chapter 4 (Blue Moon)

137 18 0
                                    

Hyunjin pov's

Sudah lebih dari setahun berlalu sejak hyunjin melihat kedua serigala itu, sejak saat itu dia selalu menyempatkan diri untuk pergi ke sungai tempat dia melihat kedua serigala itu bermain. Dia tidak tau sejak kapan kebiasaan ini di mulai, namun setiap kali dia sedang membutuhkan waktu untuk menenangkan pikiran tanpa sadar dia selalu pergi ketempat itu, selain karena pemandangannya yang terlihat cukup indah, mendengarkan suara air mengalir membuat pikirannya menjadi lebih tenang. Dia selalu duduk ditepi sungai mengayunkan kedua kakinya kedalam air, ataupun hanya dengan memeluk dirinya dengan melipatkan kakinya kendadanya memperhatikan bayangannya sendiri yang terlihat pudar di atas air mengalir itu.

Hari ini tampak berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Sudah beberapa bulan berlalu sejak dia tinggal sendiri di rumah yang sudah lama dia tempati bersama gurunya. Sesaat setelah gurunya mendapatkan sebuah surat dari ibunya dia langsung pergi tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut kepada Hyunjin apa yang terjadi. Hyunjin berpikir bukankah seharusnya sudah waktunya orang tuanya untuk menjemputnya dan membiarkannya pulang ke rumahnya? Dia sudah terlalu lama tinggal disini, hyunjin sangat ingin kembali pulang ke rumahnya, namun dia juga tidak bisa memaksa orang tuanya disaat mereka sibuk dengan hal yang bahkan hyunjin tidak tau hal apa yang sebenarnya mereka kerjakan. Memikirkannya membuat Hyunjin merasa tidak tenang, rasa khawatir, sedikit kecewa karena orang tuanya menyembunyikan sesuatu yang penting darinya, dia menjadi lebih stress karena dia tau dia tidak bisa memaksa mereka untuk memberitahu hyunjin semuanya. Oleh karena itu dia lebih sering menghabiskan waktu di sungai yang dia temukan menenangkan pikirannya sambil berharap orang tuanya akan tiba-tiba datang untuk menjemputnya. Dia memperhatikan kalung yang di berikan oleh gurunya dulu entah kenapa perasaannya sedikit khawatir saat dia mempwrhatikan kalung yang dipakainya itu.

Tidak terasa matahari perlahan-lahan menyembunyikan cahayanya. Ketika akan kembali pulang dia melihat seseorang yang sedang bersembunyi memperhatikan rumahnya, orang itu memakai pakaian serba hitam serta sebuah pedang yang terpasang disisi kiri tubuhnya, orang itu sepertinya belum menyadari bahwa persembunyiannya sudah terbongkar. Perasaan hyunjin menjadi tidak enak disaat dia melihat orang itu, dia segera berbalik untuk kabur, namun sebelum dia bergerak dia merasakan sebuah pukulan yang cukup keras di belakang lehernya. Pukulannya sangat keras namun hyunjin masih bisa menahan dirinya agar tidak pingsan dan jatuh ketanah, dia mundur beberapa meter membuat jarak dari orang yang menyerangnya, perlahan dia membalikan tubuhnya melihat orang yang menyerangnya, sebelum dia bisa melihat wajahnya orang itu tiba-tiba kembali menyerang hyunjin berusaha melawan kembali dengan sedikit kewalahan akibat rasa sakit yang masih bisa dia rasakan ditubuhnya.
" Apa yang kau inginkan", dia berusaha menghindari tebasan pedang yang diarahkan kepadanya.
" Katakan apa tujuanmu datang kesini, siapa yang menyuruhmu" wanita itu tidak menjawabnya.
Hyunjin berusaha untuk menyerang balik orang itu namun serangannya dapat di hindari dengan mudah olehnya. Hyunjin melihat orang yang sedang menyerangnya terlihat sudah terlatih dengan baik, dia sedikit kesulitan menghindar disaat serangan-serangan yang diarahkan oleh orang itu kepadanya semakin menjadi-jadi dia sedikit bersyukur karena refleks tubuhnya yang sangat bagus dan juga berkat beberapa latihan bela diri kecil yang diajarkan oleh gurunya dia bisa menghindari serangan-serangan itu sehingga tidak melukai tubuhnya. Melihat lawannya jauh lebih kuat darinya Hyunjin berusaha memfokuskan kekuatannya di telapak tangannya sehingga aura berwarna merah menyelimuti tangannya. Dia melihat sedikit celah saat wanita itu akan menyerang dirinya dengan cepat Hyunjin menendang perut wanita itu sehingga membuatnya terdorong cukup jauh, wanita itu terlihat menahan sakit di perutnya dan memuntahkan sedikit darah menahan tubuhnya dengan pedang agar tidak terdorong lebih jauh lagi, disaat dia lengah hyunjin tidak menunda kesempatan untuk menyerangnya. Disaat dia akan menyerangnya tiba-tiba dia merasakan sebuah tusukan di bagian pahanya. Dia melihat sebuah jarum yang menancap di sisi kiri pahanya, seketika kepalanya menjadi terasa berat sehingga dia terjatuh ketanah dan pandangnya perlahan-lahan menjadi gelap. Sebelum dia sepenuhnya kehilangan kesadarannya dia merasakan seseorang yg turun dari atas pohon menghampiri mereka berdua.

Home [Chanjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang