[7] disekap

198 14 0
                                    

"yaudah, sok di bawa langsung, capek juga gue dengerin dramaan mereka."

dengan gerakan cepat para pria asing itu berpencar menangkap mahesa dan adik-adiknya, mereka di seret masuk ke dalam gedung kumuh itu secara paksa dan kasar.

"a-apa apaan ini?! om daniel!! kenapa kita di giniin om?!" teriak mahesa mencari penjelasan ketika berusaha memberontak dari salah satu pria yang mencekik lehernya sambil menyeret mahesa.

"om daniel kita mau di apain om?!!" lanjut teriak ricky.

ricuh suara teriakan anak-anak disana, namun daniel tetap berdiri dengan ltenang di tempatnya, melihati mahesa dan adik-adiknya sedang di seret masuk oleh pria-pria itu. dia tersenyum licik.

"kalian harus gantiin uang yang udah gue keluarin buat bayar biaya rumah sakit kalian. yakali gue mau bayarin secara ikhlas." jelas daniel tentu membuat anak-anak itu merasa di hianati.

"om daniel jahat!! om sama aja kayak orang itu!!" orang itu adalah ardian yang di maksud jean.

daniel hanya tertawa puas mendengarnya, dia tidak sabar mendapatkan uang yang lebih banyak dari biaya dia membayar rumah sakit mahesa dan adik-adiknya, dan itu hasil dari menjual anak-anak tak berdosa itu.

berita tentang orang-orang bejat itu telah menyebar dimana-mana. mereka terkenal selalu menjual organ dan anggota tubuh anak-anak untuk menghasilkan uang yang selalu di pergunakan tuk bersenang-senang. mereka sering menerima anak-anak dari seseorang yang menjualnya ke mereka.

satu ketua, aldebar ravialdo, dan delapan anak buahnya, telah bekerjasama sejak tahun 2011 hingga kini 2015, selalu mendapat banyak mangsa anak-anak perbulannya. nama geng mereka telah di kenal mata Indonesia.

setelah akhirnya berhasil membawa anak-anak itu masuk kedalam gedung kumuh yang adalah markas mereka, mereka langsung mengikat tangan dan kaki mahesa dan adik-adiknya menggunakan tali tambang yang tak lagi terlihat bagus, seperti telah di gunakan berkali-kali.

aldebar berjalan mendekati kerumunan anak buahnya yang telah selesai mengikatkan tali pada tangan dan kaki, serta meng-solatip mulut mangsa mereka.

dia tersenyum gembira, "bagus. kita mutilasi mereka nanti sore aja, sekarang biarin mereka menikmati dunia sebelum organ dan anggota tubuh mereka di jual." ucapnya bersamaan dengan tawa meledek.

aldebar berjalan lebih dulu meninggalkan ruangan itu, di ikuti dengan delapan anak buahnya di belakang nya ikut mentertawai anak-anak malang itu.

mahesa menatap tajam pada punggung mereka yang berjalan semakin menjauh dari nya. ini baru pertama kalinya untuk adik-adiknya melihat tatapan penuh dendam mahesa, bahkan tatapan mahesa tak setajam ini ketika dia memandangi ayah mereka yang telah membunuh mama mereka.

mahesa berpikir keras memikirkan cara agar mereka terbebas dari tali yang mengikat mereka begitu kencang, tangannya pun mulai terasa perih karena tali kasar itu mengikat kencang tangannya.

di kala adik-adiknya mulai merengek dan berguling-guling di lantai semen yang kotor itu, mahesa berusaha untuk tetap tenang sembari melirik ke setiap sudut ruangan yang cukup luas, berharap sorot matanya menemukan benda tajam yang bisa memotong tali.

ricky adalah tersangka yang berguling-guling di lantai, sambil merengek di balik solatip yang menimpal mulutnya.

udahlah pasrah aja, gak masalah mati, toh nanti ketemu mama juga. batin sean yang terlihat hanya merenung ketika saudaranya pada panik.

sementara itu jean berusaha keras melepas solatip di mulut nya dengan mengkomat-kamit kan mulut sampai pegal sendiri, namun hasilnya solatipnya hanya terbuka sedikit di ujungnya.

Seven [7] BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang