#27

1K 79 8
                                    


Happy Reading
>>>>>>>>>>>

Kini terdapat pasangan suami istri yang tengah mengistirahatkan diri di sebuah kamar yang cukup besar namun terlihat sangat minim perabotan dan dokorasi, menggambarkan bahwa seorang pria lah pemiliknya

"Bang"

"Hmmm"

"Aro kan bentar lagi selesai kuliahnya"

"Iya, terus?"

"Sebenarnya aku mau aro lanjut S2 tapi gimana yah aku gak sanggup lagi" ucap dinda

Mendengarnya lian mengkerutkan kening bingung "loh kenapa kamu yang gak sanggup? Kan nando yang jalanin" tanya lian

"Hmmm bukan itu maksud aku" jawab dinda menunduk

"Kenapa? Aku ngerti nih, kalau cara kamu bicara gini pasti ingin sesuatu. Iya kan?" Ceriga lian

"Iya... aku mau kembali kerja boleh?" Tanya dinda lirih

"Tuh kan apa aku bilang... kamu ini, permintaannya sama intro nya jauh banget, apa hubungannya coba kamu minta kerja sama kuliah nando" ujar lian geleng geleng kepala

"Iihhh ada tau, kan aku mau kerja karna aku mau aro ambil s2"

"Kenapa gitu? Kamu bosen karna nanti gak ada temannya di rumah? Kan ambil s2 jadwalnya gak sepadet mahasiswa S1 yang"

"Bukan itu abang"

"Terus apa?"

"Ambil s2 kan biayanya besar sedangkan tabungan sisa aku kerja dulu masih sedikit, jadi aku harus kerja lagi biar bisa bayarin s2 nya aro"

"Yang?" Ucap lian dengan ekspresi terheran heran

"Kenapa, gak boleh yah?" Sahut dinda semakin menundukkan kepalanya

"Iya aku gak bolehin kamu kerja lagi, gak akan pernah" jawab lian

"Huuhff yaudah deh kalau gitu aro kerja dulu aja, nanti dia nabung sendiri aja buat lanjut s2 nya" dengus dinda tak ingin memaksakan kehendak yang tak suaminya inginkan

"Bukan gitu sayang maksud aku, coba hadep sini liat aku" ujar lian membawa tubuh dinda agar berhadapan dengannya

Tanpa penolakan dinda mengganti posisinya jadi berhadapan dengan sang suami dan tak lupa ia menatap wajah pria tampan itu

"Jangan di tekuk gitu ah mukanya, aku gak suka" ucap lian mengelus pipi kiri dinda

"Oke dengerin yah tanpa di cela sedikitpun" peringat lian dan dibalas anggukan oleh dinda

"Sayang aku ini sudah jadi suami kamu dan semuanya atas kamu itu tanggung jawab aku dan aku masih ingat ucapan kamu dulu, kalau aku mau jadi suami kamu maka nando juga harus aku anggap sebagai adik aku sendiri karna kata kamu kalian berdua gak bisa dipisahkan oleh siapa pun... jadi setelah aku mengucapkan ijab qobul pada malam itu. selain kamu, nando juga jadi tanggung jawab aku sebagai suami dan kakak ipar"

"Nah termasuk mengenai pendidikan nando, itu sudah jadi tanggung jawab aku sayang. kamu gak perlu lagi memikirkan biaya pendidikannya biar itu jadi urusan aku, tugas kamu hanya belajar menjadi istri yang baik dan menjadi kakak yang selalu memberikan arahan yang terbaik untuk nando" terang lian dengan penuh ketulusan

"Loh kok nangis? Kamu bersikeras tetap mau kerja?" Tanya lian yang melihat dinda tiba tiba menangis

Yang di tanya hanya menggelengkan kepalanya tanpa menghentikan tangisannya "hey kenapa sayang? Sekarang istri ku ini jadi mudah nangis yah" ucap lian mengelus surai rambut indah istrinya

Mengejar Cinta Mbak DindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang