*••°˘♡˘°••*
Api menyebar kemana-mana, melahap apapun yang dilewatinya. Orang-orang berlarian panik menyelematkan diri.
Ditengah-tengah itu semua, seorang gadis terbaring telungkup mengenaskan di tanah. Kepalanya miring kesamping dengan kedua tangan di sisi-sisi kepalanya.
Surai merahnya tergerai berantakan. Tubuhnya yang penuh luka, dibalut dress putih kotor. Terlihat sangat menyedihkan tak dapat bergerak.
"Ha. . ." dia menghela nafas panjang.
Keseluruhan tubuhnya seolah berteriak kesakitan. Namun dia merasa tak masalah, justru sebaliknya sangat bersyukur.
Setelah bertahun-tahun lamanya terjebak didunia asing ini, akhirnya kematian akan menjemputnya. Kehidupan yang dimiliki tubuh ini sangatlah tragis.
Menjadi perasuk memang tidak selalu bahagia. Buktinya sampai sekarang dia tidak tau novel, film, manhwa atau semacamnya, yang mana telah dia masuki.
Tak hanya kekurangan informasi tentang dunia barunya, berhasil kabur dari tempat terkutuk ini saja dia tidak bisa.
Sirkus aneh yang memperbudak dirinya. Pemilik tubuh yang dia tempati memiliki keahlian pengendalian, entah itu hewan ataupun monster. Dan dengan itu, dia dipaksa mengendalikan hewan-hewan sebagai pertunjukan utama di sirkus gila ini.
Tidak usah mengharapkan imbalan yang setimpal. Jangankan diberi makan yang layak, tidak dipukuli sehari saja sudah beruntung.
Sungguh, kalau begini dia tidak akan pernah berharap bisa isekai. Kehidupan pertamanya memang tidak indah, tapi dia setidaknya masih bisa makan dan tidur dengan baik.
Bahkan tidak ada setahun dia mencoba kuat, sebulan disini telah membuatnya menangis darah minta dipulangkan ke dunia asalnya atau pilihan lain seperti mati.
Namun doa-doanya tidak pernah dijawab. Dia benar-benar lupa berapa tahun yang telah dia lewati di dunia yang sampai sekarang masih asing baginya.
'Yah, tak masalah. Sekarang semuanya sudah berakhir, kematian ku tinggal sebentar lagi.' monolognya dalam hati.
Bangunan yang tadinya dijadikan tempat pertunjukan sirkus, mendadak mengalami kebakaran. Api dengan cepat merembes kemana-mana, melahap semua yang dilaluinya.
Sudut bibirnya yang terluka ditarik sedikit menciptakan seringai. Tertawa keras didalam hati begitu melihat orang-orang yang sibuk menyelamatkan diri masing-masing.
'Untung mereka tidak menginjak ku.'
Iris peraknya berkedip dua kali sebelum akhirnya menutup dengan damai. Api kian membesar dan asap menguar dari segala arah.
Booooooom!
Sringg!
Suara ledakan berdentum keras, seolah mengejek acara menyambut kematiannya.
Dari arah kobaran api yang mengamuk, sesosok manusia berpakaian pendeta membelah api dan berjalan santai melewatinya.
'Pendeta Bart?'
Dia tau orang itu. Seorang pendeta misterius berkekuatan ilahi besar, yang tiba-tiba muncul diantara kelompok pedagang. Mereka bertemu dua bulan lalu, pendeta baik hati yang sering membagikan kekuatannya sucinya untuk menyembuhkan orang lain.
Termasuk gadis bersurai merah ini. Pendeta Bart, nama itu tidak asing baginya namun setelah dipikir-pikir lagi dia tak mengingat siapa sebenarnya pendeta Bart itu.
Sementara dia berpikir dengan pandangan mulai memburam, pendeta Bart berjalan semakin mendekatinya.
'Apakah dia datang untuk menyelamatkan ku? Oh, tidak! Ku mohon jangan pak pendeta!' iris peraknya bergetar saat dia melakukan penolakan sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
COTHE: Alecta Klein
NouvellesChildren Of The Holy Emperor x Readers. Ini adalah tentang seorang penggemar berat sebuah novel berjudul Children Of The Holy Emperor, yang tiba-tiba membuka mata dan hidup di dunia novel kesayangannya. Mungkin bisa di sebut Transmigrasi? Karena wal...