BAB ( 20 ) Perjodohan

29 16 2
                                    


*Menawi kula kedah nglilakaken cintanipun kula kalih jonathan lan kula kedah milih sampeyan pandu demi tiyang sepuhipun kula, kula relo*

_Serayu Prawija_

_Serayu Prawija_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini seperti hari biasanya, Serayu mengurus rumah mamasak mengurus ibunya yang sekarang sudah lumayan sehat lalu dia pergi berkerja. Seperti biasa dagangan habis bersih bersih lalu pulang, tetapi sore hari ini berbeda saat dirinya sudah sampai dirumah dia sedikit kaget karena ibunya sudah mempersiapkan beberapa makanan di ruang tamu, tanpa pikir panjang dia langsung menanyakan akan datang tamu tapi siapa?

"Sinten buk ingkang badhe dugi??" Ucap Serayu menghampiri ibunya di dapur rumahnya itu

"Wis ono kok, Kowe gek ndang adus wae" Jawab ibunya lalu meninggalkan Serayu kebingungan di dapur

Serayu lalu mematuhi perintah ibunya untuk segera mandi, dan membantu ibunya menyiapkan makanan untuk tamu. Tidak lama kemudian terdengar suara langkah yang masuk ke dalam rumah itu dan..
Ternyata itu adalah rembulan yang baru saja pulang dari rumah mentari setalah setengah hari ini mereka bermain bersama.

"Kaget aku lan" Ucap serayu dengan mengelus elus dada nya.

"Ngono wae kaget, opo meneh di kei duit serangan jantung kowe" Jawab rembulan mengejek

"Rembulan.." Ucap ibunya dengan tatapan mata yang tajam. "Wis gek ndang adus kowe, kecut kek ngono cah wedok" Tambah sang ibu

Tak lama kemudian tamu yang mereka tunggu tunggu akhirnya datang, dan mereka adalah keluarga pandu yang akan datang untuk membahas perjodohan antara Pandu dan Serayu. Serayu yang tidak tau apa apa hanya bisa diam duduk di samping ibu nya.

"Dadi piye?? Sido kan perjanjian ne??" Ucap ibu pandu dengan sedikit melirik kearah Serayu.

"Sido" Jawab ibu Serayu dengan menepuk paha Serayu

*Perjanjian?? Ibu ndue perjanjian opo ambi ibu ne pandu* Ucap serayu dalam hati nya.

"Sera, bulan ngarep kowe rabi ambi pandu" Ucap ibu Pandu yang membuat hati nya langsung sedikit terguncang

Pandu yang mendengar ucapan sang ibu tidak kalah kaget dengan Serayu.

"Bukk, guyon kan" Ucap pandu pada sang ibu

"Haha ora ndu, Kowe tresna kan ambi Sera" Jawab sang ibu dengan tertawa.

"Wis ndu tenang" Tambah sang ayah

Serayu yang mendengar ucapan itu sampai beberapa menit kedepan dia hanya bisa diam dan meratapi semuanya. Tidak lama kemudian dia membuka suara

"Buu, ampun mas Joo pripun" Ucap serayu dengan menggenggam tangan sang ibu

"Jonathan?? Kowe gelem dadi perawat tuo" Jawab sang ibu

Serayu yang mendengar kata kata dari sang ibu pun langsung berlari keluar dan berlari ke kebun bunga yang memang dekat dari rumah, Serayu lalu duduk di bahwa pohon besar itu dan menangis. Pandu yang melihat Serayu berlari dia juga mengejar Serayu, setalah sedikit berlari pandu melihat Serayu berhenti di kebun bunga yang dulu saat kecil mereka sering sekali bermain di sini.

Dia lalu mencari keberadaan Serayu, saat dia melihat Serayu menangis di bawah pohon entah dengan kekuatan apa pandu berani memeluk serayu dan menenangkan diri Serayu yang terus menangis.

"Wiss ra uwiss, tenang ampun nangis" Ucap pandu menenangkan diri Serayu

"Panduu, Jonathan.." Jawab Serayu dengan suara yang bercampur dengan suara tangisan.

"Iyoo iyoo Ra aku paham, wiss cup Ojo nangis" Jawab pandu yang terus memeluk tubuh kecil Serayu itu.

Serayu terus menangis dan disana lah pandu terus memeluk Serayu, rasa cinta yang dia rasakan semakin besar walaupun dia tidak kuat melihat cintanya menangis seperti ini. Disisi lain dia juga sedikit sakit hati karena Serayu mencintai pria lain tetapi pandu mengerti akan hal itu.

Setalah lama Serayu menangis akhirnya dia sudah sedikit mereda.

"Nangis dulu raa, di entek entek ne di puas puas ne. Tenang raa Ono aku neng kene" Ucap pandu dengan menatap wajah Serayu

Serayu yang ditatap pandu seperti itu langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Opo sih ndu, isin aku mata ku bengkak" Ucap serayu dengan mengusap air mata nya

"Haha lucu, ayu juga kok" Jawab pandu dengan tertawa kecil padanya

Setelah pandu melihat Serayu sudah benar benar tenang dia lalu mengajak Serayu untuk pulang. Sepanjang jalan mereka berdua hanya diam saja tidak ada yang ingin membuka topik obralan, sesampainya dirumah Serayu ternyata kedua orang tua pandu belum pulang karena Meraka menunggu pandu untuk pulang bersama.

"Wah calon manten, cocok banget" Ucap ibu pandu dengan tertawa. "Weh iyo yo" Tambah ibu Serayu dan tersenyum melihat Serayu dan pandu pulang bersama.

Kira kira alasannya apa ya samapi sampai ada perjodohan ini??
Baca bab selanjutnya jugaa yaa biar gak ngegantung
See u next babb teman temann

HAPPY READING!!

Cinta Di Jogja [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang