YOU POV
Aku masih tak habis pikir dengan Sunoo yang mudah sekali mengambil keputusan untuk bergabung ke dalam sekte HEAVEN'S. Aku paham betul, Sunoo memiliki rasa dendam dengan para lelaki yang telah memperkosanya, namun apa ia tak berpikir kalau keputusan itu juga merugikanku selaku wanita yang dia cintai? Entahlah, berkat keputusan yang Sunoo ambil membuatku berpikir kalau lelaki ini mungkin tak benar-benar menyukaiku.
Ia hanya butuh perlindungan dan kebetulan aku siap memberikan seluruh duniaku untuknya. Satu sisi, aku tak bisa menutupi rasa kecewaku pada Sunoo tapi disisi lain aku sadar atas kesalahanku yang membawa diriku ke dalam lingkaran setan ini.
Seharusnya aku tak boleh menyalahkan siapapun atas kejadian buruk yang menimpaku, hadapi saja segala konsekuensinya. Sambil terus berdoa kepada tuhan untuk dilepaskan dari jeratan iblis yang menyesatkan.
Tuhan, aku tak pernah memiliki niat menduakanmu, namun keadaan begitu memojokkanku atas segala ketidakberdayaan ini.
Aku takut, terutama saat manajer karaoke bernama Jooheon ini kembali mendekatkan dirinya padaku. Ia berniat mencium perpotongan leherku yang membuatku refleks mendorong tubuhnya agar menjauh dariku. Memancing tawa remeh pria itu berikan padaku, sementara Sunoo yang duduk di bangku paling belakang mobil hanya bisa berteriak tertahan di balik lakban yang membungkam mulutnya.
"Saya suka mencium aroma tubuhmu, Y/n." ucapan Jooheon, mampu membuat sekujur tubuhku merinding tak tertahankan. Terutama setelah ia menahan kedua tanganku untuk kembali mencium perpotongan leherku. Rasa geli dan jijik bercampur menjadi satu, membuatku gelisah terutama saat merasakan tangan Jooheon kembali meremas dadaku dari balik baju yang aku kenakan.
"Dadamu kenyal sekali, desahanmu indah, tatapan matamu memabukkan, dan yang paling penting berada di dalam sini-" ucapan Joohoen terhenti sejenak saat tangannya bergerak menuju selangkanganku yang masi terbalut celana jeans ketat, "Terasa begitu sempit dan hangat." Jooheon lanjutkan ucapannya seiring ciumannya naik menuju pipiku.
Baru Jooheon ingin menyatukan bibir kami, dering telepon menghentikan kegiatannya tersebut. Dengan senyuman mesum yang tak lekang di wajahnya, Jooheon angkat panggilan di handphone miliknya, "Iya bos!". Samar-samar dapat ku dengar suara lelaki yang berbicara dari seberang telepon. "Dimana kalian? Dimana wanita yang telah melaporkan usaha karaoke saya?!!!" bentak pria seberang telepon begitu menggelegar. Sukses menghilangkan senyuman di wajah menjijikkan pria yang telah melecehkan ku.
"Kami dalam perjalanan menuju karaoke bos," jawab Jooheon begitu ketakutan dan beralih menatapku penuh kekesalan.
"Cepat!" setelah itu, panggilan tersebut ditutup saja secara sepihak oleh lelaki yang Jooheon sebut bos tersebut. Oh iya, Jooheon hanya seorang manajer yang bertugas mengelola karaoke tersebut kan, aku pikir dialah pemilik asli bisnis tersebut. Tenyata, di atas Jooheon masih ada petinggi lain yang murka denganku.
Sungguh, aku masih tak habis pikir! Bagaimana cara mereka mengetahui bahwa aku dan Sunghoon lah yang melaporkan karaoke tersebut ke pihak berwajib. Sialan!!
"Ngebut pak, bos Jay Park sudah menunggu di kantor!" setelah mengatakan itu pada supir, Jooheon kembali mendekat ke arah tubuhku untuk mengatakan, "Bersiaplah menghadapi amarah orang yang lebih gila dariku." entah apa maksud ucapan Jooheon tersebut. Yang jelas, aku terus berusaha menolak saat pria itu ingin melecehkan aku lagi. Mulai dari meremas dadaku sampai ingin menciumku lagi.
Terus Jooheon paksa aku hingga habislah kesabaran lelaki itu, Jooheon dorong tubuhku agar berbaring di bangku tengah ini. Posisinya sebagian atas tubuhku berada di atas pangkuan anak buahnya yang bertubuh besar, sementara Jooheon mulai menimpaku dengan tubuh besarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANIMALS
HorrorJadi, apakah nikmat dan kebahagiaan yang kita rasakan di dunia, masih bisa disebut dengan surga?