Gara-gara komik! 2

693 43 8
                                    



.
.
.
.

Saat ini Freya sedang di interogasi oleh kedua orang tuanya. mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, hal itu ternyata cukup fatal. Gadisnya, Flora. Dinyatakan koma oleh pihak rumah sakit, mereka mengatakan bahwa rasa sakit yang di terima gadis itu sudah melewati batasnya dan menyebabkan dirinya harus kehilangan kesadarannya untuk beberapa hari ke depan. Namun, jika Flora tidak kunjung sadar maka dengan berat hati pihak rumah sakit akan melakukan operasi.

Ayah Freya. Aran, menatap Freya dengan tatapan yang sulit di artikan. kecewa, sedih dan marah tercampur menjadi satu. Begitu pula dengan ibu nya, air matanya sudah lama tumpah, anak kesayangannya hampir membunuh anak dari sahabatnya sendiri, tentu ia sangat kecewa.

Sedangkan di sisi Freya, gadis itu sedang menangis sesenggukan sambil menyesali perbuatannya, kedua tangannya mencengkram erat celana yang ia pakai, wajahnya tertunduk diiringi isakan yang cukup menyayat hati.

Jujur saja, sekarang ia sangat amat ketakutan, orang tua Flora pasti akan membatalkan perjodohan mereka karena hal ini, Flora juga akan di pindahkan ke tempat yang jauh dari dirinya, Freya tak mau itu!

Jantung Freya berpacu dengan cepat, ia juga sedang mencari cara agar hubungannya tidak hancur. Ia akan melakukan apa saja! Apapun itu.

Plak!

Freya bisa merasakan pipinya yang terasa sakit, ah, itu berasal dari tamparan ayahnya.

Aran menampar Freya dengan cukup keras, ia akhirnya bisa melepaskan kekesalannya kepada anak satu-satunya itu. Sebelum melayangkan satu tamparan lagi tangannya sudah lebih dahulu di tahan oleh Chika.

Aran masih menatap Freya tajam, lalu mulai berucap dengan nada tinggi.

"Keluar! Dan jangan pernah kesini lagi!"

Pupus sudah hidup Freya. Jika orang tuanya sendiri tak memaafkan nya apalagi orang tua Flora? Bisa-bisa ia akan mati di tangan pak Oniel jika pergi kesana.

Freya Menggerakkan kakinya agar mau beranjak pergi dari sana, diiringi rasa hampa di pikiran nya, sekarang ia kehilangan rumah dan gadisnya.

Sebelum benar-benar pergi tangan nya sudah di tahan oleh sang ibu, ibunya memberi kartu rekening miliknya lalu memeluk Freya hangat, namun pelukan itu hanya sesaat, setelahnya ibunya langsung kembali ke tempat sang ayah. Freya tau kalau ibunya masih kecewa.

Langkah demi langkah sudah ia kerahkan, entah kemana ia pergi, intinya Freya hanya ingin menemukan ketenangan untuk sementara.


























































Sudah lewat dua Minggu lamanya, gadis yang sedang terbaring lemah di rumah sakit itu akhirnya membuka matanya. Bingung, itulah yang pertama kali Flora rasakan.

Orang tua beserta saudaranya menangis histeris saat melihat dirinya sudah sadar, ya, itu masih bisa di maklumi. Namun, mengapa mereka juga menyuruh dokter dan para suster yang ada di sana untuk menangis bersama. Itu aneh!

Terlebih saat ayah malah menggoda para suster yang ada, di depan ibu lagi! Kalo aja ibu bukan spek malaikat, pasti udah tinggal nama doang si Oniel-Oniel itu. Sorry gw nggak manggil bapak, soalnya kalau gweh panggil bapak entar malah 'bapak Lo aja yang Bondol'

Itu sudah lewat beberapa hari yang lalu, sekarang aku sedang merindukan Freya, walaupun dia itu mesum, tapi dia juga kesayangan ku. Aku mendengar kabar kalau Freya di usir dari rumahnya, itu membuatku sedih. Sekarang aku tak tau ia tinggal dimana. Freya ku yang malang.

Aku pernah meminta ayah untuk memaafkan Freya, namun ia menolaknya. Aku tau kalau ia sudah sangat kecewa terhadap perlakuan Freya kepadaku, namun aku sudah terlalu nyaman bersama Freya, takkan ada yang bisa menggantikan Freya di hatiku.

"Freya lagi ngapain ya?"

























Setelah lama menghilang, akhirnya Freya memberanikan diri untuk bertemu sang kekasih, ia mendapat kabar kalau Flora sudah sadar dan juga sudah di pulangkan kerumahnya. Itu cukup membuat Freya bahagia.

Sekarang Freya sedang berhadapan dengan pak Oniel dan Flora yang duduk di samping ayahnya itu. Freya menatap wajah Flora yang terlihat makin menggemaskan. Ahhh, ia bisa gila jika menatapnya terus.

"Kenapa kamu kesini? Saya tidak akan membiarkan putri saya bersama orang biadab seperti kamu!" Ujarnya tegas, Freya menghela nafas kasar lalu menjawab, "Saya datang kesini hanya untuk meminta maaf, namun, jika bapak tidak ingin memaafkan juga tidak apa-apa, saya tau akan kesalahan saya, dan saya siap menanggung resikonya."

Flora menatap kagum ke arah Freya, kekasihnya itu ternyata bisa membuat kata-kata setegas itu, padahal jika bersama Flora ia terlihat sangat tidak peka, dan mesum.

"Kamu bersalah kepada putri saya, jadi jangan meminta maaf kepada saya, tetapi ke putri saya."

Freya menatap ke arah Flora, ia takut Flora tak memaafkan nya, tapi ia juga harus tetap mencoba.

"Flora, apakah kamu mau memaafkan saya?" Tanya Freya lembut, astaga, kekasihnya ini! Ah rasanya jantung Flora mau lepas dari tubuhnya.

"Iya, tentu,"balas Flora tak kalah lembut, "terimakasih" balas Freya.

"Eum, apakah kamu akan tetap menjadi kekasih ku?" Oniel menatap Freya kesal, tapi tidak dengan Flora, gadis itu malah mengangguk dan membuat ayahnya terdiam tak percaya.

"Sungguh?"

"Sungguh!"

Kedua gadis itu akhirnya mulai berbincang-bincang seperti biasa, apalagi Freya, gadis itu sepertinya telah melupakan kesalahannya.





















Kalian pasti berfikir kalau Flora terlalu baik, nyatanya tidak, mereka udah sering melakukan hal itu tapi yang ketahuan cuma yang ada di kisah ini 😁

Hehehehehheh.

Vote ya, 😿

Bye
🔥

ONESHOOT FREFLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang