Into you🪐

123 12 0
                                        

Gadis pirang dengan dress pantai yang begitu pas ditubuhnya berdiri dibibir pantai. Pandangannya jatuh kedepan. Melihat begitu tenang air laut yang datang lalu kembali kembali menjauh.

Membasahi kaki jenjangnya yang menampak indah dibibir pantai dengan sedikit pasir-pasirnya yang menempel di kakinya.

Pandangannya seakan kosong. Selalu ada hal yang ia sembunyikan. Kenangan pahit di new zealand terakhir kali sebelum akhirnya ia putuskan untuk benar-benar kembali pulang ke negara ibunya.

Terdengar helaan juga setitik air mata yang tiba-tiba membasahi pipi manisnya.

Ia menangisi kekasih ah maksudnya mantan kekasihnya. Kembali ia telisik. Ia cukup cantik, eyyyy ia sangat cantik bahkan.

Ia pintar, ia mampan juga ideal type banyak pria. Tapi kenapa ia masih saja dicampakkan?

Sakit rasanya. Ia akui. Hubungannya kali ini tak mungkin berjalan mulus. Terlebih LDR jarang berhasil bukan?

Langkah kakinya melangkah sedikit demi sedikit kedepan. Entahlah ia ingin menenangkan diri sebentar. Mungkin dengan berendam didalam air asin laut ini bisa menenangkannya.

Ia tengah patah hati cuy. Dan itu teramat menyakiti hatinya. Hingga

Srekkkk, brukk!!

"Hah. Bodoh"

Suara itu masuk ke gendang rungunya. Ia masih belum membuka matanya. Sedang pria sepertinya yang tengah memeluknya itu terus mengatainya. Namun tak ia pedulikan.

Toh sepertinya ia benar adanya. "Yaaak apa kau jadi tuli sekarang? Heyyy sadarlah. Yak siapa namamu bangunlah? Oh goshhh"

"Aku bukan hantu" akhirnya ia menjawab. Dengan membuka kelopak matanya perlahan. Pandangan keduanya bertemu. Terlihat pria itu memandangnya dengan wajah paniknya. Keduanya sudah basah kuyup.

"Apa kau suka sekali berduka di pantai? Sudah kedua kalinya aku menemuimu dalam kondisi seperti ini." Ucap pria itu tiba-tiba sembari membantunya terduduk.

"Dulu di new zealand, kau dicampakkan kekasihmu maybe? Entahlah. Aku tak dengar. Hanya dia terlalu kasar padamu. Dan kini? Kau berniat bunuh diri? Yang benar saja?" Ucap pria itu panjang lebar.

Sedikit informasi dari pria itu membuatnya tahu. Ahh jadi pria ini yang dulu menolongnya bahkan sampai membawanya ke apartemen dulu.

Keheningan membersamai keduanya. Pria itu yang ikut melihat pemandangan didepan sana. Lihat badannya jadi basah seperti ini. Niat awalnya harus gagal karena gadis disampingnya ini. Eoh.

"Terimakasih jimin-shi" ucapnya masih menatap kedepan. Sedang pria yang dipanggil menolehnya sesaat setelahnya.

Dilihat gadis itu yang terlihat begitu putus asa. "Aku juga pernah dicampakkan. Bukan hanya kau." Terangnya tiba-tiba hingga pandangan keduanya kembali bertemu.

Ditengah sunset sore yang akan tenggelam, akhirnya kisah adu nasib percintaan gagalpun terjadi.

"Dia, dia begitu baik. Tapi hubunganku dengannya tidak bisa berlanjut. Dia- dia harus menikah saat itu. Emmm sekitar 5 tahun atau 7 tahun yang lalu mungkin ya?" Ucapnya sembari menimang-nimang kapan waktu itu terjadi.

"Dia hamil. Sedang aku belum pernah menyentuhnya. Ia menangis merasa bersalah saat memberitahuku. Tentunya aku terpukul saat mendengarnya. Emosi juga tak terima. Tapi, mau bagaimana lagi. Ia menenangkanku disaat ia sumber emosiku. Ia mengatakan sebuah kata yang masih aku ingat sampai saat ini"

"Apa?" Akhirnya ia juga penasaran juga

"Lanjutkan hidup. Bahagiakan wanita lain yang membutuhkanku. Kesalahan yang ia perbuat memang menjadi tombak perpisahanku dan dia. Tapi ia juga tak mau menyerah begitu saja. Mungkin itu menandakan kalau dia bukan jodohku. Selalu ada yang terbaik untuk pria sepertiku. Itu katanya" ucap jimin sembari melihat kedepan.

FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang