CHAPTER 2 :

39 1 0
                                    

Bertemu Denganmu Adalah Hal Yang Paling Ku Tunggu

Jordan

Kamu lagi ngapain?

Bunyi notifikasi dari handphone ku membuatku beralih dari laptop, "siapa nih" ucapku membaca chat Jordan yang baru saja masuk.

Valerie

Lagi rapat bidang, online. Capek banget pengen ice cream tapi masih rapat dari tadi, gak selesai-selesai

Jordan

Semangat

Valerie

Kamu dimana?

Jujur saja aku menunggu balasan dari Jordan yang tumben sekali terasa lama dibalas, walau memang aku tau kami pasti punya kesibukan masing-masing. Hanya saja ini pertama kalinya Jordan cukup lama membalas chat dariku, membuatku menunggu kira-kira setengah jam. Aku mencoba mengalihkan pikiranku agar tidak terpaku pada handphone ku yang dari tadi belum menerima notifikasi lain selain notifikasi dari grup bidang organisasi ku yang dipenuhi dengan kalimat "Izin off cam kak, jaringan kosanku jelek".

Ting. bunyi notifikasi itu langsung membuatku buru-buru meraih handphone yang dari tadi memang sudah siap sedia di sampingku. Akhirnya nama yang diharapkan muncul, itu Jordan.

Jordan

foto

Karena kendala wifi kosanku yang memang tetap jelek walau sudah dipindah oleh bapak kost ke depan kamarku karena sebelumnya aku dan Tara complain, foto yang dikirim Jordan harus ku download terlebih dahulu. Setelah menunggu sekitar 2 menit, foto itu akhirnya bisa aku lihat secara jelas. Menunjukan kantong plastik berwarna putih yang sedang dipegang oleh Jordan. Melihat chatnya yang sudah centang biru, Jordan kembali mengirimkan chat lanjutan berisi keterangan dari isi kantong itu.

Jordan

Ice cream buat kamu siap diantar, bentar ya

Membaca chat itu membuatku kaget dan langsung berlari ke kamar Tara yang memang teepat berada di samping kamarku, Tok Tok Tok Tok Tok. Ketukanku tidak lagi santai, takut bila tiba-tiba Jordan muncul di depan kosan. "Tara buka pintunya", "Tara buruan buka", "Tara ini penting", ucapku berulang kali sambil tetap mengetuk pintu kamar Tara yang mungkin didengar oleh seluruh penghuni kosan karena memang kosan kami tidak kedap suara. Pintu terbuka memperlihatkan Tara yang sudah memakai masker berwarna putih sewajahnya dengan bando beruang yang selalu dia pakai setiap kali maskeran.

"Kenapa rie, udah tidur aku". tanya Tara pelan dengan suaranya yang memang berat sambil mengucak mata, "Apaan sih? kenapa kamu?". lanjut Tara.

Tanganku meraih tangan Tara, "sini!", lalu menariknya masuk ke kamarku. Aku mulai merapihkan rambutku dan menyemprotkan parfum ke bajuku. "Ini kenapa sih?". tanya Tara. Aku berusaha mengatur nafasku karena jantungku mulai deg degan tidak karuan, ini pertama kalinya aku akan bertemu dengan Jordan secara langsung.

"Jordan mau kesini". jawabku.

"HAH?! KOK BISA MENDADAK KESINI?". tanya Tara.

"Ya mana aku tau, dia tiba-tiba mau kesini bawain ice cream padahal aku gak minta".

"Bagus dong, itu namanya cowok effort". Tara menarik kursi di kamarku lalu duduk sambil memperhatikan aku yang mondar mandir tidak jelas, "Bisa duduk gak? santai aja. Pusing kepalaku lihat kamu mondar mandiri gitu". tanya Tara yang langsung aku jawab dengan yakin, "GAK BISA".

Handphone ku berdering, menampilkan nama Jordan. Tentu saja otak Tara yang iseng langsung menerima telfon dari Jordan,

"Halo rie, aku otw ya udah mau deket ini". ucap Jordan langsung menutup telfonnya. Makin membuat aku deg degan karena bahkan belum sempat menjawab apa-apa, sedangkan Tara tentu saja tetap santai namun menahan tawa melihat aku yang salah tingkah padahal ketemu saja belum.

KATA MEREKA INI BERLEBIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang