27. The wind brought you to me

358 47 13
                                    

Skylar membawa tubuh irrad dalam dekapannya sambil memanggil namanya beberapa kali, berusaha untuk membuat ia keluar dari pikirannya yang kacau sehingga ia kembali sadar. Tangannya meraba-raba kepala Irrad dengan lembut sambil terus memanggil namanya dengan pelan berusaha untuk membuatnya sadar. Skylar terlihat sangat khawatir melihat keadaan irrad saat ini yang jelas tidak dalam keadaan sehat.

" rad!!... rad."
Irrad terus berusaha untuk melawan Skylar yang menahan dirinya dengan gerakan memberontak serta mencoba untuk menghindar melihat ke arahnya. Namun, Skylar dengan tegas membawa kepala Irrad yang membuatnya berhadapan dengan wajahnya serta terus membawa pandangan Irrad, memaksanya untuk tidak melihat kemana mana lagi.

skylar yang awalnya hanya ingin melihat senyuman pacar kecilnya, dibuat bingung dengan keadaan irrad yang seperti ini.
tetapi itu tidak membuatnya menyerah, dirinya selalu meyakinkan irrad bahwa ia tidak sendiri.

Skylar dengan lembut memegang kedua pipi Irrad serta mencoba untuk berbicara dengannya dalam usaha untuk membuatnya lebih tenang atau bahkan memberikan respon apa pun. Ia membawa kepala irrad sekitar beberapa centi sehingga membuat pandangan mereka lebih dekat dan pandangan matanya melihat dalam-dalam ke dalam mata Irrad.
" look at me. what's wrong? " tanya skylar.
Irrad berusaha dengan keras untuk menahan isak tangisnya sehingga tidak terlihat oleh Skylar, meskipun itu membuatnya sangat sulit untuk bahkan berbicara beberapa katapun. Matanya terlihat merah akibat air mata yang terus muncul serta wajahnya yang terlihat sangat terluka akibat perasaan negatifnya tersebut. Ia mencoba untuk meredakan bibirnya yang mulai gemetar akibat emosi sehingga membuatnya sulit untuk berbicara.

Skylar dengan lembut membawa tangannya untuk mengelus punggung Irrad sembari membawa tubuh mereka lebih dekat agar ia lebih leluasa untuk memeluk Irrad.

"i'm fuckin- tired.."
Irrad menyembunyikan wajahnya di bahu Skylar, ia selalu merasa tidak cukup puas dengan hal ini.
Skylar hanya diam, tangannya mengusap surai hitam itu.
mencoba memberikan rasa aman untuk Irrad. Tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang selain menerima kepahitan itu.

02.30 AM

tubuh mereka saling memeluk erat, terbaring di atas kasur yang tidak lagi empuk. mereka berusaha untuk mengerti keadaan satu sama lain, dalam perihal melepaskan atau bertahan.

Irrad sudah menjelaskan semua nya kepada Skylar, dengan suara yang perlahan dan bergetar setelah beberapa kali mengeluarkan isak tangis.
Skylar memang terkejut, tetapi ini bukan saatnya untuk memperkeruh situasi, ia tidak ingin Irrad menjadi lebih parah dari ini.

dengan kedua perasaan yang sama kacaunya, sorot mata yang kian mendekat. Irrad menenggelamkan wajah yang lemah itu di ceruk leher Skylar. Apapun yang menghadapi mereka sekarang, rasanya tidak adil jika harus berpisah secepat itu.

mereka memilih untuk menenangkan perasaan masing maisng sebelum mengambil jalan keluar yang beresiko.

malam yang tidak tenang lagi dikala itu, memaksa keduanya untuk membuat keputusan yang sulit untuk diterima.
jelas saja, siapa yang akan bertahan melalui hubungan dengan jarak yang sangat jauh? antar dua negara.

"kita bakal ngelewatin ini."
ucapnya malam itu, tanpa tahu apa yang akan mereka lalui selanjutnya.

Irrad tidak merespon, ia hanya memikirkan cara agar perasaan mereka tidak tersakiti jika keduanya tidak sanggup dengan keputusan rumit ini. kelopak matanya masih terbuka,
mereka hanya mempunyai satu sama lain di gelap gulita hari ini.

"mungkin udah waktunya, ya?"

___________

cuaca cerah tertutup oleh awan putih, selimut yang katanya lembut malah terasa kasar pagi itu.

'LITTLE ONE' || skylar x irrad || fiction|| not real ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang