#20

1.1K 69 2
                                    


Happy Reading
•••••••••••••••••••

"Halo mami papi" sapa dinda yang mendapati kedua mertuanya sedang bersantai di depan villa yang tadi malam mereka huni

"Eh ya ampun mantu mamih... Ngga nyangka mamih punya mantu secepat ini" sahut mami lian dengan raut wajah bahagianya

"Maafin anak mami ya sayang udah buat kamu kaget" sambungnya

"Ngga mau ah, nanti aja maafinnya" sahut dinda

"Waduuuh bau bau bakal pisah kamar nih" celetuk papi lian meledek

"Hmmm mulai mulai ah elah" kesal lian dan Semuanya tertawa melihat lian yang kesal

"Oh iya, adek aku mana mih?" Tanya dinda

"Didalam tuh masih sarapan dia" jawab mami lian

"Boleh aku kesana?" Izin dinda

"Boleh dong, samperin gih" sahut mami lian

Dinda pun melangkahkan kakinya menuju ruang makan villa tersebut, vila yang luas membuat dinda sedikit kebingungan mencari dapur atau ruang makan yang ada nandonya

"Cielah manten baru" ucap seseorang

Mendengarnya dinda menghentikan langkahnya dan tarnyata itu nando yang sedang menyantap sarapannya di kursi pinggiran kolam renang villa

"Iihhh pantesan gak ada mbak cariin, ternyata sarapannya disini" dengus dinda sambil menghampiri sang adik

"Gimana mbak akadnya? Lancar?" Tanya nando menaruh piring bekas sarapannya di meja samping

Dinda menatap wajah sang adik begitu lekat "Kamu ngga marah?" Tanya dinda

"Kenapa aku harus marah?" Tanya nando balik

"Kamu setuju dengan pernikahan mbak dan lian?" Tanya dinda lagi

Nando tersenyum menghadap dinda lalu menggenggam kedua tangan dinda "mbak aku sudah bilang bahkan janji sama mbak, apapun keputusan mbak maka aku akan menyetujuinya" jawab nando

"Tapi mbak belum mengambil keputusan untuk hal ini ro" ucap dinda

"Aku tau pernikahan ini terjadi atas keegoisan lian, tanpa persetujuan kedua belah pihak... tapi dari semua sikap mbak ke lian dan mas lio, itu sudah sangat cukup untuk aku yakin bahwa mbak lebih memilih siapa" jawab nando serius

Mendengarnya dinda jadi teringat lio sang kekasih yang dulu sangat amat di cintainya dan rasa bersalah itu pun muncul dipermukaan "Mbak jahat yah sama mas io?" Tanya dinda lirih

"Kalau di bilang jahat ya menurut aku itu perbuatan yang menyakitkan mbak, mas lio selalu berusaha membahagiakan mbak begitupun mbak yang selalu menjaga hubungan kalian dengan baik. tapi di lain sisi mbak juga mencari kebahagiaan di laki laki lain... itu sudah terjawab mbak,  kalau mas lio disini tersakiti" sahut nando

"Mbak takut harus mengakui semuanya sama mas io ro, mbak takut mas io marah sama mbak, mbak takut mas io benci sama mbak" tangis dinda yang sudah tak tertahan

"Mbak, semua ini terjadi selain memang kesalahan mbak sama lian, sedikit banyaknya mas lio juga salah... dia selalu menjanjikan pernikahan sama mbak tapi sudah berapa kali dia minta waktu terus karna kerjaannya"

"Aku bahagia melihat mbak bersama mas lio tapi setelah mendengar cerita mami nya lian, aku sangat amat lebih bahagia mendengar mbak bermanja tanpa malu pada lian dan aku menyadari kalau selama ini mbak tidak pernah lepas untuk mengekspresikan diri ketika bersama mas lio, bahkan sama aku sendiri sebagai adik mbak"

Mengejar Cinta Mbak DindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang