shinyu or taesan

24 2 0
                                    


Selama tiga hari ini aku gak sekolah setelah kejadian gudang itu..
Demam,dan batuk pilek
Entahlah kanapa aku bisa sakit begitu..
Mungkin shock,entahlah..

Karna belum sepenuhnya sembuh,aku pun di antar ibu pergi ke klinik yang lumayan dekat dari rumah ku.
Meski dekat,aku tetap memakai mobil milik ibu.
" Udah siap ???" Ibu membuka pintu kamar ku,aku yang sedang menggunakan cardigan di tubuhku,mengangguk sambil menyambar Sling bag yang tergantung di gantungan khusus tas Sling milik ku.
Berjalan mengekori ibu yang berjalan lebih dulu..
Selama aku sakit,ibu berhenti kerja,karna tak ada yang mengurus ku di rumah.

Ibu membuka pintu mobil untuk aku masuk kedalam.
" Pakai sabuk nya Ritha,jangan lupa" peringat ibu yang aku angguki.

Mobil ibu berjalan pelan menuju klinik tujuan,Sepanjang jalan,aku hanya melihat jendela yang menggambarkan kehidupan manusia,orang orang yang sibuk bekerja,berdagang,kurir dan beberapa pemulung yang sibuk mengubek sampah di depan rumah rumah warga.
Bahkan mobil mobil berlalu lalang dengan cepat,memburu waktu untuk sampai ke tujuan nya.

" Pacar kamu kok gak pernah kesini lagi ???" Tanya ibu sambil melirik ku sejenak dari belakang kemudi.
Mataku yang sedang fokus pada jalanan,segera berpaling pada beliau " pacar yang mana Bu ???"
Beliau terkekeh " yang waktu itu kerumah"
" Kak taesan ???"
" Iya taesan,aduh ibu lupa lagi" beliau menepuk jidatnya dengan sebelah tangan,sedang tangan yang satunya lagi sibuk dengan setirnya.
" Teman Bu,bukan pacar" koreksi ku yang membuat mata ibu menatap ku tak percaya.
Melihat reaksi ibu,aku menghela nafas panjang " serius Bu,kita temanan kok"
" Iya ibu percaya" jawabnya,tapi aku tau ibu meledak ku.
Hening sejenak,tak ada percakapan antara kami,hingga aku teringat sesuatu.
" Bu" beliau berdehem sambil tetap menatap kedepan memfokuskan diri menyetir.
" Masih ingat dengan kak shinda gak ???"
Beliau diam sejenak " shinda teman kamu kecil kan ??? Kenapa ????"
" Dia sekolah di tempat ku Bu"
" Wah bagus donk" antusias ibu,sambil menyunggingkan senyum nya padaku "kamu bisa ketemu lagi sama dia"

Aku tersenyum pahit sebelum menjawab ucapan ibu
" Tapi dia tak ingat sama Ritha Bu,dia lupa sama Ritha"
Mendengar ucapan ku,seketika ibu mengerem mobilnya mendadak,hingga aku terjerembab kedepan,untunglah aku memakai sabuk pengaman,hingga aku tidak terpentok ke dashboard mobil.
Dan untung lagi,di belakang mobil ibu tidak ada mobil yang lain,hingga tak ada yang menabrak mobil ibu dari belakang.
" Ibu" jeritku,sambil memegang dadaku kaget.
Beliau terkekeh sambil meminta maaf..
" Masa sih ta,dia gak inget sama kamu ??? Padahal kamu tetap sama seperti yang dulu" ibu mengamati wajahku dalam
" Apa mungkin dia amnesia ya Bu ??? Gara gara kecelakaan itu ???" Suaraku bergetar memikirkan kemungkinan yang terjadi setelah kecelakaan itu.
Beliau mengusap punggung ku " tenang ya Ritha,itu mungkin aja terjadi,tapi kita harus bersyukur ternyata shinda tidak apa apa"
" Tapi dia gak inget aku Bu" protes ku
" Jika Allah menghendaki shinda untuk ingat lagi,dia akan ingat lagi sama kamu Ritha"
Aku diam ibu benar,tapi bolehkah aku egois untuk meminta kak shin tetap mengingat ku.
Tetap menjadi teman kecil ku seperti dulu.
Tetap menjadi penjaga ku,menemani ku di setiap tak ada orang di rumah.
Aku kangen...kangen...banget sama kak shin..
Haruskah penantian ku selama hampir sepuluh tahun,dibalas dengan ketidak ingatan dia padaku ???

" Udah ya...kita pergi" ajak ibu sambil memajukan kembali mobilnya.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam,larut dalam pikiran soal kak shin.

Mobil berhenti di halaman klinik yang lumayan luas.
Ibu melangkah lebih dulu keluar mobil,sedangkan aku masih sibuk membenarkan letak cardigan yang melilit tubuhku,lalu menyambar Sling bag yang aku simpan di samping ku.
Menyusul ibu yang sudah berjalan duluan untuk mendaftarkan ku.
Kaki ku mendekat ke meja resepsionis yang juga ada ibu Disana sedang menyebutkan beberapa data diriku.
" Tunggu di kursi aja,ibu mau beli sarapan dulu buat kamu" beliau menunjuk sebuah kursi dekat pintu ruangan dokter,aku hanya bisa mengangguk dan menuruti semua perkataan ibu.

Little Friends | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang