14

113 4 6
                                    

Assalamualaikum

Terimakasih kasih sudah kembali, Syukron 🙏🏼🙏🏼

Aku bikin bab ini cepat mungkin, bab bab seterusnya akan lama update karena apa? Hehe ga ada paket, Afwan ya bunny😁


Enjoy this story 📖

🕊️🕊️🕊️

"E-eh kalian kapan s-sampainya?" Ucap Zaidan terbata bata

"Kunci pintu dulu kali kalo mau mesra mesraan" ucap amar menggoda mereka berdua

"Mas udah belum?" Ucap iklima yang masih setia berada di dada bidang suaminya itu

"Hahaha coba buka" ucap Amar sembari membalikkan tubuh iklima

Alangkah kagetnya iklima melihat wajah Zaidan dan Zhafira seperti tomat, sangat merah

"Waduh, mas mereka sakit saya panggilkan dokter dulu ya" ucap iklima ingin keluar dari ruangan, tapi lebih dulu di cegah oleh Amar

"Humaira, mereka ga sakit cuma nahan malu aja" ucap Amar lalu menaruh keranjang buah di nakas

"Hei, jaga bicara kamu, Amar" ucap Zaidan dengan wajah khas nya, dingin

"Hehe, santuy broo bercanda doang" ucap Amar cengesan, ia takut Zaidan marah, yang ada nanti nya ia akan diceramahi oleh Zaidan

Sementara iklima telah terduduk di sofa pinggir jendela, ia melihat lihat kendaraan yang berlalu lalang di bawah

"Mas mas, cantik banget pemandangan nya, lihat deh" ucap iklima excited, mungkin iklima menjadi seperti ini karena pengaruh kehamilan

"Iya cantik banget, tapi kayaknya cantikan kamu sih, hehe" ucap Amar menggoda

Zhafira tersenyum melihat itu sangat romantis pikir nya, sementara Zaidan memutar bola matanya malas

"Mas, coba aja mas berdiri di tengah jalan itu, terus terbang kebawa sama mobil itu, pasti lucu kan?" Ucap iklima tanpa ragu sedikitpun, ia menunjukkan mobil Alphard berwarna silver yang sedang berlalu di jalanan

"Lah nanti saya ketabrak dong, gimana?" Ucap amar sedikit ketakutan akan keinginan istri nya itu

"Gak, nanti mas cuma terbang gak ketabrak kok" ucap iklima tersenyum dibalik niqab nya

"Pft..haha" Zaidan tidak sengaja mengeluarkan tawanya yang ia tahan, yahh walaupun bergumam

"Siapa Yang ketawa?" Ucap Amar tak terima, diri nya di tertawa kan

"Siapa yang ketawa, jangan geer kamu" ucap Zaidan dengan posisi membelakangi amar, sebenarnya sejak dari tadi ia tertawa dalam diam, Zhafira pun tak percaya akan bakat suaminya itu

"Zaidan kok bisa ya ketawa nya diam gitu, lah gue kek monyet di ambil anak nya" batin Zhafira

"Mas, ayoklah mau ya, berdiri disitu terus terbang kebawa mobil" ucap iklima memohon

Amar bergetar, ia tak tega melihat istrinya sedih tapi dilain sisi ia juga takut meninggalkan iklima sendiri jika ia tiada, ia takut istri nya di ambil orang lain dan iklima melupakan Amar, ah memikirkan nya saja sudah pusing apalagi sudah kejadian, pikirnya

ZAIDAN & ZHAFIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang