160524♠ 119

867 103 25
                                    

"Maaf"

Satu kata yang James lontarkan saat terbaring di brankar rumah sakit bersama Juna, paska perkelahian itu wajah tampan mereka berubah menjadi babak belur, mau tidak mau mereka harus berobat ke Rumah sakit atas usul Rui.

Jefry sudah pergi karena mendapat panggilan kerja selepas mengantar mereka berdua ke rumah sakit, sedangkan Marcel sedang mengurus administrasi mereka berdua.

"Gue yang salah, lo bener, gue emang pengecut" Jawab Juna lemah dari brankar sebrang

"Kenapa lo nggk ngejar Jila? " Tanya James

"Setelah gue pikir-pikir, lebih baik gue ngelepasin dia, kalau dia terus didekat gue nyawa dia bakal terancam" Balas Juna

"Emang Jila keberatan di sisi lo? " James

"Kalau saya dalam bahaya, boss pasti dateng kan? Jadi saya gak perlu takut dan khawatir" Jila

Juan selalu ingat dengan ucapan polos yang terlontar dari bibir mungil itu, bagaimana bisa Jila menaruh harapan yang begitu besar kepada orang ae pengecut dirinya? Juna selalu tertawa getir jika mengingat lelucon itu

"Jila gak pernah keberatan, gue yang takut gak bisa jagain dia" Juna

---

"Kenapa saya mikir kalau nih ketua poldevon orang yang paham medis ya boss? Apa komplotan poldevon itu punya backingan orang didunia medis? " Tanya Arji

Jefry yang awalnya termenung pun membulatkan matanya terkejut saat mendengar pendapat Arji.

"BINGO! " Teriak Jefry membuat beberapa personilnya terkejut, bahkan Arji saja ikut terjengkang dari kursi

"Kalian inget nggak sih kalau dokter Rui pernah bilang, team poldevon punya racun yang mebunuh? " Tanya Jefry yang diangguki setuju oleh seluruh personilnya

"Lagi, tersangka atas nama Guntur yang kita bebasin kemarin, pulang dari sini dijemput mobil ambulance dan lagi kematian guntur itu dipalsukan untuk menghilangkan jejak" Jefry

"Jangan lupa sama keterengan Juna yang bilang kalau dia nyium bau obat-obatan menyengat didalam pabrik semen itu! " Arji

"Menurut lo apa yang harus kita lakuin sekarang? " Jefry mulai membuka papan reklame untuk menguraikan kasus poldevon dan keluarga Farelie

"Pertama kita harus cari tahu saksi dan rumah sakit mana yang melakukan autopsi mayat palsunya Guntur dan kedua kita harus buka lagi kasus bunuh diri Dokter Yosh, karena dokter itu juga ada sangkut pautnya sama komplotan poldevon, bisa aja dia diamcam kan? " Arji

Jefry menepuk pundak personil tampannya itu.

"Lo selalu bisa diandelin si ji! " Jefry

"Ohh ya dan satu lagi!!! Kamera CCTV yang ditemuin pak Marcel di bunker, meskipun kita udah kehilangan id dan jaringan Nirkabel nya kita bisa lacak nomor seri dimana CCTV itu diperjual belikan, ya kan? Hasil analisisnya harusnya keluar siang ini" Arji

"Tunggu apa lagi? kita ke department analisa sekarang! " Jefry

---

Malam ini tak begitu dingin, Juna duduk di tepi kolam renang ditemani oleh beberapa bintang dan bulan yang tampak bersinar terang diatas sana.

Sekitar seminggu lamanya, Juna selalu murung setelah mendengar kepergian Jila yang kembali ke swiss.

"Apakah kamu bahagia disana? Aku harap iya Ji" Lirih Juna sambil menatap layar handphonenya, disana menampilkan ruang obrolan chatnya bersama Jila yang sudah lama tidak berinteraksi.

BOSS AND HIS BODYGUARDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang