2. Dia Orangnya

65 26 3
                                    

happy reading


Part sebelumnya

|| Elkan menyeringai kecil menatap Shanaya "Padahal dulu lo nangis kalo sehari ga liat dia" ucapan Elkan membuat Shanaya teringat dengan kejadian dimasa lalu. ||

Elkairo Devine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elkairo Devine

Flashback on

Disebuah perjamuan perayaan anniversary sebuah perusahaan, Shanaya yang masih berumur 7 tahun tengah duduk di kursi bersama orangtuanya. Sang ibu, Celine memberikan Shanaya buah strawberry kesukaannya, Shanaya menerimanya dengan senang hati dan langsung memakannya. Tak berselang lama, Shanaya tiba-tiba saja merasa mual dan mengatakan pada ibunya untuk pergi ke toilet sendirian.

Dan benar saja, saat Shanaya masuk ke toilet ia langsung memuntahkan isi perutnya di wastafel kamar mandi, Shanaya memegangi perutnya yang terasa mual dan tidak nyaman, ia berjalan keluar kamar mandi sembari memegangi perutnya. 

Shanaya melihat sepanjang koridor area kamar mandi yang terlihat sepi, ia berjalan tanpa memperhatikan ke depan, ia terus memegangi perutnya yang terasa sakit sekarang, tak sadar ia menabrak seseorang didepannya, itu adalah Elkan.

Elkan yang saat itu berusia 9 tahun menatap Shanaya dengan penuh amarah, Elkan mencengkram kedua pundak Shanaya dan memojokkannya Kedinding "apa yang kamu katakan pada teman-teman ku Shanaya?!!" tanyanya dengan nada penuh amarah.

Shanaya menjawab dengan menahan rasa sakit perutnya "a-apa yang kamu maksud?"

Cengkraman tangan Elkan semakin kuat "kamu mengatakan ke teman-temanku bahwa kamu adikku!!!" 

Mendengar kalimat itu, tangan yang sejak tadi memegangi perut kini terangkat dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Elkan menjauh "Apa salahnya aku mengatakan itu!!!"

Emosi Elkan semakin tinggi ia mengecek keadaan sekitar yang sejak tadi sepi, ia mengangkat tangannya hendak memukul Shanaya, namun secara tiba-tiba sebuah tangan menghentikan tindakan Elkan.

"Elkan! apa yang mau kamu lakukan?!" tanya Elkairo yang merupakan sepupu mereka berdua.

"aku mau kasih pelajaran buat dia!" ucap Elkan berusaha menarik tangan Shanaya namun lagi-lagi dihalangi oleh Elkan.

Shanaya hanya bisa diam, perutnya terasa sangat sakit, ia berlindung dibalik badan Elkairo. Shanaya memandangi tubuh Elkairo yang kini didepannya, melindunginya dari Elkan, dan berusaha meredakan amarah Elkan. Setelah mendapatkan bujukan dari Elkairo, Elkan menatap sinis Shanaya dan pergi meninggalkan mereka berdua.

E L N A Y ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang