Ungkapan jimin

57 6 0
                                    

Angin pagi tertiup mendayu-dayu dipingiran pantai sampai mengenai tirai villa itu. Cahaya surya juga begitu terik pagi ini ditemani suara air yang begitu ramai meski tak begitu jelas terdengar karena jarak.

Dua pasang kekasih yang masih tertidur nyaman dalam balutan hangat selimut. Salah satunya tengah menikmati kegiatanya membelai rambut kekasih hatinya yang masih sibuk terlelap.

Gadis bermata bulat dengan manik hazel itu meneteskan air matanya. Tepat jatuh membasahi pipi gembulnya yang langsung dihapusnya secara paksa.

Segera menyudahi kegiatannya dan beranjak dari ranjang. Meletakkan secarik kertas yang sudah ditulisnya sedari tadi.

Langkah kakinya membawanya menuju pintu villa, tepat sebelum dirinya hilang disebalik pintu. Menoleh melihat prianya yang masih nyaman tertidur menyelami mimpinya.

"Selamat tinggal jeon. Jangan pernah temui aku lagi" ucapnya dalam hati dan dengan berat hati kakinya melangkah menjauh, pergi meninggalkan pantai juga segala tentang cintanya.

🌷🌷🌷

Suara ketukan hills menguar dimansion yang begitu megah namun juga sepi secara bersamaan. Tak ada ekspresi yang begitu berarti dari wajahnya. Melangkah maju namun dengan pikiran yang kosong. Wajah dinginnya mengisyaratkan luka yang begitu dalam.

Ia sakit hati. Harus merelakan bahagiannya, cintanya.

"Apa kalian putus?atau kau yang meninggalkannya lalis?" Suara yang begitu dikenalnya mengudara menghentikan langkah kakinya.

Menoleh kesumber suara. Belum juga melunturkan ekspresi datarnya. Langkah kalinya berputar arah mendekat kearah ayahnya berada. Tepat saat dirinya berdiri tepat didepan pria itu, bibirnya berucap

"Aku sendiri yang akan membunuh Jeon Jungkook jika pria itu berani mengganggumu. Tapi aku memiliki satu syarat" jedanya

"Bunuh pitter dan semua anak buahnya." Ucapnya tandas. Vicenzo yang mendengarnya tentu tau maksud putrinya ini.

"Kau tetap saja melindunginya jika begitu" ucapnya dibarengi senyum remehnya. Sedang lisa masih memasang wajah datarnya.

"Maka aku sendiri yang akan membunuh pitter dan bawahannya" ucap lisa yang berlalu begitu saja meninggalkan vicenzo yang kini memasang wajah datarnya.

Mempertimbangkan segala sesuatu. Ia merasa kesulitan disini. Itu artinya lisa akan menjadi mafia. Itu yang ia pilih? Bahkan sedari dulu tawarannya selalu ditolak anaknya itu. Tapi apa ini? Hanya karena pria itu dia memilih dunia kejam ini untuk melindunginya?

Kembali pada Jungkook yang terbangun karena merasa ada yang aneh. Ia meraba sampingnya. Kosong. Langsung terbangun. Melihat sekitar. Masih dengan wajah bangun tidurnya ia sedikit limbung namun dipaksa sadar saat itu juga.

Lisa tak ada di sampingnya. Ia langsung bergegas bangun sembari memakai celana trainingnya asal. Mengecek keseluruhan villa. Tapi tak ada lisa didalamnya.

Ia kembali ke kamar vila dengan wajah terkejutnya.

Melihat secarik kertas saat niat awalnya mengambil ponselnya untuk menghubungi asistennya.

Tulisan tangan lisa

"Kamu adalah bahagiaku jeon. Hidupku jadi berwarna. Aku jadi mudah tersenyum, berdebar, juga bahagia setiap bersamamu. Senyumanmu, tawamu, aku bahagia melihatnya. Tapi jeon, kita tidak bisa bersama. Mungkin tidak dikehidupan ini. Jangan terluka lagi jeon. Kumohon, jangan temui ayahku bagaimanapun caranya. Aku tak mau membunuhmu saat itu. Aku merelakanmu. Kamupun. Terimakasih atas semua cinta yang kau beri untukku jeon. Itu begitu berarti bagiku yang tak pernah dicinta, bahkan oleh sosok ayah yang selama ini kunanti, kucari."

FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang