gatau

784 41 5
                                    

Freya Valencia, seorang gadis yang terlahir dari keluarga bangsawan, ia memiliki paras yang cantik dan elegan. Namun, entah mengapa orang tuanya tidak pernah memberitahu hal itu kepada publik, mereka berakting seolah-olah tidak pernah mempunyai seorang putri.

oke, itu memang terdengar aneh namun aku tau apa yang menjadi penyebab nya. Freya, putri mereka,  ternyata memiliki sebuah penyakit mental yaitu 'Syndrome Peter pan' penyakit yang membuat seseorang tidak bersikap layaknya seperti orang-orang seusianya, sehingga terkesan kekanak-kanakan, bahkan cenderung narisistik. Hal ini yang menyebabkan orang tuanya menjadi over protektif terhadap Freya, bahkan, gadis itu sudah tidak di perbolehkan bersekolah dan harus homeschooling jika ingin melanjutkan pendidikannya, karena takut penyakitnya akan kambuh.

Kalian pasti terkejut saat mengetahuinya kan ? Tenang, kita sama kok. Oh iya, hampir kelupaan. Perkenalkan, nama aku Flora Shafira. Gadis yang akan menjadi pacarnya Freya. Ah, ralat, maksudku menjadi satu-satunya orang yang berada di hidup Freya.

Tepat hari ini, rumah gadisku terbakar. Entah siapa yang berani melakukan hal itu, tapi intinya bukan aku. Iya bukan aku kok, sumpah. . . . .hehe.

Sekarang aku sedang menggendong Freya dan ingin membawanya ke rumahku, walaupun tubuh gadis ini lumayan lebih besar dari tubuhku,  tapi itu tidak menjadi hambatan, aku tetap berusaha membawanya walaupun lumayan kesusahan.

Kini kami sudah sampai di depan rumahku, kubuka pintu itu perlahan lalu masuk ke dalam rumah, tidak lupa kembali menguncinya. Setelah itu aku membawa Freya yang masih pingsan ke dalam kamar dan menaruhnya di atas kasur ku, setelah selesai, kini aku mulai mengobati luka bakar yang berada di tubuh Freya. Melihatnya saja sudah membuatku ngilu, semoga saja Freya tidak marah ke padaku akan hal ini.

.
.
.
.
Keesokan harinya, aku terbangun karena suara alarmku, cepat-cepat ku matikan alarm itu agar Freya tidak ikut terbangun, setelah itu aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sekarang aku sedang bergulat dengan bahan-bahan yang berada di dapur, berusaha membuat sarapan yang layak untuk Freya. Setelah di rasa selesai kini aku menaruh makanan itu di atas meja sambil menunggu Freya bangun. Namun setelah lama menunggu, Freya sama sekali tidak datang ke dapur. Hal itu tentu membuatku panik, aku cepat-cepat pergi ke kamar untuk melihat Freya.

Gadisku memang tetap berada di sana, dia masih pingsan. Apakah lukanya fatal sampai-sampai dia harus tetap berbaring di sini. Aku terduduk lemas di samping Freya sambil meratapi kebodohan ku, seharusnya aku tidak usah membakar rumahnya. Selama ini aku takut jika Freya terluka, tapi sekarang aku yang membuat dirinya terluka.

Air mataku mulai mengalir dan menyusuri wajahku, diiringi isakan yang keluar dari mulutku.

"Ma-maaf..."

"Maafin aku..."

Aku terus mengatakan hal itu sampai ada tangan yang melingkar di pinggangku, aku terkejut dan cepat-cepat mengalihkan pandanganku ke arah belakang, aku bisa melihat Freya yang sudah bangun.

"Frey-

"Ada apa pembunuh ?"

Setelah mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Freya, aku langsung menundukkan kepalaku, enggan menatap Freya yang terlihat marah kepadaku.

"Maaf" ucapku

"Jangan minta maaf sama aku, minta maaf sama orang tuaku" balas Freya lalu mulai menampar pipi ku. Itu sakit, tapi aku tau kalau yang di rasakan Freya jauh lebih sakit.

"Maaf, Aku kebawa emosi" ucap Freya lalu keluar dari kamar.

Aku memegang pipiku yang masih terasa sakit, ah sial, seharusnya aku Tidak usah membakar rumah Freya.

Kini aku mulai menghapus air mataku lalu mulai berlari ke arah dapur, aku bisa melihat Freya yang sedang memakan masakan ku dengan lahap. Itu cukup membuatku tersenyum.

Cepat-cepat ku hampiri Freya lalu mulai bertanya.

"Enak ?" Tanyaku. "Nggak" sahut Freya, Yang cukup membuat hatiku sakit "Kamu nggak pinter masak" sambungnya, astaga mulutnya benar-benar tidak bisa di filter.

Dan itu adalah interaksi terakhir ku dengan Freya untuk seharian ini, karena setelahnya gadis itu hanya mengabaikan ku. Yah, aku juga tidak heran jika dia membenciku.

.
.
.
.
Tak terasa aku dan Freya sudah tinggal bersama selama 6 bulan, aku dan Freya sekarang sudah sangat dekat, bahkan dia yang sekarang memasak makanan untuk kami berdua.

"Flo!"

"Flora!"

Freya menggerakkan tubuh Flora agar gadis mungil itu terbangun, namun sepertinya hal itu tidak akan mempan karena sedari tadi tidak ada pergerakan kalau Flora terbangun. Freya akhirnya mulai menutup hidung Flora sambil berharap agar gadis itu terbangun. Dan benar saja Flora mulai bergerak gelisah.

"Engh" lenguh Flora, yang kini sudah membuka matanya. Freya yang melihat itu tersenyum kecil.

"Bayi kecil udah bangun ?" Ucap Freya. "Apa sih, aku capek tau ngurusin kamu semalem" balas Flora kesal, "Iya-iya, maaf ya," ucap Freya sambil terkekeh

Setelah itu Freya menggendong Flora ke arah kamar mandi,

"Ayo mandi!" Seru Freya yang masih menggendong Flora lalu masuk ke kamar mandi, Freya menaruh Flora di bathtub, lalu mulai menghidupkan kran air yang membuat air mulai mengisi bathtub itu dan Flora yang berada di sana.

"Dingin" ujar Flora pelan

Freya kini sudah Tidak memakai sehelai benang pun di tubuhnya, dia juga mulai memasuki bathub dan menaruh Flora di pangkuannya.

"Aku lepasin ya bajunya" ucap Freya yang langsung di iyakan oleh Flora. Setelah mendapat persetujuan Freya langsung melepaskan semua pakaian Flora dan mereka sekarang sama-sama full naked.

Freya mulai membasahi kepala Flora, Tidak lupa memberi shampo di rambut gadis imut itu. Flora hanya diam sambil menikmati usapan lembut Freya. Entah mengapa gadis ini sudah membuatnya hilang akal, sikap manis yang selama ini Freya berikan selalu membuatnya tergila-gila.

"Mhh. . ." Desahan kecil keluar dari mulut Flora, gadis mungil itu sudah terlalu lama hanyut dalam pikirannya sampai-sampai Tidak sadar kalau sekarang sudah berpindah ke sesi penyabunan, Flora agak lemah jika tubuhnya sudah di sentuh. Cepat-cepat Flora berdiri dan pergi keluar bathtub tempatnya dan Freya tadi, namun sebelum itu tangannya sudah di tahan oleh Freya.

"Mau kemana ?" Tanya Freya

"Hehe, aku bisa nyabunin diri sendiri kok" jawab Flora sambil menunjukkan cengirannya, "nggak, biar aku aja" balas Freya lalu mulai ikut berdiri, tangannya memegang kedua tangan Flora lalu mulai menggosok setiap sudut tubuh Flora dengan sabun, tentu gadis mungil itu terus tersentak saat Freya tidak sengaja menyentuh area sensitifnya.

"Ah. .freyhh"

"Janganh. .lama-lama. ."

Ya Freya sekarang sedang membersihkan area vaginanya, Freya sesekali jahil, ia biasanya akan bermain terlalu lama di bagian sana, tapi hal yang paling memalukan adalah jika Flora keluar karena sentuhan yang Freya berikan.

Namun kali ini berbeda, Freya benar-benar bermain dengan Flora bahkan gadis mungil itu sampai tak sadarkan diri karena terlalu lelah.

.
.
.
.
Malam pun tiba, kini giliran Flora yang harus mengurus Freya. ya, penyakit gadis itu kambuh dan mengharuskan Flora untuk menjaganya.

Flora sedang membacakan dongeng untuk Freya karena keinginan gadis tersebut, setelah di rasa Freya sudah tertidur kini Flora mulai merebahkan diri di samping gadis itu, dia juga menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka lalu mencium kening Freya.

"Selamat tidur bayi besar. . ."





.
.
.
.
.
Hay, saya kembali

Vote dong, kalo gamau juga gapapa sih.

btw siapa yang udah nonton magic hour ? Seru nggak ? Pastinya seru dong.

Byee 👻

ONESHOOT FREFLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang