-
-
-
"kenapa kau terus menatapnya?" tanya Sunoo
Jungwon yang sedang menatap Sunghoon seketika mengalihkan pandangannya ke arah Sunoo, Sunoo menatap Sunghoon yang sedang tertawa bersama murid dari kelas lain.
"kau muak dengan dramanya?" tanya Sunoo lalu mengalihkan pandangannya ke arah Jungwon, Jungwon kembali menatap Sunghoon yang sudah meliriknya
Sunghoon tersenyum, Jungwon mengepalkan tangannya, dari tatapan itu dia seolah meremehkan Jungwon, dia tahu bahwa dia memiliki citra baik.
"kenapa murid kelas kita tidak ada yang merobek wajah asli nya?" tanya Jungwon
"tidak ada yang berani mungkin.... termasuk kau juga" tantang Sunoo
Jungwon menaikkan sebelah alisnya.
"siapa bilang aku tidak berani?" tanya Jungwon
"kan mungkin lagi pula biarkan saja dia, setiap manusia memiliki topeng jadi jangan terlalu berurusan dengannya" ucap Sunoo
"aku akan merobek wajah asli nya" singkat Jungwon
"kenapa?" tanya Sunoo
"aku tidak suka manusia yang penuh dengan kepalsuan" datar Jungwon
Sunoo tertawa sarkas.
"baiklah terserah kau saja" balas Sunoo
Jungwon melakukan eye contact dengan Sunghoon saat Sunghoon melaluinya, aura dingin dari keduanya langsung membuat Sunoo bergidik ngeri.
"menyeramkan sekali" cibir Sunoo
singkat cerita~
jam istirahat ketiga...
"hallo pa?" pelan Jungwon
"nak?... kau kah itu, astaga papa pikir papa sudah tak bisa berhubungan lagi dengan mu, bagaimana kabarmu nak? kenapa nomor mu yang lama tidak aktif? apa wanita itu menghasut mu agar membenci papa mu sendiri?"
"tidak" Jungwon menahan tangisnya
"ada apa? jika terjadi sesuatu, papa akan menjemputmu, biar kau tinggal bersamaku, aku tahu bahwa wanita itu tidak becus mengurus mu"
"hentikan" singkat Jungwon
hening beberapa saat~
terdengar helaan nafas dari sebrang sana..
"ada apa?"
"bolehkah aku meminta sesuatu?" tanya Jungwon
"kenapa kau meminta izin? aku ini papa mu jadi mintalah apa yang kau inginkan, aku akan langsung memberikannya"
Jungwon menghela nafasnya.
keesokan harinya~
Jungwon memegang tangan Jay lalu meletakkan satu amplop cokelat, Jay menderyitkan dahinya, dia menatap amplop itu lalu Jungwon.