#18

1K 68 7
                                    

Happy Reading
>>>>>>>>>>>

"Mbaaak" ucap nando excidet menyambut sang kakak yang berdiri di ambang pintu rumah

"Mbak astaga mbak akhirnya pulang juga"
dengan sigap nando mendekap tubuh dinda dengan erat

"Aro masuk dulu yuk, gak enak kalau di depan pintu gini" ajak dinda agar nando melepaskan pelukannya namun tak sedikitpun nando melonggarkan dekapannya

"Hey kok nangis" tegur dinda mengelus punggung sang adik

"Aku kangen mbak, maafin aku" ucap nando lirih

"Yaudah lepasin dulu yah pelukannya, kita masuk yuk" ajak dinda lagi dengan lembut

Nando dengan rasa rindu dan bersalahnya itu sangat enggan melepas kan tubuh sang kaka dari pelukannya bahkan ia tak memperdulikan permintaan dinda untuk melepaskan pelukannya terlebih dulu

"Woy lepas, engap itu cewe gue" tegur lian memukul pelan lengan aro agar dapat terlepas

"Eehhh maaf mbak aku gak sengaja" ucap nando kemudian setelah menyadari bahwa dinda sungguh susah bernafas dan dibalas senyuman dan anggukan oleh dinda

"Gak mikir banget kalau meluk" dumel lian

"Brisik lu... ngapain juga kesini, ganggu aja" sahut nando menatap lian sinis

"Dih gak tau berterimakasih lu" lian

"Isssh berisik deh, udah ayo masuk" tegur dinda

"Lagian kenapa juga mbak bawa dia kesini, kan aku cuman perlu mbak bukan dia juga" adu nando manja

"Heh bocah, mbak lu mau balik kerumah juga karna bujukan dari gue yah... kalau lu gak suka yaudah gue bawa lagi ini mbak lu kerumah gue" kesal lian

"Ah elah dasar pamrih" sahut nando lalu merangkul bahu dinda untuk mmebawanya keruang keluarga

"Berat tangan lo nangkring di bahu cewe gue" tegur lian yang ditinggalkan di ambang pintu

"Bacot" sahut nando dengan mengacungkan jari tengah nya keatas

"Awas aja lu ntar kalau gue udah nikahin salsa, gue kekang lu sampai gak punya cewe" ucap lian lirih lalu menyusul nando dan dinda kedalam

Sesampainya di ruang keluarga, lian kembali melihat pemandangan saling berpelukan kakak beradik tersebut, namun kali ini sama sama memberikan pelukan nyaman dan tenang hingga membuat lian tersenyum melihatnya

"Mba" ucap nando melepas pelukannya dan salsa menatap sang adik

"Maafin aku ya mbak, aku udah buat mbak sakit hati atas ucapan aku waktu itu... aku menyesal mbak, aku minta maaf" ucap nando serius dengan hati terdalamnya

"Aro, adek mbak yang paling ganteng, maafin mbak juga yah sudah buat kamu kecewa... maaf juga sudah buat kamu gak fokus sama skripsian kamu karna sibuk mencari mba" sahut dinda yang juga meminta maaf pada sang adik

Nando menggelengkan kepalanya "ngga mbak, mbak ngga salah, aku yang kurang ngertiin mbak sehingga mbak mencari tempat kenyamanan di orang lain" ucap nando lagi

"Janji yah setelah ini selesaikan kuliah kamu, jangan memikirkan hal lain dulu... mbak mau liat adik mbak sukses diusia muda" ucap dinda

"Aku janji tapi mbak juga harus janji ngga boleh tinggalin aku lagi... cukup kali ini aja" pinta nando juga

"Gak bisa dong, kalau kita udah nikah kan mbak kamu bakal tinggal sama gue" kini lian yang menimpal percakapan kakak beradik tersebut

"Lian" tegur dinda dengan menatapnya tajam

Mengejar Cinta Mbak DindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang