#24

866 80 6
                                    

Happy Reading
>>>>>>>>>>>

"Kusut banget tu muka" celetuk papi lian

Karna ia memperhatikan sang anak dari awal meeting hingga selesai putra semata wayangnya itu tak bersemangat, tidak seperti hari biasanya yang selalu excited bertemu klien

"Tau ah, aku mau keruangan" sahut lian beranjak dari tempat meeting

"Eh enak aja main pergi pergi gitu aja... Cerita dulu sini" cegah papi lian

"Ckk gak ada yang perlu di ceritain" jawab lian

"Heleh ngga usah bohong kamu, papi tau yah kalau wajah kamu di tekuk gini kemungkinannya hanya dua... Kalau gak marahan sama dinda ya dinda nya yang marah sama kamu ahahaha" ucap papi lian tergelak tawa

Lian hanya mendelikkan matanya pada sang ayah, ia enggan meladeni papinya yang pasti akan terus terusan meledekinya

Namun dengan berbagai macam bujukan akhirnya lian menyerah dan menceritakan semua kemarahannya pada sang istri

"Yasudah kalau gitu biar papi bantu" ucap papi lian setelah mengetahui semuanya

"Gak usah lah pi, ntar makin nambah masalah yang ada" lian

"Udah tenang, papi ngga akan melakukan kebodohan tapi papi akan membantu mantu papi yang lagi kesulitan" sahut papi lian

"Lah ngebantu karna mantunya ternyata, kirain karna mau bantu anaknya" gumam lian namun masih dapat di dengar papainya hingga pria paruh baya itu terkekeh mendengarnya

"Dah ah, kamu siap siap buat gantiin papi ketemu kolega buat makan siang nanti"

"Loh kok aku? Gak ah orang dari awal perjanjiannya papi yang menghadiri" tolak lian

"Gak kamu aja, lebih pentik urusan mantu dari pada kolega" sahut papi lian lalu ia pergi dari ruangan meeting tersebut

"Dih malah dia yang ninggalin" gumam lian sendiria karna hanya tersisa dirinya di ruangan itu

Tiga puluh menit kemudian papi lian tiba di kediaman menantunya dan benar saja di sana ia menemukan mobil yang ia hafal itu adalah salah satu mobil yang dipunyai lian

"Dinda sudah menikah" ucap papi lian ketika sudah berdiri di ambang pintu rumah menantunya itu

"Siapa anda?" Tanya lion karna ia tak mengenal orang tersebut yang tiba tiba ada di ambang pintu

"Anda tidak perlu tau siapa saya, yang anda perlu tau dia sudah memiliki suami" sahut papi lian menunjuk kearah dinda

"Maaf sepertinya anda salah rumah, karna ini rumah kekasih saya dan dia belum menikah" peringat lion masih dengan nada ramahnya

"Dinda apa kamu masih belum bisa untuk mengatakan yang sebenarnya?" Tanya papi lian yang mengiraukan ucapan lion

Dinda menundukkan kepalanya, ia merasa takut dan malu kepada mertuanya yang selama ini sudah sangat baik padanya "Maaf pih" jawab dinda lirih

"Pih?" Bingung lion

"Siapa dia dek, kamu kenal?" Tanya lion

Tak ada jawaban dari dinda ataupun nando, kaka beradik itu seolah tak bisa mengeluarkan suaranya

"Ayo ikut saya" ucap papi lian melangkahkan kakinya menuju ke arah ruang keluarga

Karna orang yang ia ajak tak mengikutinya, papi lian menggentikan langkahnya dan memutar balik badannya ke arah ruang tamu "nama anda lion kan? Mari ikut saya, biar saya kasih tau semua yang seharusnya kamu ketahui" ucapnya lagi

Mengejar Cinta Mbak DindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang