Chapter 5 (Royal blood Bag I)

133 15 2
                                    

Hyunjin mulai tersadar dari tidurnya peluh masih membasahi tubuhnya dia mengingat semua kejadian yang dia alami. Saat dia melihat sisi jendela kamarnya hari sudah gelap, bulan sudah berada di titik puncaknya.
"Lihat siapa yang sudah bangun"
Hyunjin tersentak kaget, lalu menoleh ke tempat sumber suara itu berada, dia melihat seorang pria dengan pakaian yang cukup mewah duduk di kursi yang berada di sebrang tempat tidurnya berada.

Dia melihat dua orang yang berdiri di belakang orang itu. Orang itu memakai pakaian hitam dengan bordiran yang terbuat dari emas serta sebuah syal yang terbuat dari sutra berwarna merah terlampir di pundaknya. Hanya dengan sekali lihat Hyunjin bisa mengatakan bahwa dialah pemilik tempat ini, sementara dua orang lainnya memakai seragam berwarna hitam khas seorang penjaga.

Hyunjin hanya menatap pria di depannya tanpa memgucapkan sepatah kata pun. Perlahan pria itu bangkit dari kursinya lalu menghampirinya, dia bisa melihat tatapan waspada dari kedua penjaga di belakangnya saat pria itu duduk di ujung samping tempat tidurnya, mata mereka menatap hyunjin seolah dialah yang paling berbahaya diantara mereka semua. Pria itu memperhatikan wajah hyunjin, perlahan hyunjin bisa merasakan tangan pria itu menyentuh rambut yang menutup wajahnya dengan jarinya lalu tersenyum sedikit miring ketika melihat wajahnya. Pria itu memperhatikan wajahnya cukup lama hingga jarinya turun mengangkat dagu hyunjin untuk menatap matanya. Pria itu memiliki mata berwarna merah menyala berambut pirang dia tersenyum memamerkan taringnya seolah mengejek hyunjin atas ketidak mampuannya. Disisi lain Hyunjin masih belum bisa sepenuhnya mengumpulkan kesadarannya sehingga dia tidak begitu sadar apa yang terjadi. Pikirannya masih terasa berkabut akibat rasa lelah atas kejadian-kejadian yang datang secara bertubi-tubi kepadanya.

"Melihatmu tumbuh dengan begitu cantik aku masih tidak percaya kakak ku berhasil merawatmu dengan cukup baik, senang bertemu denganmu keponakanku" pria itu masih menatap matanya dan mencium punggung tangan hyunjin dengan lembut.
Mendengar hal itu membuat kedua bola matanya membulat. Apa dia tidak salah dengar? Kakak? Keponakan? Apa orang yang berada di depannya ini adalah adik dari ibunya, lalu kalau begitu bukankah dia adalah paman Hyunjin? Satu hal yang dipikirkan Hyunjin saat ini, 'kalau dia adalah pamannya kenapa dia melakukan ini semua kepadanya? menculik dan menyekapnya'

"Pa man?" Dia bersuara dengan sangat lemah nyaris tidak bisa terdengar oleh indra pendengaran. Namun pamannya itu masih bisa mendengar ucapannya.
Tenggorokannya terasa sangat kering, dia sangat membutuhkan darah saat ini. Tanpa hyunjin sadari dia terus menatap leher pria di depannya matanya kembali menggelap dan sekilas mengeluarkan cahaya merah dia berusaha menjangkau pria di depannya dengan begitu cepat. Namun pria itu berhasil menghindar. Hyunjin melihat kedua orang berbaju hitam yang berdiri di belakang pria itu kini berada di hadapannya sambil mengarahkan pedang mereka kearahnya. Namun pikiran hyunjin masih terlalu berkabut untuk memahami situasi yang terjadi, dia hanya ingin segera menghilangkan rasa hausnya saat ini, tubuhnya sudah terlalu lelah dan juga kekuatan didalam tubuhnya seolah semakin mendorong hyunjin untuk segera menghilangkan rasa hausnya. Hyunjin mendengar suara gebrakan pintu di depannya. Seseorang masuk keruangan itu dan berlutut di depan pria yang tadi diserangnya.

"Yang mulia apa anda tidak apa-apa"
Hyunjin tidak dapat melihat wajah pria yang datang itu, namun saat mencium aromanya dia tau pria itu adalah orang yang membawanya kemari, matanya kembali semakin menggelap dia sudah tidak bisa mengendalikan kekuatannya lagi. Sesaat dia mencium aroma itu lantas hyunjin berusaha untuk menyerang pria itu, dia menarik rantai-rantai yang mengikat dirinya, kini auranya benar-benar keluar tanpa terkendali sehingga rantai yang mengikatnya hancur. Dengan cepat dia berhasil menyingkirkan kedua penjaga didepannya dan bergegas menyerang pria di depannya. Kejadian itu terjadi hanya dengan seperkian detik, menyadari sesuatu datang mendekat kearahnya pria yang sedang berlutut itu berdiri dan menahan serangan hyunjin dengan kedua tangan yang disilangkan tepat didepan wajahnya membuat sebagian darah keluar dari lengannya. Sementara pria yang satunya kembali duduk di kursinya seolah kejadian itu bukanlah sebuah ancaman besar baginya.

Home [Chanjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang