"Gue gila. Gue... Cium Marsha woy!" Asa masih tak percaya dengan yang ia alami tadi sore bersama Marsha.
"Sensasinya... Bangsat, pikiran gue langsung kotor baru kaya gitu aja. Lemah banget sih lo Asa" Ucap Asa mengejek dirinya sendiri. Siapa yang gak lemah coba? Bisa dapetin first kiss seorang Marsha Lenathea Wirando.
"Hoki banget lo, Sa. Anaknya gampang kepincut sama elo" Sahut Adel. Mereka sedang melakukan panggilan suara dari suatu aplikasi hijau.
"Gue aja dapetin Ashel susah banget. Jual mahal banget dia" Adel iri melihat sahabat nya begitu gampang mendapatkan gadis yang ia sukai.
Asa terkekeh mendengar penuturan sahabatnya "Muka lo kali pas-pas an. Makanya Ashel jual mahal, dia pikir lo cuma modal muka doang"
"Bangkee loo, mana iya lagi" Detik selanjutnya mereka tertawa bersama, hingga tak sadar, mereka bertukar cerita satu sama lain begitu nyaman.
"Jadi kapan lo bakal nembak dia lagi, Sa?" Adel penasaran dengan langkah selanjutnya yang akan diambil Asa untuk menjadi kan Marsha sebagai pacarnya.
"Maybe, besok gue bakal ngomong ke dia lagi ke dia. Gue yakin kali ini pasti langsung diterima""Yowes kali lo mau nya gitu, gue sebagai sahabat bakal terus dukung lo kok" Ucap nya tulus.
"Thank's, Del" Ucap Asa dengan senyum teduh nya. Ia berharap seperti itu. Tapi Asa tidak mau berekspetasi terlebih jauh, ia takut dijatuhkan oleh realita yang akan membuat nya sakit dikemudian hari.
•
•
•
"Aku mau ngomong sesuatu ke kalian Pa, Ma" Asa menghampiri kedua orang tua nya yang sedang bersantai di ruang keluarga.
Kedua orang tua nya hanya melihat menunggu Asa kembali membuka suara "Nanti ada cewek yang bakal aku ajak kesini. Aku akan jelasin semuanya setelah cewek itu disini" Lanjut nya lagi.
Asa tak mau bertele-tele terlalu lama kali ini. Ia sudah memikirkan dengan matang semuanya, Asa akan jujur kepada sang papa.
Orang tua Asa hanya menatap satu sama lain "Ada apa nak? Sepertinya serius" Ucap Aran, meski begitu ia khawatir pada sang anak. Yang terlihat tidak biasanya.
"Gak apa-apa, tapi aku mau kalian, apapun yang terjadi kedepan nya. Tolong Pa, Ma tetap Terima aku sebagai anak kalian" Ucap Asa berlalu begitu saja, ia ingin menjemput Marsha secepatnya.
Biar semuanya menjadi clear. Asa dan Marsha tidak akan diam-diam lagi dalam hubungan mereka, yang bisa dibilang di tahap pendekatan.
•
•
•
Asa sudah mengirim pesan, kalau dia akan menjemput Marsha.
"Gue gugup banget elah" Ucapnya tak suka dengan kondisi tubuh nya. Yang berkeringat dingin dan tangan nya yang yang sedikit bergetar. "Ini bukan pertama kali nya Asa. Stop gugup gak jelas gini, please?" Lirihnya bermonolog sendiri.
Hingga Asa yang masih sibuk dengan pikiran nya dikejutkan oleh kedatangan Marsha. "Kasaa, maaf yaa kalo nunggu lama" Ucap Marsha tak enak, pasalnya ia membuat Asa menunggu sendiri di ruang tamu nya.
"Gapapaa kok, ini salah aku juga ngabarin nya dadakan, Cha" Jawab Asa tersenyum manis kepada Marsha.
"Eum jadi gini, Cha. Kamu ngerasa nyaman gak kalo lagi sama aku?"
"Harus aku jawab sekarang nih?" Ucap Marsha sedikit menjahili Asa. Wajahnya Asa yang tegang, membuat Marsha ingin sedikit menjahili nya.
"I-iya sekarang, Cha" Sial. Asa sangat gugup saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Love With You (ZeeSha)
No Ficción"Masa sih gue suka sama tuh cewe?" - Asa "Aku Marsha Lenathea Wirando, panggil aja Marsha" - Marsha Mohon dukungannya untuk cerita ini selalu, ini adalah karya pertama ku setelah ganti pemilik dari akun ini.