#22

1K 76 4
                                    


Happy Reading
>>>>>>>>>>>>


Nampak sepasang pengantin baru yang lengket bagai perangko. bagaimana tidak, sedari kepulangan mereka dari bogor sampai kini tiba dikediaman dinda, pandangan lian tak luput dari aktivitas hang istrinya lakukan

"Sayang" panggil lian

"Hmm"

"Boleh gak kalau mulai sekarang kamu panggil aku mas" pinta lian

Dinda yang mendengarnya pun menolehkan kepalanya ke arah suaminya yang duduk di atas kasur sedangkan dinda sibuk merapihkan isi lemari bajunya

"Emangnya kenapa dengan panggilan sayang seperti biasanya?" Tanya dinda

"Ngga papa, aku pengen aja kamu manggil aku mas biar aku berasa benar benar jadi suami kamu" jawab lian

"Tapi kan aku lebih tua dari kamu, aku malu manggil kamu pake mas" sahut dinda lirih

Lian beranjak dari duduknya berjalan  menghampiri dinda dan memeluknya

"Sayang, kita kan sudah menikah jadi aku minta jangan membahas perbedaan usia kita lagi yah... Sekarang aku suami kamu, imam kamu jadi apapun yang kamu lakukan harus se izin aku sama seperti dulu kamu izin ke ayah kamu"

"Jadi pleas percaya sama aku kalau aku bisa lebih dewasa dari kamu, salah satu mendukung hal itu panggil aku dengan sebutan mas yah" terang lian yang masih setia memeluk sang istri dari belakang

Dinda tersenyum mendengarnya lalu ia membalikkan tubuhnya agar berhadapan dengan suaminya "kalau aku panggil abang aja boleh?" Tawar dinda sambil mengalungkan kedua tangannya di bahu lian

"Kenapa? Kenapa maunya abang?" Tanya lian menatap lekat manik mata dinda

"Aku mau yang beda aja dan kalau aku manggil kamu mas takutnya suatu saat kamu malah cemburu karna aku manggil mas io dengan sebutan itu juga" jawab dinda serius

"Oke abang ngga usah mas" ucap lian tegas

"Dih" refleks dinda dan terkekeh

"Jadi mulai sekarang panggil aku dengan sebutan abang yah, ngga ada lagi lian lian doang" peringat lian

"Iya abang sayang" sahut dinda selembut mungkin sehingga keduanya pun tertawa sembari mengeratkan pelukan satu sama lain

Kini watunya makan malam dan semua sudah berkumpul di meja makan tanda siap untuk menyantap makanan yang tersedia

"Bang kamu mau apa?" Tanya dinda mengambil piring dihadapan lian

"Hmmm aku mau sop ayam aja sayang" jawab lian

"Dih bang? Bangkotan kah?" Ucap nando menyindir

"Anj lo" umpat lian terpancing

"Abang ih kebiasaan mulutnya gitu tarus kalau sama aro" tegur dinda

"Dianya yang gak sopan sama kaka ipar" sahut lian

"Lah orang gue nanya, lo nya aja yang emosian" sahut nando tak mau kalah

"Aro kamu juga, udah deh jangan suka gitu sama suami mbak... Kalau bisa kamu juga manggil lian dengan sebutan abang atau mas" ucap dinda

"Iihhh gak mau lah aku mbak, yang benar aja aku manggil dia abang, geli njing" sahut nando diakhiri tatapan sinis pada lian

"Belajar biasain mulai sekarang de" sahut dinda

"Sayang udah ngga papa, biarin aja dia manggil nama, ngga papa yang penting dia ngga kurang ajar aja sama aku" lian

Mengejar Cinta Mbak DindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang