15

109 23 3
                                    

Scene berganti.

Setelah melewati rintangan yang sangat banyak sebagai tawanan Ejo Jo, pada akhirnya mereka semua yang sekarang menyandang status sebagai tawanan itu pun dikurung pada sebuah tempat yang dilindungi oleh dinding transparan berwarna biru. Mencegah agar mereka semua tak dapat keluar.

Aleah memandang Biolanya yang diambil paksa oleh Ejo Jo. Itu alat musik kesayangannya loh, main ambil aja ni kepala kotak!

Oke-oke, udah.

Didalam kapal angkasa Ejo Jo, si pemilik kapal asyik duduk dikursi kemudi. Sedari tadi tertawa akan keberhasilannya merebut jam kuasa dan mengalahkan Boboiboy. "Hahahaha! Lagi due ...." Memandang sejenak kearah empat jam kuasa ditangannya. "Dan aku akan dapatkan kesemue kuasa!"

Ying langsung berkacak pinggang mendengarnya, ia berjalan dan menatap Ejo Jo, dinding transparan biru itu menjadi penghalang. "Ha! Ape lu ingat ini mainan-- "

Aleah langsung menutup mulut Ying yang hendak menyerocos. Ia berdiri di antara Yaya dan Ying, ketiga anak perempuan itu berjengit takut saat Ejo Jo menatap tajam kearah mereka. Bukan, bukan mereka bertiga aja. Tapi semua teman-teman juga.

Ejo Jo memutar kursinya, menatap kearah Komputer miliknya. "Computer, tak jumpa lagi lokasi Boboiboy?"

"Maaf tuan, nampaknya die menghilang dari lintasan." Jawab Computer.

"Heh, Boboiboy akan belasah kau nanti, tengok lah."

Ejo Jo lang tertawa mendengar ucapan Gopal, ia meliriknya sekilas sebelum akhirnya kembali menatap kearah monitor didepannya. "Belasah aku? Die lari macam tikus tadi, kau tak nampak ke?"

"Hahaha." Papa Zola tertawa. "Itu lah kamu tak tahu pempantun. Due tige tikus berlari, mane nak same si hamster sorang ... Memanglah Boboiboy lari! Nanti die datang balek, barulah die serang sampai menang!"

"Waaa!" Semua muridnya pun bersorak kagum mendengar pantun Papa Zola.

Ejo Jo hanya memandang semua itu dengan tatapan remeh dan merendahkan. Cih.

Tapi yang tidak Ejo Jo tahu, bahwa Papa Zola melakukan itu agar dapat menghilangkan rasa takut murid-muridnya. Ia sangat merasa bertanggung jawab sebagai guru akan hal ini.

"Kita kene percaye Boboiboy dan Fang pasti akan selamatkan kite." Ujar Yaya.

Teman-teman perempuan mereka pun menanggapi dengan keyakinan penuh.

"Betul tu."

"Ha'a."

"Semestinye."

"Terbaik."

Mendengar itu, Aleah dan Ying saling berpandangan. Keduanya menatap kearah Yaya dan tersenyum kecil. Yah, mereka memang harus yakin, kan?

"Haha! Semestinye terba-- Ekh!"

"Aaaaaa!"

Belum sempat Papa Zola menyelesaikan ucapannya, ia tersengat oleh aliran listrik yang mengisi seluruh ruangan tempat mereka dikurung. Dan sepertinya bukan 'ia' saja, tapi semuanya juga ikut tersengat.

Ejo Jo menyeringai. Setan memang.

Aliran listrik yang menyengat itu terhenti saat Ejo Jo bangkit dan berjalan mendekat ke monitor dihadapannya. Membuat mereka semua yang ada didalan kurungan tadi jatuh dan terduduk lemas.

"Ejo Jo." Layar itu menampilkan wajah--

-- "Adudu?"

Aleah bersama yang lain langsung mengangkat kepala mereka. Dan ternyata memang benar, itu benar-benar Adudu.

[1] Childhood II Boboiboy x Reader OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang