[11] bertemu

139 17 2
                                    

langit yang mendung akhirnya menurunkan rintik air bersama dengan gemuruh petir. rintikan air berhasil membuat genangan mereka di jalanan.

beruntung jean dan adik-adiknya berhasil sampai ke kota di saat hujan mulai turun. mereka berteduh di depan toko tutup tuk sementara menunggu hujan reda sekalian menunggu kehadiran sang kakak.

semuanya merasa cemas kala terpikirkan perihal reyhan dan mahesa saat ini, mereka pasti kehujanan di perjalanan, tak ada tempat tuk berteduh dari rinai hujan.

angin lirih menghembus kulit telanjang kelima bocah sd itu, membuat mereka cukup menggigil kedinginan, terutama sean yang tidak kuat dengan cuaca dingin.

sean menggosokkan kedua telapak tangannya tuk membuat suhu panas agar bisa menghangatkan tubuh, tapi itu sia-sia, dia tetap menggigil hebat dengan giginya yang mulai bergemelatuk.

satya yang duduk di sebelahnya pun sadar akan pergerakan sean, "dingin?" tanyanya singkat.

"i-iya." nada sean bergetar.

tanpa basa-basi satya pun menggeser bokongnya dan duduk lebih dekat dengan sean, kemudian memeluk sang adik memberikan kehangatan seadanya.

"kira-kira bang hesa sama bang rey sudah sampai mana, ya..?" gumam ricky menarik perhatian saudaranya.

"bentar lagi sampai kok." sahut jean meski ia sendiri cukup ragu dengan yang di ucapkannya sendiri.

"bang hesa sama bang rey pasti kehujanan disana, mana gak ada tempat teduh." nimbrung sean yang masih dalam dekapan satya.

suara berisik rinai hujan yang bertabrakan dengan atap seng membuat juan akhirnya terbangun dari tidurnya, dia menggulat perlahan sebelum membuka kedua matanya, dengan perlahan setengah bola mata bocah sd itu terlihat hingga matanya terbuka sempurna.

dia melihat-lihat sekitarnya dan mendapati saudara-saudara nya sedang memperhatikannya.

"k-kita dimana...?" tanya nya yang masih belum sadar sepenuhnya.

"kita sudah sampai di kota, ju." jean menyahutinya dengan senyum manis.

juan masih tampak memperhatikan sekitarnya seperti tengah mencari seseorang, "bang hesa sama bang rey mana?" tanya nya yang masih celingak-celingukan.

"mereka sebentar lagi kesini kok, kata bang jean sih gitu." sahut ricky ragu.

"iya bener kok, bang hesa sama bang rey sebentar lagi pasti sampai kesini." balas jean sambil kembali tersenyum meyakinkan.

ya, semoga aja mereka cepat sampai kesini dalam keadaan selamat. tolong lindungi mereka, ya Allah...

menit ke menit berlalu, waktu terus berjalan dan hujan tak kunjung reda, kelima bocah sd itu berkumpul menjadi satu dan saling menghangatkan satu sama lain.

namun yang menjadi kekhawatiran mereka saat ini adalah kedua abangnya yang tak kunjung tiba.

sudah dua jam berlalu, dan akhirnya hujan mereda meski tidak sepenuhnya berhenti.

pandangan mereka terpusat ke arah depan mereka, berharap mahesa dan reyhan tiba-tiba muncul disana.

sampai akhirnya yang mereka tunggu-tunggu tiba juga. terlihat rey tengah berjalan dengan pelan dan tak berhenti menggendong mahesa di punggungnya. terlihat ia tetap berjalan lurus sebab tak melihat kehadiran adik-adiknya yang menunggu di depan toko, samping reyhan lewati.

spontan kelima bocah itu berteriak memanggil abang-abang nya dan langsung berhambur berlari ke arah reyhan dan mahesa.

"BANG REY! BANG HESA!?" sontak rey menoleh.

Seven [7] BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang