baris berbaris

125 6 0
                                    


" Pegang yang bener tata,biar kamu gak jatuh" teriak ka sin dari arah berlawanan.
Dia sedang mengajari ku bermain sepeda di teman komplek dekat rumah kami.

Sudah jadi kebiasaan kami untuk bermain jika orang tua kami sibuk bekerja.
Karna rumah kami yang bersebrangan,dan umur kami yang tidak terlalu jauh,kami jadi teman dekat yang akrab.

Kak shinyu orangnya baik dan selalu jagain aku yang sedikit ceroboh.

Jika orang lain cinta pertamanya adalah ayahnya,beda dengan aku yang memilih cinta pertamanya adalah kak shinyu.
Ia aku jatuh cinta dengan kak shinyu yang tampan.
Aku tau umur kami tidak pantas untuk jatuh cinta,tapi aku menyukainya.
Bolehkan ???
Tapi aku hanya menyimpan nya di dalam hati saja,tak berani karna aku tau aku masih kecil.
Umur ku saat ini adalah tujuh tahun,sedangkan kak shin umurnya terpaut satu tahun diatas umur ku.
Iya aku tau aku masih kecil,dan mungkin ini bukan cinta,hanya kekaguman ku terhadap kak shin yang pintar dan tau segala hal.

Hari ini ayah memberikan aku sepeda,tapi dia tak pernah mengajariku bagaimana cara menaikinya.
Untunglah kak shin sudah pintar naik sepeda,dan dengan baiknya dia mau mengajariku.
Kami berjalan beriringan dengan kak shin yang menuntun sepeda,ke taman dekat komplek.
Awalnya aku takut,karna sepeda ini tidak ada roda belakangnya.
Tapi kak shin tetap memegangi belakang sepedaku saat aku mulai mengayuh pedalnya dengan pelan.

Aku harus bersyukur karna tuhan menganugerahkan ku kemampuan sedikit lebih cepat untuk menangkap hal yang di ajarkan seseorang.
Buktinya sekarang aku sudah lumayan bisa naik tanpa harus di pegangi oleh kak shin yang mungkin sudah lelah karna mengajariku selama hampir setengah jam.

" Aku bisa kak" teriak ku bangga sambil terus memegang setang sepeda untuk menyeimbangkan nya.
" Hati hati tata" teriaknya,namun dia tetap mengikuti kemana sepedaku berjalan.
Karna baru bisa,aku menjalankan sepedanya tidak terlalu cepat.
Aku bertekad harus bisa dan lancar,aku gak mau bikin kak shin kecewa.

Saat sepeda ku berjalan sedikit cepat,ada anak kecil yang berlari ke tengah jalan yang akan dilalui sepeda ku.
Dengan cepat aku mengerem agar tak menabrak anak kecil itu,tapi rupanya tangan ku oleng dan sepeda pun jatuh ke samping beserta dengan aku yang berada di bawah sepeda itu.

Ingin rasanya aku menangis karna rasa sakit yang aku dapatkan  saat kulitku bersentuhan dengan aspal taman,tapi aku malu dan tak mau di cap sebagai anak yang cengeng dan manja oleh kak shin.

" Pharita"teriak kak shin sambil berlari menghampiriku yang masih tergeletak di aspal dengan sepeda di atasku.
Kaki nya sampai di hadapan ku,membuatku mendongak menatapnya.
Kak shinyu berjongkok lalu menyingkirkan sepeda yang menghimpit tubuh ku.
Setelah sepeda berhasil disingkirkan,kak shin lalu membantuku untuk bangkit,menepuk nepuk baju kaos dan celana hotpants yang aku gunakan saat itu.
" Sakit ???" Dia menatapku dengan mata jernihnya
Menunjuk beberapa luka yang aku dapatkan akibat terjatuh itu,di siku dan di lutut ku.
Tidak banyak hanya baret sedikit,tapi sukses membuat kulit ku terasa perih.
" Sedikit" cicitku ingin menangis tapi aku tahan.
" Ayo kita pulang" ajaknya " kau bisa berjalan kan ???"
Aku mengangguk dan berjalan pelan mengikutinya yang sedang memegang tanganku.
Kita sampai di sepeda milik ku.
" Duduklah biar kakak yang bonceng" titahnya menepuk bagian belakang sepeda ku.
Dengan perlahan aku duduk di jok belakang,sedangkan dia di depan.
" Pegangan ta,takut jatuh lagi"
Tangan kecilku meraih kaos yang ia gunakan untuk aku genggam.
Dan kami pun memutuskan untuk pulang ke rumahku,dengan pelan kak shinyu membonceng ku hingga depan rumah.
Dan apa kalian tau ?? Aku benar benar kagum padanya.

***

" Pharita,kau mau kan jadi pengibar bendera ???" Tanya teman ku rora yang kebetulan adalah ketua kelas.
Wajah ku lesu mendengarnya " bagaimana kalau jadi ketua barisan saja"
" Gak bisa,kamu sudah dua kali menolak menjadi pengibar"
Rora betul,aku sudah sering menolak menjadi pengibar dengan alasan aku malu dan tak bisa,tapi sepertinya kali ini aku tak bisa menolaknya.
" Baiklah"
" Oke nanti pulang sekolah,latihan dulu di lapangan"
Aku menyetujui ucapan rora dengan anggukan,mau gimana lagi semua orang pasti kebagian menjadi petugas upacara.

Little Friends | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang