hukuman

24 3 2
                                    

" kak shin lihat deh,layangan nya terbang kak" aku dengan antusias nya berlarian senang Karan berhasil membuat layangan itu terbang.
Layangan yang sengaja di beli kak shin untuk kita mainkan sore ini.
Kak shin yang memandangku dari jauh hanya tersenyum,dia terlihat bahagia melihat ku tersenyum sambil membawa layangan.

Lapangan yang kami datangi memang bersebrangan dengan jalanan kompleks.
Kak shin yang juga sedang menerbangkan layangan Yanga mampu diam melihat ku yang berlarian kesana kemari
Hingga layangan yang aku pegang terus bergerak di udara.

Saking asyiknya berlari,aku lupa kalau aku berlari ke jalan raya jauh dari lapangan.
Mataku terus menatap ke atas,tapi kaki ku berjalan ke jalan raya,hingga...
" Tata awas..."
Aku berbalik, melihat ada sebuah motor yang hendak menabrak ku..
Alih alih berlari,aku malah berjongkok sambil menutup telingaku dengan kedua tangan.
Aku takut...
Ku pejamkan kedua mataku rapat rapat,berharap ini tidak akan sakit..

Brak...

Aku semakin merapatkan mataku,menutup rapat kedua telingaku.
Tapi..aku tak merasakan apapun,apakah aku sudah meninggal sekarang ???
Perlahan aku buka kedua mataku,dan pemandangan yang pertama ku lihat adalah..
Darah....
Aku menjerit tertahan,melihat darah yang mengalir di sekitar ku..
Tapi yang lebih membuat aku kaget...
" Kak shin...kakak..." Jeritku melihat kak shin yang tergeletak dengan darah yang memenuhi badan nya.

" Kak shin"
Aku bangkit dari tidur ku.
Keringat bercucuran,nafas ku tersengal sengal..

Mimpi ini lagi...

Mimpi yang selalu aku alami setiap aku memikirkan tentang kak shinyu.

Ku tatap jam yang tergantung di dinding,ternyata masih jam satu malam.
Dan aku tak bisa kembali terlelap ketika sudah seperti ini.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke dapur untuk mengambil minum.
Sandal yang aku pakai beradu dengan dingin nya lantai,hingga menimbulkan bunyi yang nyaring di tengah malam seperti ini.
Bahkan suara dispenser yang mengalirkan air dingin ke gales yang aku pegang pun terasa berisik.

" Belum tidur tha ???" Aku menoleh setelah menyimpan gelas di samping galon.
Ternyata ibu dengan mukena di badan nya,mungkin dia sudah shalat tahajud.
" Kebangun Bu"
" Mimpi buruk lagi ???" Tanya ibu sambil menghampiri ku
Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan ibu
" Mau ibu buatkan sesuatu???"
" Tidak usah Bu,aku mau tidur lagi kok" beliau mengangguk
Dan aku pun kembali melangkahkan kaki ku ke atas.

Di dalam kamar,aku mencoba untuk menyibukan diri ku dengan membuka sosial media yang mungkin dapat mengalihkan pikiran ku dari mimpi itu.

Tapi sepertinya tak ada yang menarik dari sosial media yang aku lihat, alhasil aku pun menyalakan tv di kamar ku..
Mencoba menonton drama, mungkin itu akan membuat ku tidur..
Tapi saking serunya drama yang aku tonton,hingga aku lupa kalau jam sudah menunjukan pukul tiga dini hari
" Aku harus tidur"
Mencari posisi yang nyaman,membiarkan drama itu terus berjalan tanpa aku matikan.
Biasanya itu akan ampuh membuatku tertidur.
Benar lama lama mataku memberat dan aku tertidur pulas..

" Tha...pharita..." Ibu mengetuk pintu ku keras " kamu belum bangun sayang ???"
Mendengar itu,aku langsung bangun seketika..
Melirik jam yang tergantung di dinding.
" Mampus" badan ku bangkit secepatnya " aku kesiangan Bu baru bangun" teriak ku dari dalam kamar
Tanpa basa basi lagi,aku langsung masuk kedalam kamar mandi.
Satu jam lagi pelajaran di mulai,dan aku belum mandi.
Bahkan perjalanan ku ke sekolah memakan waktu sekitar dua puluh lima menit jika menaiki angkutan umum.
Aku tidak punya motor,kendaraan kami hanya mobil punya ayah dan ibu.
Dan aku tak bisa mengendarainya.

Secepat mungkin aku bersiap,bahkan aku lupa menyisir rambut ku yang panjang..

" Tha... pharita ayo ini antar" teriak ibu dalam mobil,saat aku keluar dari rumah dengan roti bakar yang sedang aku gigit dan susu yang ada di tangan ku.
Tanpa pikir panjang aku langsung masuk kedalam mobil milik ibu sambil mengunyah roti..

Little Friends | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang