Tiba di kantor Harin, dengan mengejutkan seorang gadis cantik telah menyambut Sooji di luar kantor.
Tersenyum ramah, wanita itu berkata."Nona, saya di tugaskan Sajangnim untuk mengantar anda ke ruangannya."
Sooji terdiam linglung,"Apa kau tidak salah orang, Nona?"
"Tidak, karena Sajangnim sudah menjelaskan ciri-ciri anda sebelumnya. Seperti mengenakan jaket hitam, topi hitam, beserta masker."jelas wanita itu secara terperinci.
Sooji terkejut. Harin benar-benar mengenalku dengan baik.
"Mari ikuti saya."kata wanita itu mempersilahkan.
Segera Sooji mengikuti gadis itu, dan taklama keduanya akhirnya tiba di lantai atas, tempat dimana ruangan Harin berada.
"Silahkan masuk, saya permisi."
"Hum.."
Setelah kepergian wanita itu, Sooji diam-diam menelan salivanya, lalu membuka pintu dan masuk.
Disisilain Harin yang sedang duduk di kursi kebesarannya perlahan mendongak, menatap Sooji yang tengah menutup pintu dia berkata."Kau hampir membuatku marah karena menunggu."
"Maafkan aku.."jawab Sooji sambil melepaskan maskernya.
Hari ini Harin menggerai rambut hitam bergelombangnya, mengenakan rok hitam ketat di atas lutut, serta cardigan merah muda tangan panjang, dengan dalaman berwarna hitam ketat yang memiliki kerah rendah. Taklupa di bagian bawahnya dia mengenakan high hill hitam tertutup yang menghiasi kaki rampingnya.
Berdiri, perlahan Harin berjalan menuju sofa yang terletak di ruangannya. Menatap hidangan yang masih mengepul di atas meja, dia berkata."Sooji, kau belum makan, bukan?"
Sooji menggelengkan kepalanya."Belum.."
Mendekati Sooji, Harin mengaitkan tangannya pada lengan kekasihnya itu, lalu dengan lembut berkata."Kalau begitu, mari makan bersama. Kebetulan, aku juga belum sarapan."
"Ye..."dengan linglung Sooji mengangguk.
Taklama, keduanya mulai memakan hidangan yang tersedia di meja dengan hikmat.
Dan sesekali, dengan penuh perhatian Harin menempatkan potongan ikan, atau sayuran pada mangkuk Sooji. Yang dimana hal itu berhasil membuat gadis bermarga Sung itu merasa hangat di dalam hatinya.
Menit berlalu, keduanya telah selesai dengan acara makan mereka. Lalu dengan ringan, Sooji meminum minuman dingin yang Harin sediakan.
Melirik Sooji, dengan ringan Harin tiba-tiba berkata."Sooji, aku ingin memiliki bayi."
Byur!!
Karena keterkejutan yang tidak bisa dia kendalikan, reflek Sooji menyemburkan air dingin yang baru saja dia minum.
Meraih tisu dari kotak tisu yang tersedia, Harin mengulurkan tangan halusnya, lalu menyeka mulut Sooji."Ada apa dengan reaksimu itu?"
Dengan kaku Sooji melirik Harin,"Harin, apa kau bercanda?"
Meletakkan tisu kotor di atas meja, Harin balik bertanya."Apa aku terlihat sedang bercanda?"
Mengamati wajah Harin, Sooji diam-diam menggerutu di dalam hatinya. Bagaimana aku bisa membedakan dia serius atau bercanda sekarang?
"Harin_ah, bukankah kau tahu kita...sama."jelas Sooji tanpa daya.
"Ini bukan zaman purba, banyak metode yang bisa kita lakukan."tutur Harin sebelum melipat tangannya.
"Tapi...seorang anak hanya akan lahir setelah pernikahan. Lalu..."
"Kalau begitu mari menikah."sela Harin tanpa melepaskan pandangannya dari Sooji yang membeku di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyramid Game NV S 2(Return Of Old Love)
Teen FictionSoojixHarin SoojixDo Ah SoojixYerim