[2] hancurnya "rumah"

175 13 3
                                    

tangan kekar pria itu mencekik erat leher wanita di depannya yang mulai terengah-engah karena tak dapat menghirup udara. ardian menatap lekat mata teduh ileana yang mulai berkaca-kaca, bibir yang memucat, leher yang memerah akibat tekanan tangan ardian.

putra-putra mereka yang hadir di ruang tamu itu lantas mematung tidak percaya dengan tingkah yang ayahnya lakukan pada mamanya. sebelumnya mereka tidak pernah melihat sang ayah semarah ini sampai kasar pada mama mereka.

ileana tampak ingin mengucapkan sesuatu, namun suara nya tak dapat keluar dari mulutnya. ardian mendekatkan wajahnya ke wajah ileana, menatap tajam pada mata teduh wanita itu.

"kamu-" ucapan ardian tersela.

"ayah!!! lepasin mama!!" teriak putra bungsu mereka secara nekad berlari ke arah ardian.

mahesa kalang kabut ketika melihat ricky secara berani berlari mendekati sang ayah, baru saja mahesa hendak mengejar ricky tiba-tiba langkahnya kembali terhenti karena terkejut melihat kejadian di depannya.

saat ricky berhasil berdiri di sebelah kaki sang ayah, ricky hanya mampu memukuli kaki ardian karena tinggi badannya yang masih ketinggalan jauh dari ayahnya.

pukulannya sangat lemah karena bercampur dengan tangisannya yang membuat tenaga nya berkurang.

"minggir, brengsek!!" ardian menjambak rambut ricky menggunakan tangan satunya yang kosong kemudian menendang perut anak mungil itu hingga terpental kebelakang, beruntung berhasil di tangkap oleh mahesa.

spontan mata ileana yang melihat putra bungsunya di tendang begitu saja oleh ardian langsung melotot, dia berusaha memberontak dari cekikan ardian namun sayang ia kalah tenaga.

"adek!" ricuh para saudara ricky mengelilingi nya.

"uhuk! uhuk!" batuk ricky seraya meremas perutnya yang terasa begitu sakit.

geram melihat kekejaman sang ayah, dengan berani reyhan membentak ardian dengan air matanya yang terus berlinang membasahi pipinya.

"AYAH KOK TEGA SIH?! AYAH GAK PUNYA PERASAAN YA KASARIN MAMA SAMA RICKY BEGITU?!" bentaknya kecewa.

satya pun turut membela reyhan, dia berdiri dari posisi berlututnya dan menatap tajam kearah ardian.

"AYAH! LEPASIN MAMA GAK?!"

mata ardian melotot melihat kedua putranya begitu berani membentaknya, dia tersenyum horror, "mau?"

tak segan-segan ardian melempar ileana ke dinding dengan tenaga yang kuat, membuat tubuh kecil ileana membanting dinding dan kepalanya menghantam dinding yang sama.

"sudah. kalian senang?" papar ardian menatap horror ke arah anak-anak nya.

semua seketika terdiam. melihat ileana merintih kesakitan tak berdaya di lantai yang dingin.

"EKONOMI KITA ITU LAGI SULIT!! DAN DENGAN ENAKNYA MAMA KALIAN MALAH BELI KALUNG DARI BRAND MAHAL!" bentak ardian dengan wajah murka bukan main, sebelum dia kembali melirik ke arah ileana yang meringkuk di lantai.

"bukannya hemat uang malah makin di buang-buang, LO TOLOL ATAU GIMANA?!!"

langkah kaki ardian kembali berjalan mendekati keberadaan ileana. dengan tatapan murka dia memandangi sekujur tubuh istrinya yang melemah, bukannya merasa bersalah justru dia merasa sangat senang.

dia berjongkok di depan ileana kemudian menjambak surai panjang ileana agar ardian dapat memandangi wajah cantik ileana yang sedang menangis seperti meminta mohon itu.

"PERUSAHAAN KU BANGKRUT, ILEANA!! KITA BISA JATUH MISKIN KALAU KAMU GUNAIN UANG MU CUMA BUAT BELI PERHIASAN YANG GAK GUNA!!!" teriaknya

"a-aku mi-minta maaf... aku.. beli k-kalungnya h-hasil tukar sama– kalung ku... yang la-lama... kok." jelas ileana mati-matian berusaha untuk bisa mengeluarkan suaranya meski terbata-bata.

Seven [7] BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang