bersama Adel, keduanya memakai masker yang menutup wajahnya dan topi.

"MAU APA LO BANGSAT!! DIMANA ADEK GUA?!" Bentakan keras dari Keano terdengar dari seluruh penjuru gedung. Untung saja Asa memilih tempat eksekusi yang bagus, seperti bangunan tua ini sekarang.

"Woah, chill, bro. Adek lo gak kenapa-kenapa asal lo ikutin perintah dari gue. Kalo gak mau nyawa adek lo jadi taruhan disini. Gimana?" Asa tersenyum tipis dibalik maskernya. Ia melihat Keano gugup dan ragu untuk menjawab.

Terdengar helaan napas pelan, "O-oke, lo mau gua ngapain?" Keano ingin menyelesaikan masalah ini tanpa perkelahian sedikit pun.

"Seperti simbiosis mutualisme, sama-sama menguntungkan bukan? Jadi lo cukup lakuin yang gua bilang and you're gonna free, okay? Lo cukup jauhin Asa Wenadikta, lo kenal kan? Gak mungkin dong gak kenal" Setelah berucap seperti itu, Adel yang berada dibelakang tubuh Keano langsung memukul kepalanya dengan tongkat baseball.

"Good job, Del. Kasian nih bocah blom jawab gue udah digebuk duluan Hahaha, tapi gapapa pindahin dia sekarang" Adel hanya mengangguk paham, kemudian mulai menyeret tubuh Keano.

"Berat banget elah nih kunyuk, Sa" Candaan Adel berhasil membuat Asa tertawa kemudian mulai membantu Adel membawa tubuh Keano ke ruangan yang telah disiapkan.

Lenguhan terdengar, sepertinya ada seseorang yang baru bangun dari tidurnya yang nyenyak. Lebih tepat nya dipaksa tidur.

"EMHHH MMM EMH" Dengan mulut yang dilakban Keano mencoba melepas lakban dari mulutnya.

Adel yang dari tadi lagi ngegame pun langsung menaruh handphonenya. Dia berjalan mendekati Keano dengan mulut yang dilakban dan mata yang ditutup kain hitam.

"Bacot banget setan, lagi ngegame gue" Langsung saja Adel melepas lakban dari mulut Keano dengan kasar. "AKHH SAKIT ANJING! pelan-pelan napa" Teriak Keano kayanya bulu tipis di bawah hidung nya lepas beberapa akibat tarikan lakban tadi.

"Ngelunjak amat, udah dibukain bersyukur harusnya" Adel kembali berjalan, kemudian duduk kembali di kursinya. Ia menunggu Asa datang lebih dahulu. Tadi sih bilangnya mau pergi bentar.

Ceklek

Suara pintu terbuka, nampaklah Asa disana. Asa melihat lakban dari mulut Keano sudah dilepas memberikan jempol pada Adel dan dibalas jempol juga.

"Nyenyak tidur nya?" Sarkas Asa yang sudah berada dibelakang tubuh Keano. "Lepasin gua anjing! Gua belom jawab udah main dipentung aja nih pala"

"Lo gak usah jawab, jawabannya memang harus setuju dengan apa yang gue tawarkan tadi. Cukup duduk manis aja, okay?"

"T-tunggu, adek gua gimana? Please, don't you fucking hurts her. Gua yang bermasalah disini jangan libatin dia. Gua mohon" Asa tersenyum tipis, sayang adek sih sayang tapi brengsek 😌

"Tenang aja, bung. Adek lo aman, kalo lo nurut" Keano mengangguk paham atas pernyataan yang Asa lontarkan. "Let's play then, biar lo nepatin janji lo, i wanna give you a little gift, stay still, okay? It gonna be hurts" Asa mengambil besi yang sudah dipanaskan oleh Adel sedari tadi.

Tanpa aba-aba langsung ditempelkan pada paha Keano yang membuatnya terkejut bukan main "ARGHH ANJING BRENGSEKK SAKITH AGH" Terlihat air mata keluar, bagaimana tidak? Pasti sakitnya luar biasa dahsyat.

Adel yang dari tadi sibuk main game. Langsung berjalan ke arah Asa. Membisikkan sesuatu  "It's to much, Sa. Stop it" Seperti dirasuki oleh iblis, kalau saja Adel tidak memberitahu sepertinya Keano akan lebih hancur dari ini.

Seketika Asa menaruh besi panas itu, "Urus sisanya, Del" Menepuk bahu Adel, kemudian berjalan melalui Adel begitu saja. "Iya, lo tenangin dulu pikiran lo"

"Cari makan yok, tapi lo yang traktir, yah?" Ucap Adel dengan cengiran di mulutnya.

"Udah kaya minta traktir, gak modal banget loo" Asa mendelik malas.

"Bawel aje lo, udah dibantu harus tau balas budi, Sa. Masa tega-teganya lo demi makanan gak seberapa ini ribut ama gue--" Belum selesai bicara moncong Adel dicomot begitu saja oleh Asa. "Udah diem, berangkat sekarang. Lo yang bawa mobil"

"Nah gitu dong, jadinya gue gak usah panjang lebar jelasinnya" Ucap Adel masih berada di luar mobil. "Lo mau masuk atau kita gak jadi makan?"

"Iya-iya galak amat bu bos"

In Love With You (ZeeSha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang