8. His birthday

26 7 3
                                    

happy reading


  || Mendengar kalimat itu, Elkan langsung mengerutkan keningnya, ia mematikan telepon dan membuka kontak chat Shanaya dan mengetik sesuatu di sana.

"wtf! aku? dia pake kata 'aku'?" ||

Hari ini adalah hari pertama liburan musim dingin, sejak tadi Elkan menghabiskan waktu hanya dengan bermain game dikamar. Namun kini ia menghentikan kegiatan bermain game-nya kerana mendapatkan pesan dari Kairo yang mengajaknya keluar.

Saat Elkan menuruni tangga dan melihat Shanaya yang baru saja pulang entah dari mana bersama Ralya, Elkan menghampiri mereka berdua yang membuat keduanya berhenti.

"Kenapa?" tanya Shanaya.

"Dari mana?"

"Belanja sama Ralya"

Elkan membuka ponselnya dan melihat tanggal yang tertera di lock screen nya, setelah itu ia mematikannya lagi dan langsung pergi meninggalkan keduanya.

Shanaya melihat tubuh tinggi Elkan dan tertawa kecil "Lo kira gue lupa" gumamnya dalam hati.

Kemudian Shanaya membisikkan sesuatu pada Ralya yang membuatnya mengangguk-angguk sambil tersenyum.

----

Elkan dan Kairo sedang berada di sebuah cafe yang biasa mereka datangi saat pulang sekolah, sejak tadi mereka hanya mengobrol biasa seputar basket dan sedikit gosip di sekolah.

Namun tiba-tiba Elkan mengubah topik "Btw Kai, waktu itu lo ngajak Shanaya kemana?"

"Nonton" jawab Kairo singkat

Elkan menatap tajam mata Kairo "Inget Kai, kalian sama-sama udah dewasa, ga bisa dianggap sama kaya waktu kalian masih kecil, ada perbedaan antara laki-laki sama perempuan"

"Gue tau, tapi kalo gue punya perasaan ke adek lo gimana?"

Kalimat yang keluar dari mulut Kairo membuat Elkan mengepalkan tangan "Langkahin dulu mayat gue" tegas Elkan.

"Segitunya lo sekarang sama Shanaya, dulu aja lo ga pernah anggap dia sebagai adek"

"Itu dulu" ucap Elkan lalu bangkit dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan Kairo.

Kairo yang melihat itu cepat-cepat mengejar Elkan keluar dari cafe hingga ke parkiran "Kenapa si El, buru-buru amat" tanya Kairo sambil terengah-engah.

"Gue mau pulang"

Kairo berdecak kesal "Bisanya juga pulang malem"

"Ya udah gue juga gabut kalo di rumah, gimana kalo ke rumah Reyden?"

Mendengar kalimat itu Kairo terlihat sedikit panik "H-hah? Reyden? dia ada mmmm...., acara keluarga! iya lo ga tau ya?"

"Ya udah ke rumah Dirga" tangan Elkan yang hendak membuka pintu mobil dicegah oleh Kairo, sebenernya apa sih yang anak ini mau.

"Dirga bukannya lagi itu...., jalan sama Ralya!! iya dia lagi jalan sama Ralya"

Elkan memandang Kairo sinis "Lo gila? Ralya lagi di rumah gue sama Shanaya"

E L N A Y ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang