#17

1K 59 3
                                    


Happy Reading
>>>>>>>>>>>

Terasa sudah cengkraman di pergelangan dinda terlepas hingga membuat dinda membuka matanya dan dapat melihat wajah pria yang menariknya tadi

Pria tampan dengan mata teduhnya hingga mampu menghipnotis separuh kesadaran dinda bahkan siapapun yang memandangnya

"Li... lian" ucap dinda lirih

"Maaf bisa aku keluar?" Izin dinda stelahnya

Ya pria itu adalah lian kekasih kedua adinda salsabil yang sudah beberapa hari ini ia hindari

Lian tak ada niatan untuk membalas ucapan dinda, ia hanya termenung menatap intens wajah cantik wanitanya, wanita yang ia rindukan dua minggu belakangan ini

"Hallo lian, bisa tolong buka kan pintunya? Mbak mau keluar" ucap dinda lagi dengan hati hati karna ia tak ingin berlama lama dihadapan lian, takutnya dinda tak sanggup menahan diri untuk tidak memeluk pria itu

"Apa password nya masih sama?" Lagi lagi dinda yang bicara lalu ia melangkahkan kakinya menuju pintu unit tersebut

Belum sempat dinda memasukkan password nya namun lian sudah memeluknya dari belakang bahkan menenggelamkan wajahnya di bahu dinda hingga dinda merasakan basah pada jilbab dan bahunya

"I miss you" ucap lian lirih sambil mengeratkan pelukannya di perut dinda

"I mis you"

"I miss you"

"I misa you sayang" racau lian dengan tangisnya yang tak kunjung berhenti

Karna tak mendapatkan respon apapun dari dinda, lian mengangkat kepalanya dan melepaskan pelukannya namun dengan cepat ia membalikkan tubuh dinda kehadapannya

"I miss you" ucap lian lagi mengelus pipi dinda

"Sayang aku sangat rindu kamu... i miss you adinda salsabil" lalu lian tanpa izin memegut bibir dinda hingga dinda membelalakkan kedua matanya tak menyangka atas tindakan lian

"Awss" rintih dinda ketika lian menggigit bibir bawahnya

Mendapat peluang atas mulut dinda yang terbuka, lian mengambil kesempatan itu dengan memasukkan lidahnya untuk menyapu semua isi didalam mulut dinda

Decapan demi decapan memenuhi isi unit apartement lian, sunggu begitu kuatnya lian memeluk pinggang dinda hingga dinda tak dapat celah untuk menghindari permainan lian

Menyadari dinda kehabisan nafas barulah lian melepas pegutannya namun tak di sangka oleh dinda bahwa lian benar benar tak memberinya celah karena lian kembali memegut bibir dinda kala melihat dinda sudah bernafas dengan teratur

Merasa puas atas permainannya baru lah lian melepskan pegutannya dan melonggarkan tangannya di pinggang dinda

"Gila, kamu gila" ucap dinda dengan ekspresi wajah marahnya

Lian tersenyum mendengarnya "aku memang gila sayang, dua minggu kamu menghilang mampu menghilangkan kewarasanku juga salsa" jawab lian lembut sambil tersenyum menakutkan

"Aku mau keluar" ucap dinda lagi menghiraukan ucapan lian

"Ngga sayang, aku gak akan biarkan kamu pergi lagi dari aku... kamu akan disini selamanya sama aku" jawab lian dengan ekspresi yang masih menakutkan bagi dinda

Mengejar Cinta Mbak DindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang