14

18 3 0
                                    

Chapter 14:
<<<<<< Tersegel dan Hilang >>>>>>

Di sisi yang lain, terlihat Rafel dan Azre sedang bertarung. Rafel yang berusaha untuk menusuk Azre manakala Azre yang berusaha untuk mengelak daripada ditusuk oleh Rafel.

Azre langsung tidak mau mencederakan Rafel, sahabatnya sendiri. Dia melihat, aura cahaya milik Rafel semakin hilang dan digantikan dengan kegelapan.

Sepertinya, dia harus bertindak..

BRUK - !

[Rafel] : Ark! Ah...

Rafel terjatuh apabila tangannya dipukul oleh Azre. Rafel hanya menatap Azre dengan perasaan amarah tetapi Azre hanya menatap Rafel dengan tatapan kosong.

[Azre] : Usaha kau buat bertarung denganku masih di titik terendah, Rafel.

Hujan turun secara tiba-tiba, makin lama makin deras. Luka milik Rafel menjadi perih. Ingin teriak tetapi tidak akan dia lakukan.

[Azre] : Kau masih mau bertarung denganku? Ga akanku lakukan, Rafel.
[Rafel] : Ergh! Kenapa! Aku sudah cukup kuat buat bertarung dengan lu!
[Azre] : Bukan karena itu, fel. Gua gamau, karena ku itu sahabat gua ege.

Rafel terdiam, melihat Azre yang menghulurkan tangannya untuk menandakan tamat perang. Tetapi, Rafel menepis tangan Azre. Dia masih ga mau mengalah.

[Azre] : Sudahlah, fel. Gua ga mau apa-apain lu.
[Rafel] : Tapi gua mau!

Rafel seketika berdiri sambil memegang pisau yang dari tadi sudah dia sediakan untuk mencari kesempatan.

[Maliks] : AZRE!
[Rafel] : Argh! Apa lagi kali ini!

Rafel terapung di langit, dibasahi dengan hujan yang masih turun deras. Azre merasakan aura sihir yang aneh... Azre membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Maliks.

[Azre] : Maliks..? Di tangan kiri lu itu apa..?

Azre melihat tangan kanan milik Maliks yang digunakan buat mengampungkan Rafel manakala tangan kirinya yang sepertinya mengandungi sihir kegelapan.

[Maliks] : Tangan kiri gua? Haha.. Hanya sihir untuk menyegel seseorang zre..
[Azre] : Hah? Lu mau nyegel sahabat gua?!
[Maliks] : Dia barusan mau bunuh lu, zre! Lu buta??

Azre menggengam tangannya sendiri, kemarahannya membara tetapi itu kembarannya Malik, dia harus hormat.

[Azre] : Ha.. diakan sahabat gua.. pleas-
[Maliks] : AZRE ! PLIS ! GUA BARU SAJA KEHILANGAN SATU SAHABAT GUA ! GUA GA MAU, LU MATI KONYOL GARA-GARA DIA, ZRE !
[Azre] : Kehilangan..? Siapa..?
[Maliks] : Ma..marvel..

...

Sebelum mereka bertolak ke tempat Azre, mereka tiba-tiba ketemu seorang tetamu yang tidak diundang dari suatu tempat.

[Nevin] : Hey hey hey ! Mau kemana kalian ?
[Malik] : NEVIN?!

Langkah mereka terhenti apabila mereka melihat sosok seorang laki-laki yang harusnya udah dikabarkan udah meninggal 2 tahun yang lalu.. sedang berada di hadapan mereka.

[Malik] : Nevin, plis. Kalo lu udah ga ada, buat cara ga ada. Lu mau apa lagi sih?
[Nevin] : Gua sih, ga minta banyak~ Gua cuman mau Marvel..
[Ledib] : Hah?! Gila lu?!

αкαηкυ נαgαмυ ѕ2 [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang