Forum kampus pagi ini dihebohkan dengan berita Langit dan Sea. Menurut informasi yang beredar, dikabarkan keduanya sudah dalam hubungan serius. Fakta demi fakta mulai mereka kumpulkan. Dugaan semakin kuat ketika salah satu warga kampus membagikan potret Sea yang sedang turun dari mobil Cakra, papanya Langit.
Sea yang tak tahu apa-apa menatap heran orang-orang yang berbisik sembari menatapnya penuh minat. "Ada apa, sih, sebenarnya? Nggak mungkin karena masalah minggu kemarin, 'kan?" Ia masih berusaha berpikir positif.
Pagi ini Sea kembali masuk kuliah setelah delapan hari istirahat. Tak banyak yang berubah, hanya saja tangannya masih di-gips karena dalam tahap penyembuhan.
"Gila! Lebih cantik dari yang di poto!" Pekikan keras menyambut Sea dalam lift.
"Permisi! Kalau boleh tahu ada masalah apa, ya?" Sea sudah tak tahan lagi. Sedari gerbang kampus hingga Fakultas Kedokteran, ia menjadi pusat perhatian dan tentu saja itu membuatnya merasa risi.
"Enggak ada." Ketiganya menjawab kompak, meninggalkan Sea yang masih berperang dengan isi kepalanya.
Oh God, lagi-lagi Sea merutuki diri karena lupa mengecas ponselnya. Kepada siapa ia harus bertanya? Rasa penasaran terus saja menggerogotinya.
"Selamat pagi, Tuan Putri!" Pekikan Ana menyambut kedatangan Sea di dalam kelas. Sepagi ini ia sudah mengeluarkan suara bak pengeras suara.
"Sebenarnya ada apa, sih?" tanya Sea kepada seisi kelas.
Mereka menatap Sea penuh godaan.
"Bisu semua lo?" decak Sea kasar karena tak mendapat respons dari penghuni kelas. Mereka semua seolah-olah sibuk dengan buku mereka masing-masing. Dengan langkah yang gontai, ia menghampiri Kevin dan Bella, mengabaikan Ana yang sudah berniat memapahnya ke dalam.
"Vin! Bell! Sebenarnya ada apa, sih?"
Keduanya menatap Sea penuh selidik.
"Harusnya kita yang bertanya. Sudah buka forum kampus? Berita lo lagi panas-panasnya."
"Iya, Woi! Perasaan tiap minggu lo trending, deh, Ya." Kevin ikut menimpali. Ia menyodorkan ponselnya, memperlihatkan hot new yang menggemparkan.
"Warga kampus suka ngerumpi ternyata. Lo semua percaya gue, 'kan?"
Satu kelas menggeleng dengan kompak.
"Sialan!" maki Sea mengundang tawa warga kelas. "Kasih gue waktu sebentar buat ngatur kata-kata." Sea mengasingkan dirinya ke pojok kelas. Belum ada tiga menit, dosen pun sudah masuk.
Langit berjalan dengan gagah memasuki ruang kelas, lengkap dengan tas yang berisi LCD. Kedatangan laki-laki itu membuat Sea meringis malu karena lupa dengan tugasnya.
"Selamat pagi semuanya!"
"Pagi, Dok!"
"Silakan edarkan absen. Nanti akan saya cek kembali di akhir perkuliahan."
Tak ada yang berani membantah Langit, semuanya diam membisu mendengar penjelasan dosen laki-laki di depan sana. Sesekali ia melemparkan pertanyaan kepada mahasiswanya.
"Untuk sementara waktu, penanggung jawab mata kuliah saya tetap Kevin, ya, mengingat kondisi Seanna yang belum sembuh total."
"Perhatian dosen atau calon suami, nih?" Ana kembali menggoda Sea, membuat perempuan dengan gigi kelinci itu mendengkus malas.
"Dok, berita di forum itu benar adanya atau sekedar gosip?"
Sea pun melotot kaget melihat keberanian Bella. Ia mengisyaratkan Bella dari tatapan, tetapi salah diartikan oleh temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Effect
Teen FictionSea mengangguk patuh. Dengan penasaran, ia mengamati kegiatan Langit. Laki-laki itu berjalan ke arahnya, menyodorkan sebuah box yang lumayan besar. "Saya salah beli ukuran, anggap saja sedekah." Sea berdecak sembari tetap menerima box tersebut. "B...