24. not enough

2.5K 176 40
                                    

(irrad pov)
Sore ini tidak begitu cerah, awan hitam menutupi langit biru itu sejak beberapa menit yang lalu.
mobil yang kunaiki melaju kencang, kami menuju ke MPL ARENA, tentunya untuk bertanding.

hanya brusko dan clay saja yang mengeluarkan suaranya kali ini, seisi mobil cukup mendengarkan.
begitu juga dengan ku,
hening mendengarkan mereka yang bertukar kata.
sambil memperhatikan layar handphone, ibu jari ku terus menarik layar itu ke atas, membuat beberapa komentar mulai terlihat.
beberapa cacian, bahkan ucapan semangat ada disitu. salah satu nya mungkin bertuliskan seperti,

"PH goblok, pulangin aja, retri kampung kok dipake!"

aku tahu, komentar itu merujuk padaku, semenjak pindah ke tim esport ini, yang ku lakukan hanyalah membaca kritikan mereka.
ini bukan pertama kalinya aku mendapatkan kritikan atau bahkan hujatan, hal seperti ini sudah sering ku alami saat berada di tim esport lama ku, RSG. yang mungkin orang-orang belum mengenal ku saat berada disana.

daripada memikirkan hal ini, seperti nya aku harus segera turun sekarang, karena match pertama kami akan dimulai sepuluh menit lagi.
baiklah,mungkin sekarang aku akan sedikit lebih gugup dari biasanya.

tidak, aku selalu gugup.

kami melewati ruang diskusi tim yang akan kami lawan tadi. ya, ONIC. langkah ku mulai cepat saat rombongan itu hampir meninggalkanku. padahal kepala ku hanya menoleh sebentar saja.

hingga seorang pemuda bertubuh tinggi dengan rambut yang di tata rapi, berjalan melewatiku, tepatnya disampingku, dari arah yang berlawanan.
jujur saja, aku masih mempunyai dendam padanya, saat ia meninggalkanku dalam tidurnya yang disebabkan oleh alkohol yang membuatnya mabuk. si idaman para wanita itu, kairi.

dia hendak menghentikan langkah cepat ku. aku sudah menduganya sejak awal, tatapannya seperti orang yang melupakan semua kesalahannya dalam kedipan mata. aku memperhatikan wajahnya, bibirnya seperti ingin menyapa wajah ku yang kaku, namun aku memalingkannya.

untung saja, kali ini skylar menarik tanganku, yang membuat kami menjauh, layaknya seperti apa yang kuinginkan.
mungkin ia mendengar suara hati ku yang meronta, *tolong bawa aku menjauh dari orang ini*

hentikan, itu terlalu dramatis.

skylar tidak mengatakan apapun saat menarik tanganku, aku bahkan melihatnya menatap kairi dengang sinis, beberapa detik yang lalu.
hingga langkah ku terhenti karena rombongan tim ku yang berhenti berjalan, ternyata kami sudah tiba di atas stage, aku bahkan tidak menyadari itu.

setelah berjabat tangan dengan perasaan yang tidak ikhlas, akhirnya kedua tim duduk di kursi masing-masing.
aku menatap para penonton, wajah mereka tidak terlalu dramatis kali ini. mungkin setelah mengetahui bahwa tim yang akan kami lawan adalah si pemuncak klasemen nomor dua dalam season ini.
aku selalu benci klasemen sementara.
namun wajah ku tidak kalah serius dengan skylar, tentu saja, ini minggu terakhir yang akan menentukan bahwa kami akan lolos playoff, atau tidak.

meskipun aku tahu bahwa tim ini selalu lolos. namun itu tidak menutup kemungkinan terjadinya hal-hal buruk, bukan.
sialnya, sifat pesimis ku lebih tinggi.

aku menoleh pada skylar, wajah nya juga terlihat serius.
draftpick akhirnya dimulai, suasana begitu tegang sekarang. sensasi ini membakar ku lebih dulu.
aku menuruti segala perintah yang di berikan oleh coach zaya. jujur saja, kami hanya bisa mengandalkannya sekarang.
aku juga sudah mengevaluasi draftpick kemarin, jadi, mungkin ini akan sedikit membantu.

hingga akhirnya kami sampai di match pertama. aku berharap banyak sekarang. headset yang ku pakai menutupi suara penonton yang bersorak, sekarang waktuku hanya untuk fokus.

'LITTLE ONE' || skylar x irrad || fiction|| not real ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang