Mungkin Kamu Lupa Hari Itu, Disaat Kamu Memintaku Jadi Milikmu.
Jordan menawarkan diri menemaniku ke kampus pagi itu untuk mengambil jas almamater ku, dia sungguh niat berjalan kaki dari kosannya ke kosanku dulu untuk menjemputku agar kami berdua bisa berjalan bersama-sama ke kampus. Hari itu setelah kami selesai mengambil jas almamater ku, Jordan mengajak aku untuk makan siang bersama di tempat biasanya dia makan.
"Agak jauh, jalan kaki gapapa?". tanya Jordan.
"Aman kok, bisa aku jalan". jawabku.
Setiap beberapa menit sekali, Jordan yang jalan lebih dulu di depanku menoleh ke belakang untuk melihatku sambil bertanya, "bisa? kalau gak kuat bilang aja". Mendengar itu membuatku menahan tawa, aku tau dia sedang mengujiku saat itu. Namun, sayangnya dia tidak tau kalau aku bisa jalan kaki jauh. "bisa". jawabku singkat, membiarkan dia yang menilai.
Melihat kakiku yang mulai sakit dan kelihatan susah berjalan karena memang sneakers yang aku pakai tidak nyaman dibawa jalan, Jordan berlari sebentar ke kosannya yang memang dekat dengan tempat makan kami untuk mengambilkanku sepasang sendal berwarna coklat.
"Kok ada gambar beruangnya?". tanyaku bingung, curiga, penasaran.
"Jangan mikir aneh-aneh, itu aku pinjem dari Kai, sedangkan Kai ambil sendal itu dari Cleo". jawabnya klarifikasi.
Baru aku mau memakai sendal itu, yang penting jelas asal usulnya.
Kami berdua makan bersama, saat itu aku hanya makan nasi setengah porsi karena tidak ingin kelihat porsi kuli di depan Jordan walau sebenarnya aku sudah lapar siang itu. Tapi demi terlihat kalem dan elegan, kali ini aku akan berusaha kenyang walau hanya makan setengah porsi. Jordan juga paham aku sedang jaga image, makanya dia terus terusan bertanya, "itu yakin kenyang". Lalu akan aku balas, "kenyang banget".
Beberapa hari kemudian, aku dipanggil oleh ketua bidangku ke kampus terkait kegiatan yang mau dibahas, membuatku jadi lari terburu-buru ke kampus padahal hari itu harusnya aku libur dan bisa bermalas-malasan di kosan seperti impian mahasiswa pada umumnya saat hari libur karena tidak ada kelas.
"Selamat siang kak, maaf telat". sapaku saat masuk ke ruangan, disambut keheningan.
Disana ada juga anggota lain yang sudah menunggu, sama-sama dipanggil untuk rapat mendadak di kampus.
"Udah dari tadi?". tanyaku pada Cleo.
"Baru kok, tapi katanya penanggung jawab kegiatannya udah pulang". jawab Cleo.
Tentu saja mendengar itu aku jadi kesal, padahal aku sudah berlari dari kosan ke kampus hanya untuk menemui mereka padahal salah satu yang meminta dan harusnya jadi yang berbicara dalam pertemuan itu justru sudah balik duluan.
"Ini jadinya nungguin apa ya kak?". tanyaku pada ketua bidang.
"Gak ada dek, gak jadi kita pertemuan soalnya penanggung jawabnya ngambek udah balik duluan katanya pusing". jawab ketua bidang santai.
Rasanya aku ingin membalik meja yang ada di depanku, harusnya mereka bisa memberitahukan hal ini di grup agar aku tidak perlu berlarian datang kesana.
"Balik aja gapapa". kata ketua bidang.
Aku hanya membalas tersenyum kecil, itu juga aku paksakan agar ekspresiku yang terlalu jujur ini tidak sampai memperlihatkan rasa kesalku. Makin kesal karena saat mau pulang ke kosan, malah diluar hujan deras sedangkan aku tidak membawa payung.
Rasa kesalku hilang saat mendapat chat dari Jordan,
Jordan
Kamu dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA MEREKA INI BERLEBIHAN
RomantikSetidaknya, Kita pernah ada Kita pernah nyata Walau akhirnya tak lagi bersuara. Cinta adalah perasaan tidak terduga, ia bisa muncul kapan saja tanpa kita duga, tanpa kita rencanakan, dan tanpa kita pilih pada siapa. Tiba-tiba saja ia ada, tiba-tiba...