10. What Family Do

48 8 5
                                    

Miriel's POV

"Miriel! Ada yang mencarimu!"

Ujaran Suster Freya yang lantang mengembalikan kesadaranku.

Aku membuka mata, menemukan diriku yang sedang duduk di meja makan. Tangan kanan memegang pensil warna dan tangan kiri menahan kertas gambar.

Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku. Apa yang sedang terjadi?

"Ya, Suster! Segera datang!" ucapku tanpa kusadari.

Dalam sekejap aku menaruh pensil warna, meninggalkan semua kesibukanku, melompat turun dari kursi dan berlari menghampiri Suster Freya yang sedang berbicara dengan sepasang suami istri.

Benar, ini pasti mimpi. Aku ingat saat masih kecil, mungkin usia lima tahun, sepasang suami istri ini sering mengunjungiku. Aku hanya memanggilnya,

"Hai, Bibi Sierra! Hai, Paman Azril!" sapaku dengan riang.

Suster Freya, Sierra, dan Azril tertawa mendengar sapaanku.

Aku baru ingat Bibi Sierra dan Paman Azril yang sering mengunjungiku setiap hari Minggu. Setiap kali mereka datang, mereka selalu mengajakku berpiknik di tepian danau dekat gereja. Kurasa saat aku berusia delapan atau sembilan tahun, mereka berhenti mengunjungiku.

Aku menengadah, berusaha menatap wajah Bibi dan Paman. Tapi karena ini hanyalah mimpi, wajah mereka terlihat buram. Mungkin karena aku sudah tidak mengingatnya lagi.

"Paman! Kapan kamu akan memotong rambut? Rambutmu panjang sekali, seperti hantu di TV!" ujarku kali ini mengundang tawa hanya dari Bibi dan Suster Freya.

Tangan kecilku menarik-narik surai halus Paman.

"Apa itu.. TV?" tanya Paman Azril bingung.

"Maaf, Tuan. Akhir-akhir ini Miriel suka menonton film horor di TV. Saya pun heran kenapa dia tertawa saat adegan hantu muncul. Sepertinya karena teringat akan Tuan." ujar Suster Freya menjelaskan aksiku.

"Hantu rambutnya panjang dan seram! Sama seperti Paman!"

Bibi Sierra tertawa semakin lepas. Saat itu aku masih belum mengerti kenapa Bibi tertawa, tapi sekarang aku mengerti. Maafkan aku, Paman.

"Miriel, apakah kamu ingin ikut kami jalan-jalan lagi?" tanya Bibi setelah ia dapat mengembalikan ketenangannya.

"Mau! Aku akan segera kembali, Suster!"

Bibi Sierra tersenyum dan melambaikan tangan pada Suster, "Kami duluan." katanya.

Suster Freya tersenyum, "Hati-hati di jalan." balasnya.

Paman Azril lalu menggendong tubuhku yang sebenarnya tak lagi ringan karena sedang dalam masa pertumbuhan. Aku memainkan rambut Paman lagi sembari berjalan menuju tujuan kami.

Saat aku terbangun, ada perasaan aneh yang menyelimuti benakku. Untuk sesaat, aku dapat melihat tatapan Paman.

Entah kenapa tatapan Paman Azril sama seperti tatapan yang Azazil berikan kemarin.

Menatap langit-langit yang gelap dan hanya sunyi yang kudengar, aku pun kembali memejamkan mata. Mungkin aku bisa kembali memimpikan Bibi, Paman, dan Suster.

End of Miriel's POV

****

Suara nyanyian burung hantu diiringi angin sepoi menemani suramnya malam ini.

Alyssa tidak bisa tidur. Tidak peduli seberapa keras Alyssa berusaha untuk terlelap, ia masih terjaga. Matanya mulai terasa perih.

Tidak kuasa menahan keresahan yang menyelimuti benaknya, Alyssa memutuskan untuk bangkit dari ranjangnya dan berjalan-jalan di sekitar kamarnya. Dirinya tidak berani pergi terlalu jauh, terutama karena baru tiga hari yang lalu, nyawanya dalam bahaya.

The Greatest Escape [ON GOING] - TWW 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang