Prolog

102 28 12
                                    

happy reading

14 tahun lalu

Dimalam yang gelap, dari jendela dengan tirai yang tertiup angin terlihat rintik hujan diluar, cahaya kilat yang dalam sekejap menerangi ruangan yang gelap ini. Seorang gadis kecil duduk bersandar pada pintu sembari memeluk erat boneka kelinci.

PRANGGGG!!!

Suara keras dari balik pintu membuat gadis kecil itu ketakutan dan menutup telinganya "Bundaaa!!" teriaknya dengan isak tangis.

"Bunda gapapa sayang, tetap didalam jangan keluar, oke?" bisik sang bunda dari balik pintu.

"KAU GILA KANAYA!!!" teriak seorang pria yang tidak lain adalah ayah dari gadis kecil itu.

Kanaya mendorong suaminya menjauhi kamar anaknya, namun suaminya malah menampar pipi Kanaya dan hendak melemparkan botol alkohol yang isinya sudah habis tak tersisa, namun dengan cepat Kanaya menangkap tangan itu dan merebut botol yang berada di genggaman sang suami.

"Gara-gara kebiasaan buruk mu, anak orang hampir mati mas!!" teriak Kanaya dan melempar botol alkohol itu hingga menjadi serpihan beling tajam.

"ITU BUKAN URUSANMU!!, jika bukan karna mu yang menginginkan hartaku, dan mengadu pada ibu untuk memblokir semua kartu ku!!!"

"aku sudah memperingati mu ratusan kali agar kau tidak lagi melakukan hal yang diluar batas, tapi apa? KAU MENGANGGAP KU SEBUAH BARANG YANG KAU AMBIL SAAT KAU BUTUHKAN DAN MEMBUANGNYA SAAT KAU TIDAK LAGI MEMBUTUHKANNYA!!" setetes air mata terlihat membasahi pipi Kanaya.

Pria itu tersenyum, mendekati Kanaya dan mengusap air matanya "kau benar Kanaya, dan sekarang aku sudah tidak lagi membutuhkanmu" tidak disangka pria itu menusukan sebuah pisau tajam kepada kanaya.

Apa yang dilakukannya disaksikan oleh seorang gadis kecil yang terdiam ketika melihat sang ibu yang sudah bercucuran darah "n-nak, m-m-menjauhlah..." Kanaya dengan susah mengucapkan kalimat itu.

"Shanaya...kemari sayang" Pria itu membuka kedua tangannya seperti hendak memeluk gadis kecil itu, gadis kecil itu yang awalnya mundur, kini ia mulai memajukan beberapa langkah mendekat menuju sang ayah.

Saat pria itu akan melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan pada istrinya, terdengar bunyi sirine dan beberapa mobil yang masuk ke pekarangan rumahnya, hal ini membuat pria itu panik dan pisau nya melukai kaki gadis kecil itu.

Satu persatu beberapa polisi mulai masuk dan menangkap pria itu, beberapa diantara polis terlihat seorang pria yang mengenakan jas hitam dan seorang wanita yang mengenakan dress putih. Wanita itu menghampiri gadis kecil itu, namun ia malah berlari dengan kaki yang terluka menuju ibunya.

"Bunda...." lirihnya pilu.

Tak disangka ternyata Kanaya masih sanggup membuka mata dan mengucapkan beberapa kalimat terakhir "S-shanaya.... jadi a-anak yang pintar ya..., ha-harus nurut sama auncle aunty ya? b-bunda pergi dulu n-nanti kita ketemu l-lagi, oke?" gadis kecil yang masih berusia 3 tahun itu mengangguk memeluk ibunya yang sudah tidak bernafas.

Wanita yang disebut "aunty" oleh Kanaya itu menangis memeluk gadis kecil itu "Anak baik, ikut aunty ke rumah kakek nenek ya?"

WARNING
tinggalkan vote dan komen✨✨

Thank You

E L N A Y ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang