confess

24 2 4
                                    

" ngapain sih sok tebar pesona banget jadi orang,mau populer??? Makanya deketin kak taesan ???" Ujar salah seorang yang aku tak tau siapa,mungkin kami satu angkatan,karna terlihat dari bet yang ia gunakan.
" Gak takut sama kak minji ??? Gede nyali Lo" tambah seorang lagi yang sedari tadi memandang ku bengis
Aku menghela nafas " aku gak ada apa apa sama kak taesan,kalau soal kenapa dia ngajakin jalan,kalian bisa tanya langsung sama orangnya" jawabku apa adanya.
Sungguh ini yang selalu aku takutkan bila aku dekat dengan nya..takut mereka salah paham akan kedekatan kami.
Jujur aku juga gak tau apa nama kedekatan kami...
Teman ???? Sahabat??? Atu apa ????

" Sok dekat banget" dia yang aku tak tau Namanya mendorong dadaku " Lo mau ngadu sama kak taesan ???"
" Apa sih ??? Aku sama kak taesan tuh gak ada apa apa,bisa ngerti bahasa Indonesia gak sih ???" Kesal ku..
" Berani Lo ???" Dia melotot kan matanya
" Kenapa gak ???"

Kalau kalian pikir aku adalah orang yang pemaaf dan nangis jika di tindas,kalian salah,aku bisa melawan...

Dan benar dugaan ku,dia menjambak rambut panjang ku,hingga aku mendongak ke atas
" Jangan so berani sama kita,dan jangan so ke centilan sama kak taesan"
Rambutku rasanya mau lepas karna jambakan itu,perih dan dengan kesal aku menginjak kaki nya,sekeras yang aku bisa hingga dia mengaduh kesakitan
Melepaskan jambakan rambut ku,sibuk memegangi kakinya.
" Sudah ku bilang aku dan kak taesan tak ada hubungan apapun,jika kau tak percaya kau boleh tanya pada orangnya,jangan jadi orang yang bodoh yang hanya mendengar gosip tanpa bertanya atau mencari tahu dulu kebenaran nya" kesalku sambil berjalan mendekatinya " katanya bias,tapi kenapa kau tak tau banyak tentang nya ???" Aku tertawa remeh
Membuatnya hanya diam menatap ku dengan kesal.
" Semut juga bisa mengigit jika kau injak,dan aku bisa lebih kasar jika kau kasar,dan lebih baik jika kau baik"
Lalu aku pun berjalan meninggalkan mereka di taman belakang..

Dengan langkah yang berdentum,dan muka kesal aku berjalan melewati lorong yang penuh dengan bisikan dan tatapan menusuk dari mereka..
Namun aku tak peduli,aku terus berjalan meski sesekali omongan mereka menggores hati ku.
Apa mereka tak punya perasaan ???
Apa mereka tak bisa memilih kata yang tak menusuk hati orang ????
Benar mulut manusia memang tak bertulang tapi kata katanya mampu menusuk hati paling dalam..
Ingin rasanya aku menangis sekarang,tapi aku harus menahan nya,aku tidak boleh lemah..
Hingga saat aku akan berbelok, seseorang menarik lengan ku untuk masuk kedalam ruang ekskul tari.
Aku menjerit tertahan...
Namun buru buru dia membekap mulut ku dengan tangan nya
" Kak taesan ???"
" Shhhhh" dia meletakan telunjuknya di depan bibir
Aku memandangnya kesal " apa ???"
" Kamu dari mana ????"
" Bukan urusan kakak" aku hendak pergi dari ruangan itu,sebelum dia kembali menahan lengan ku
" Tunggu Ritha"
Aku menepis tangan nya yang berada di lengan ku " tolong ka,semua jadi salah paham,jika kakak gak bisa membuat masalah ini reda setidaknya kakak jangan menambah beban saya donk" kesal ku sambil menatap nya
Taesan menghela nafas panjang " maaf,aku gak bermaksud bikin kamu repot"
" Lagian maksud kakak apaan sih ??? Apa coba tiba tiba bilang gitu di depan orang orang ????"
" Aku minta maaf Ritha"
" Apa maaf kakak bisa merubah segalanya ???"
Dia diam tak menjawab ucapan ku yang kelewat kesal.
" Mulai saat ini,aku mohon jauh jauh deh kakak,aku gak mau hidup ku terganggu lagi"
Lalu tanpa menoleh aku pergi dari sana meninggalkan kak ketos di ruangan itu sendiri...







***
Di kelas mood ku hancur,hari ini adalah hari paling menyebalkan dalam hidup ku.
Hidup yang dulu damai,kini telah rusak karna Kak ketos yang sok dekat.
Padahal apa ??? Aku hanya teman nya,bahkan kami tak ada hubungan apapun.
Tapi kenapa semua orang menghakimi ku seperti itu..

Bahkan beberapa teman kelas ku ikut memandangku berbeda,tapi tak memberi kritik apapun hanya tatapan yang sedikit membuat ku gerah.
Aku jadi lebih sensitif sekarang.

" Tenang lah,jangan di ambil hati jika kau tak seperti itu" Rika berbisik padaku,karna kami sedang ada guru sekarang.
Mataku memandang nya,lalu tersenyum..
Ruka memang teman ku yang terbaik,dia bahkan tak menghakimi ku atau pun bertanya,aku tau mungkin dia bingung tentang kenapa kak taesan bisa bicara itu padaku..
Tapi aku belum siap untuk bercerita padanya.

Little Friends | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang