Langkah kaki itu kian melemah. Melihat gadis yang begitu dicintanya kini tengah diam didepan sana. Melihat kearahnya dengan tatapan penuh luka. Wajah ayunya terlihat menyedihkan. Begitupun ia. Keduanya sama-sama terluka.
"Lisa-aa ..hiks a..aku ti...
Suara pesan masuk berdenting dari ponselnya. Dilihat dari putrinya. Segera ia buka roomchat.
Lalalisa
Eomma mian. Aku ijin cuti. Ada urusan diitalia. Mungkin saja aku tak akan kembali kesitu. Maafkan aku eomma. Aku memilih ikut daddy. Jaga dirimu baik-baik disana ya eomma. Aku mencintaimu
Pesan dari putrinya berhasil membuat tubuhnya melemas tak sanggup berdiri sampai cangkir yang dipegangnya jatuh kelantai berubah jadi serpihan yang mengotori lantai.
Hal itu tentu mengejutkan beberapa pelayan diruang makan juga haruto yang tengah menyantap sarapannya terpaksa terhenti. Sontak langsung menghampiri eommanya.
"Eomma gwencana?" Tanyanya panik namun tak ada respon dari ibunya. Wanita itu masih diam tak bergeming.
Seakan dunianya berhenti berputar.
"Lalisa dia— dia dengannya" ucapnya terbata. Air matanya turun membasahi pipinya tiba-tiba. Ketakutan dan kekhawatiran tergambar jelas dimukanya.
Haruto yang melihatnya ikut khawatir. Menghawatirkan noonanya yang entah ia tak tahu dimana juga ibunya yang terlihat terkejut.
Sedang gadis yang tengah dikhawatirkan itu tengah sibuk melatih kemampuannya dengan senjata tajam yang ada dalam genggamannya.
Suara peluru begitu memekakan telinga. 3 tembakan ia lepaskan berhasil menjatuhkan sasarannya.
Hal itu tak luput dari pandangan vincenzo. Pria itu dapat melihat perubahan pada putrinya. Gadis lembut, penurut sudah hilang. Tergantikan dengan wanita dingin juga pemberontak.
Gadis itu sontak mengakhiri sesi latihannya. Berjalan melewatinya begitu saja.
Ia menghela nafas sesaat.
Dikamarnya, lisa tengah sibuk melihat laptopnya. Sibuk mengotak atik. Hingga jarinya terdiam. Melihat ke layar laptop dengan serius.
Seringaian tergambar dalam bibirnya.
Ia langsung bergegas menutup laptopnya dan segera menuju ruang gantinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Perfect" ucapnya begitu melihat tampilannya dan langsung bergegas keluar. Menuju lift yang akan mengantarnya pada lantai satu mansion ini.
Ia melangkah santai keluar dari lift. Kakinya begitu ringan sembari mengantongi senjata dalam celananya.
"Apa kau tidak berniat pergi? Apa kau akan tinggal selamanya disini? Kau tau bukan kau tidak diharapkan disinii?! Dulu kalian sudah diusir oleh suamiku. Kenapa sekarang kau datang lagi? Apa kau lupa hah?" Suara wanita yang begitu keras menghentikan langkahnya.
Dilihat wanita dengan tampilan begitu anggun sebagai ratu di mansion ini. Sebenarnya itu cukup mengganggu penglihatannya. Karena seharusnya ibunya yang menyandang posisi ratu di mansion megah ini.