3. Emosi yang terkendali

426 12 0
                                    

Setelah kembali dari rumah sakit. Arsen meminta kembali ke kamar nya saja. Seharusnya naomi membantu pria itu untuk berganti pakaian nya. Memakai pakaian santai. Namun. Sampai lewat dari jam makan siang. Sang tuan muda hernandes itu tidak ada meminta. Apa pun pada naomi. Membuat sang perawat khawatir. Naomi pun berinisiatif. Membawakan hasil masakan nya untuk sang tuan



Namun. Saat sampai di lantai tiga. Dia melihat ada beberapa bodyguart dan maid disana. Entah sedang apa mereka berada di depan kamar arsen. Naomi yang penasaran pun segera menaruh nampan di tangan ke atas meja terdekat



"kalian semua. sedang apa di depan kamar tuan muda?"tanya naomi dari arah belakang. Semua nya menoleh ke arah naomi. Setelah tau jika yang berbicara itu perawat tuan nya. Mereka pun sedikit menundukan kepala.


Naomi tidak suka itu. Kenapa ia seperti nona muda di mansion ini. Karna melihat begitu para maid dan bodyguart menundukan kepala hormat pada nya


"hei. Saya bertanya pada kalian. Kenapa malah menundukan kepala. Angkat kepala kalian semua. saya sama seperti kalian. jadi tolong jangan seperti itu."ucapan naomi yang terkesan merendah bagi para maid dan bodyguart. Semua orang yang berada di situ pun tersenyum. Mereka kira naomi akan sombong karna memiliki kedudukan di atas mereka



"ijin menjawab. kami semua berada di sini. Menjaga tuan muda. Siapa tau sewaktu-waktu terjadi sesuatu. Kami sigap menolong" penjelasan salah satu maid membuat naomi mengernyit bingung


"maksud kalian apa? Kan sudah ada saya. Yang melayani tuan muda. Menyiap'kan. Semuanya."ucap naomi


"maaf nona. Kami tidak bermaksud lancang. Tapi. Di dalam sana tuan sedang mengamuk. Jadi yang bisa kami lakukan. Hanya menunggu di luar."jawab salah satu bodyguart


Sontak saja mata naomi membulat. Dengan mulut sedikit terbuka."mana kunci cadangan-nya. Saya harus masuk."dengan rasa cemas yang mendera. Naomi meraih kasar kunci di tangan bodyguart tersebut



Dengan tergesa gesa. Gadis itu membuka kuncinya. "kalian bisa pergi dari sini. Jangan ada yang melihat ke dalam."pringat naomi yang segera di angguki oleh para bodyguart dan maid disana



"tapi nona. Sebaiknya. Anda menunggu emosi tuan muda. Sampai sedikit reda. Barulah nona. Bisa menemui-nya di dalam sana. Dulu. kami belum mengerti mengenai penyakit aneh tuan muda. Kami sangat gegabah. Menghampiri tuan kedalam. Dan akhirnya beberapa bodyguart terluka. Dan maid pun sama. Terkena amukan tuan."jelas salah satu bodyguart tersebut



Naomi menghela nafas nya."kalian tenang saja dan percaya pada'ku. Semua akan baik-baik saja. Perlu kalian ingat. tuan muda tidak memiliki. Penyakit aneh. Itu hanya sebagian dari emosi-nya yang tidak terkendali." jelas naomi meminta pengertian. Rupanya para maid dan bodyguart pun paham. Mereka pergi dari depan kamar arsen


Setelah memastikan tidak ada orang lain selain dirinya. Perlahan naomi membuka pintu kamar tamaram tersebut.

Ceklek

Langkah kecil. Demi langkah pasti. Naomi. Mengedar kan pandangan nya. Saat sudah di dalam sana. Kamar arsen memang minim pencahayaan. Pria itu pernah berkata. 'aku suka jika bulan dan bintang lah yang menjadi penerang di kegelapan'ku' entah apa artinya. Hanya itu yang pernah arsen kata kan



"tuan nio."panggil naomi pelan. Sambil meraba raba menggunakan kaki. Karna minim nya pencahayaan di kamar arsen. Naomi memilih melangkah pelan. Karna takut menginjak barang berharga. karna banyak barang yang berserakan di atas lantai


Di dalam kamar. Itu tidak ada arsen. Bahkan naomi sudah mengecek kamar mandi pun kosong. Tinggal satu tempat lagi yang belum naomi cek. Yaitu balkon kamar. Yang biasa menjadi tempat. Arsen berdiam diri. Sambil memandangi ke atas langit malam



"perawat tuan arsenio"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang