10.

254 4 0
                                    

Setelah dari rumah sakit. Arsen memutuskan ingin langsung kembali kekediaman nya. Entah kenapa rasanya ia ingin cepat sampai di mansion. Dan bertemu dengan naomi

"anda ingin pergi kemana lagi tuan?" tanya adam

"kembali ke mansion." jawab nya

Adam pun mengangguk. Dan segera menjalan kan mobil nya. Meninggal kan lobby rumah sakit. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang cukup ramai. Sesekali adam melirik sang tuan melalui kaca. Jika orang lain mungkin tidak akan sadar. Tapi adam tau betul jika arsen sedang tesenyum teramat tipis semenjak keluar dari ruangan dokter. Adam bekerja pada arsen dari arsen masih remaja. Jadi adam cukup tau bagaimana perangah dan sifat karakteristik seorang arsenio. Dia pandai sekali menyembunyikan perasaan nya di balik wajah datar itu


Selang 26menit berlalu. Kini mobil mewah berisikan arsen dan pengikut nya sudah memasuki area mansion. Begitu mobil terparkir. Pria itu segera meminta turun dari dalam mobil. Masuk kedalam mansion yang lagi. lagi hanya ada pelayan dan penjaga yang menyambut nya. Dalam hati arsen. Apa naomi tidak paham dengan teguran dari nya kemarin. Untuk tidak mengurung diri di dalam kamar. Apa perlu ia memberi pekerjaan yang banyak untuk gadis itu

"naomi!"teriak arsen. Namun tidak ada balasan.

"nao. Kemari."teriak arsen lagi. Namun tidak ada balasan. Bahkan batang hidung nya saja tidak kelihatan. Membuat arsen mengernyit

Sedangkan. Para pelayan mau pun penjaga. Yang mendengar teriakan arsen yang terus memanggil naomi. Semua menundukan kepalanya. Jika sang tuan bertanya. Mereka barulah akan menjawab. Karna tak ada satupun yang berani membuka suara lebih dulu. Di saat sang tuan muda terlihat sedang emosi. Seperti sekarang ini


"bibi lusi. Kemana naomi pergi? Apa dia berada di kamar nya." arsen melunakan nada bicara nya. Saat bertanya kepada seorang wanita paruh baya yang sudah lama bekerja di keluarga hernandes. Bahkan wanita paruh baya itu lah yang merawat arsen waktu kecil


Merasa namanya di panggil. Dengan hormat lusi mendekat ke arah arsen. Lalu menjawab."sekitar satu jam yang lalu. Ada seorang bodyguart. Saya tidak tau utusan dari siapa. Pria itu datang kemari untuk menemui nona naomi. Saya melihat nona naomi. Berbincang dengan pria asing itu. Lalu tak lama. Nona pamit akan pergi. Tapi nona tidak bilang kepada kami akan pergi kemana. Tuan."jelas lusi dengan suara khas paruh baya nya. Membuat arsen tidak tega untuk meluap kan emosinya

Arsen hanya mengangguk. Lalu menyuruh semua pelayan nya kembali ketempat. Setelah mendengar penjelasan dari lusi. Arsen pun segera menghubungi nomor naomi.

Dering pertama tidak di angkat. Arsen pun berdecak mulai kesal.

Mencoba menghubungi lagi dan dering kedua juga belum di angkat. Tangan kiri pria itu mulai mengepal

Dering ke tiga. Berhasil tersambung."hallo. Nao. Kemana kau pergi. kenapa tidak menyambut'ku saat aku pulang?" cerca nya tanpa mendengar lebih dulu siapa yang berada di sambungat telpon itu

"apa menyambut tuan nya saat kembali juga termasuk tugas seorang perawat? Sebenar nya naomi. Perawat'mu atau istri'mu son?" tanya suara bariton itu dari sebrang sana yang amat sangat arsen kenali

Mata pria itu membulat sempurna."daddy?"

"yes it's me." balas nya

"kemana naomi? Kenapa daddy yang mengangkat telpon. dan kenapa ponsel naomi bisa berada di tangan daddy. Kemana dia sekarang. Aku ingin berbicara dengan nya. Tolong daddy berikan ponsel-nya. Pada naomi."cerca arsen lagi dengan nada yang tegas tak ingin main main. Entah kenapa perasaan nya merasa tidak enak

"perawat tuan arsenio"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang